Friday 17 June 2016

Kong Hu Cu – Kongfusianisme – Pendukung dan Pengeritik Pada Zaman Pra-Dinasti Qin 551 – 221 SM
Jilid III

( 2 )

Tokoh-Tokoh Yang Mewakili Daoisme
Dari Yangzhu杨朱 Hingga Ke Lao-Zhuang老庄

Pada tulisan yang lalu telah diceritakan bahwa Daois adalah filosof dari kaum ‘Petapa隐士yinshi’, mereka mengusulkan untuk tidak mengabdi kepada penguasa kala itu, mereka juga perihatin dan menaruh perhatian dengan keadaan kala itu dengan mengusulkan ‘Tidak Berbuat/Acuh消极无为xiaojiwuwei’.


Daois Periode pertama diwakili oleh Yang Zhu(杨朱) yang memberi gagasan ‘Individu dan Masyarakat harus setara’, masyarakat dan individu saling tidak dikorbankan. Masyarakat yang ideal adalah manusia sebagai individu dalam masyarakat tidak harus mengorbankan kepentingan pribadinya. Negara dan masyarakatnya juga tidak mengorbankan kekayaan negaranya untuk dijadikan kekayaan pribadi penguasanya. Jika setiap orang tidak perlu mengorbankan kepentingan pribadinya, setiap orang tidak perlu menyerahkan kekayaan dan kepentingan pribadinya untuk masyarakat, maka masyarakat yang demikian ini adalah masyarakat yang paling ideal didunia.
(损一毫利天下不与也   悉天下奉一身不取也    人人不损一毫   人人不利天下    天下治矣 《列子 杨朱篇》sun yi hao li tian xia bu yu ye, xi tian xia feng yi shen bu qu ye, ren ren bu sun yi hao, ren ren bu li tian xia , tian xia zhi yi).

Daois Periode kedua dan ketiga diwakili oleh Laozi dan Zhuangzi, apakah gagasan mereka dalam menghadapi keadaan kacau kala itu? Marilah kita bahas apa dan bagaimana menurut para cendikiawan zaman sekarang.

Diatas ini telah diberi gambaran siapa itu Laozi老子 dan Zhuangzi庄子, kedua tokoh ini sering disandingkan menjadi satu menjadi Lao-Zhuang老庄.  Menurut cendikiawan siapakah Laozi itu sebenarnya masih banyak diperdebatkan, karena sumber catatan tentang beliau banyak sekali, masing-masing tidak seragam. Pada saat zamannya Xima Qian司马迁tahun (109 SM sampai 91 SM) juga sudah tidak jelas, ada yang mengatakan bahwa beliau bernama Lao Dan (老聃) dan Lao Lai Zi 老莱子. Lain dengan  Zhuangzi庄子 catatan sejarahnya lebih jelas seperti yang telah dikemuka diatas.  Disini kita tidak membahas permasalahan ini.

Zhuangzi orang dari Negara Song (宋国人song guo ren) daerah Mong (meng), pernah bekerja ditanah milik Mong sebagai “Qiyuan Li, 漆園吏” , (Li=pejabat kecil).  Maka tidak tahu apakah beliau jadi pengurus kebun (漆园qiyuan) masih belum jelas, karena cendikiawan masih belum mendapatkan arti sebenarnya dari kata “Qiyuan Li, 漆園吏” Apakah pejabat kecil didaerah Qiyuan atau tukang kebun Qiyuan ? Belum jelas.  

Tapi memang Zhuangzi hidupnya cukup miskin, lama tinggal di perumahan rakyat kecil, sering tidak mendapatkan makanan dan kelaparan. Menurut cerita dalam buku “Zhuangzi” ada diceritakan bahwa pernah sekali beliau sangat kelaparan sekali tidak mendapatkan makanan, maka beliau menemui Raja Wei Wen Hou魏文侯 (Raja pendiri negara Weitahun 445SM) untuk bisa meminjam beras untuk makan, karena sedang tidak punya makanan.   

Raja Wei mengatakan: “Boleh-boleh, kebetulan saya sedang akan menarik pajak, jika pajak sudah saya tarik,  akan saya pinjami kamu 300 tail emas. Ini uang cukup banyak. Bagaimana, setuju?”
Zhuangzi menjawab: “Saya ini sekarang justru tidak punya apa-apa untuk dimakan, dan saya harus menunggu Yang Mulia menagih pajak dulu. Haiya... saya ini Zhuang Zhou (nama sendiri 庄周), ketika dijalan tadi, didalam parit kering melihat ada seekor ikan.
Ikan ini mengatakan kepada saya :”Saya ini adalah Pejabat kecil dari Laut Timur, sekarang sedang sial terdampar didaratan, diparit kering ini hampir tidak tahan hidup lagi karena kekurangan air, apakah tuan bisa bantu beri saya se-ember air agar saya bisa menyambung hidup.”.
Saya Zhuangzhou menjawab: “Hai Ikan, kamu jangan kuatir dan terburu-buru, saya sekarang akan ke Negara Wu dan Yue ( yang terletak jauh diselatan ditepi laut) untuk minta mereka agar  setuju untuk menggali kanal dari laut timur ke parit ini untuk menolong kamu. Bagaimana, setuju?”.  
Ikan kecil itu menjawab: “Kalau sampai menunggu hingga saat itu, tuan lebih baik cari saya di toko ikan asin dipasar saja......” .    

Tidak tahu apakah cerita ini benar terjadi atau tidak masih belum jelas, karena tulisan ini belum bisa dipastikan bahwa yang menulis Zhuangzi pribadi. Tapi Zhuangzi ini memang senang bercerita dalam bentuk fabel, jadi kebenarannya belum tahu. Tapi yang jelas Zhuangzi ini miskin hidupnya adalah benar.

Apakah Zhuangzi ini tidak punya kesempatan mejadi kaya? Sebenarnya kesempatan untuk menjadi kaya banyak sekali. Salah satu misal, dalam catatan sejarah, Chu Wei Wang (楚威王) atau Raja Chu pernah menawarkan Zhuangzi menjadi Patih Negara (Perdana Menteri), peristiwa ini tercatat dalam Kitab Sejarah “Shiji史記” (Kitab Sejarahnya Xima Qian) dan buku “Zhuangzi”.

Diceritakan bahwa suatu hari Zhuangzi sedang memancing ikan ditepi sungai, dari negara Chu datang dua orang Dafu (pejabat tinggi) menghampiri Zhuangzi dan berkata:  “Salam tuan, Raja kami mendengar nama besar tuan, menitahkan kami berdua untuk menyampaikan keinginan Yang Mulia Raja kami. Raja kami dengan hormat mengundang tuan untuk menduduki jabatan tinggi di pemerintahan untuk mengurus negara (menjadi Patih Negara). Mohon jika tidak merepotkan tuan sudi menerimanya.”. 
Mendengar ini Zhuangzi yang sedang memancing dengan tidak menoleh, dan berkatakan :  “Saya dengar di negara Chu ada Kura-kura besar disebut Kura-kura Dewa, setelah mati Raja mengawetkan jasadnya dan dijadikan barang wasiat, diletakkan di dalam kelenteng. Ditempatkan dalam kotak mas dan perak, dan dihiasi dengan macam-macam mutu manikam yang indah-indah dan langka, didepannya ditempatkan altar tempat dupa untuk sembayangan, setiap hari disajikan kepala babi, ayam dan bebek sajian, benar-benar menajubkan. Saya ingin tanya kepada yang terhormat kalian berdua, jika anda sebagai Kura-kura itu, apakah lebih suka setelah mati menikmati sebagai kura-kura yang disanjung dan disembah, atau lebih suka saat hidup bergelimpangan di lumpur bersenang-senang?”. 
Mereka berdua langsung menjawab: “Tentu saja kita lebih suka hidup dan berguling-guling dilumpur”.  
Zhuangzi menjawab: “Baiklah, saya sekarang sudah memilih untuk berguling-guling dilumpur. Kalian sekarang boleh kembali pulang.”.  
Menurut Zhuangzi menjadi pejabat berarti sama dengan “Mati”, saya lebih sudi miskin, kelaparan, dan tenang-tenang mancing daripada jadi pejabat.

Ada cerita lagi seorang akan memberi pekerjaan sebagai pejabat negara kepada Zhuangzi, beliau berkata: “Kalian pernah melihat sapi-sapi didalam Kelenteng Dai, kelenteng ini memelihara sapi, tapi sapi-sapi ini harus berbulu mulus tidak ada bercak,  hanya satu warna, sapi-sapi ini akan digunakan untuk ‘Qurban’ atau sajian upacara keagamaan. (maka dalam aksara Mandarin ‘Qurban’牺牲xi sheng tersimbol dengan kata sapiniu, Qurban yang paling wahid 牺牲太牢xi sheng tai lao tersimbolkan beberapa kata sapiniu). Pada saat sapi akan dikorbankan maka dipilih yang mulus, agar nilai dari sajian ini menjadi sangat tinggi, maka sebelum disembelih diberi makanan yang terbaik, dirawat dengan cara yang terbaik, bahkan tubuhnya diselubungi dengan kain-kain sutra yang mahal dan halus, hidupnya benar sangat nikmat sekali..... tapi saat sapi ini diseret kedalam upacara ‘peng-Qurbanan’ siap untuk disembilih untuk disajikan kepada para dewa-dewa dan leluhur, maka ketika itu jika sapi ini ingin menjadi sapi yang kurus dan gering... apakah masih bisa? Tidak mungkin bisa..... ”

Cerita serupa masih ada dalam buku “ Zhuangzi” yang menceritakan Zhuangzi dengan teman baiknya dan juga partner berdebatnya Hui Zi惠子 (Huishi, 惠施), mereka ini berdua sahabat baik tapi begitu bertemu pasti berdebat.  

Suatu ketika Hui Zi menjadi Patih di Negara Liang (梁国liang’guo), dan suatu hari Zhuangzi pergi mengujunginya, kunjungan ini diketahui anak buah Huizi dan melaporkan bahwa Zhuangzi akan berkunjungi ke Negara Liang dengan maksud untuk merebut jabatan Huizi.  

Maka Huizi memerintahkan menyelidiki dan menangkapnya. Operasi pencarian dilakukan 3 hari 3 malam. Mendengar ini Zhuangzi buru-buru menemui dulu Huizi dan bertanya : “Hai sobat, anda akan menangkap saya ya? Baiklah saya akan bercerita..... Ada seekor burung yang diberi nama ‘Burung Hong’(burung sorga), burung ini jika bukan tempat suci dan bersih tidak akan hinggap, jika bukan air murni dan bersih tidak akan diminumnya, jika bukan makanan yang suci juga tidak akan dimakannya. Suatu ketika burung hong ini terbang diangkasa dan berpapasan dengan se-ekor burung hantu yang diparuhnya sedang menggondol tikus mati, begitu berpapasan dengan burung hong ini, burung hantu itu langsung mengertak “Hegg!!!...” untuk coba menakuti burung hong itu, dikira akan merebut mangsa tikus matinya..... Sobatku Hui: Apakah kamu kini sedang menggondol seekor tikus mati?  Apakah kamu kini ingin menggunakan “tikus mati” untuk menggeram “Hegg !!!...untuk menakuti saya? .......”

Ada cerita lagi, suatu ketika ada seorang diplomat bernama Cao Shang (曹商) yang ditugaskan ke Negara Qin秦国 saat pulang Raja Qin menghadiahi 100 kereta. Dia dengan senang dan bangga sekali pulang dan menemui Zhuangzi dan berkata : “Tuan Zhuang,  saya akan membicarakan tentang teori ‘hidup tenang dan selalu senang’(安贫乐道an ping le dao)  denganmu. Hidup di tempat rakyat miskin tapi sepanjang hari masih bisa bersenang-senang, keadaan seperti ini saya benar-benar tidak bisa menandingi Tuan. Tapi lihat saya dengan hanya bertemu muka sekali saja dengan Raja, saya sudah bisa dapatkan 100 kereta, ini sebenarnya hanya suatu kelebihan kecil saya saja..” Teman ini bercerita dengan nada sombong dan membanggakan dirinya.
Zhuangzi mengatakan : “Benar, saya tahu, saya tahu, saya tahu bahwa kamu mendapatkan 100 kereta, tapi saya juga tahu standard Raja Qin dalam memberikan hadiah. Begini... suatu kali Raja Qin mempunyai bisul dibadannya, jika seorang tabib memakai jarum menyoblosnya,  biar nanah dan darah kotornya keluar dan sembuh, maka hadiahnya 1 kereta. Jika dibadan bagian bawahnya (dubur) tumbuh wasir dan tabib dengan lidah membersihkannya, sehingga Raja merasa nikmat, maka hadiahnya 10 kereta. Tuan, saya tidak tahu apa yang Tuan lakukan terhadap Raja Qin hingga dapat hadiah 100 kereta?”

Dari cerita diatas menunjuk bahwa dalam hati Zhuangzi, menjadi pejabat dan menjadi kaya, sama juga seperti bangkai Kura-kura yang disembah-sembah, seperti sapi Qurban yang disembelih, seperti tabib yang menjilati wasir raja, itu semua pekerajaan redahan, dan kekayaan yang didapat dari pekerjaan demikian tidak berharga dan berarti bagi dirinya. Pendapat demikian adalah khas pemikiran kaum ‘Petapa’隐士, maka dapat disimpulkan bahwa pendirian Zhuangzi adalah ‘Petapa’. Sedang Laozi seperti diketahui latar belakangnya masih belum jelas, jadi bisa disimpulkan beliau adalah ‘Seperti Petapa’ karena dapat diduga sebagai ‘Petapa’, lain dari Zhuangzi lebih jelas dan pasti sebagai seorang ‘Petapa’(隐士yin’shi).

Memang Zhuangzi ini beberapa kali berkesempatan untuk menjadi kaya, tapi semua kesempatan ini diabaikan atau dilepaskan. Beliau itu berkemampuan tapi “tidak mau berbuat” atau menjadi pejabat.   Sedang Laozi walaupun bahan dan sumber latar belakangnya sedikit, tapi dilihat dari karya buku Laozi, maka dapat disimpulkan bahwa kedua orang ini adalah Filosof Petapa (隐士哲学家ying shi zhe xue jia) juga Yang Zhu juga seorang Filosof Petapa.

Kemudian bagaimana sikap Laozi dan Zhuangzi terhadap Yangzhu? Para cendikiawan menyimpulkan mereka sangat setuju dengan ajaran dan gagasan-gagasan Yangzhu yaitu: ‘Individu dan Masyarakat harus setara’, masyarakat dan individu saling tidak dikorbankan. Masyarakat yang ideal adalah manusia sebagai individu dalam masyarakat tidak harus mengorbankan kepentingan pribadinya. Negara dan masyarakatnya juga tidak mengorbankan kekayaan negaranya untuk dijadikan kekayaan pribadi penguasanya. Jika setiap orang tidak perlu mengorbankan kepentingan pribadinya, setiap orang tidak perlu menyerahkan kekayaan dan kepentingan pribadinya untuk masyarakat, maka masyarakat yang demikian ini adalah masyarakat yang paling ideal didunia.(损一毫利天下不与也   悉天下奉一身不取也    人人不损一毫   人人不利天下    天下治矣 《列子 杨朱篇》sun yi hao li tian xia bu yu ye, xi tian xia feng yi shen bu qu ye, ren ren bu sun yi hao, ren ren bu li tian xia , tian xia zhi yi).

Gagasan Laozi : ‘Orang yang mengerti kebenaran Dao (), walaupun mendapatkan kedudukan tinggi, tapi tidak akan sombong, karena merasa kebanggaan ini adalah milik orang sedunia, kebanggaan dirinya adalah milik kebanggaan orang dunia. Orang yang demikian barulah pantas diserahi untuk mengurus Dunia. Jika ada orang yang menilai tinggi badannya sendiri, tapi tidak kemaruk menjadi kaya raya, namun sebaliknya untuk menolong dunia, kita boleh menitipkan dunia kepadanya’  (贵以身为天下  若可寄天下  爱以身为天下  若可托天下《老子 13章》 Gui yi shen wei tian xia, ruo ke ji tian xia, ai yi shen wei tian xia, ruo ke tuo tian xia.)*3

Gagasan Zhuangzi : ‘Orang yang mengerti kebenaran Dao(), boleh kita serahi dia untuk mengurus dunia. Jika ada orang yang menilai tinggi badannya sendiri, tapi tidak kemaruk menjadi kaya raya, maka orang ini boleh dititipi dunia.  (贵以身于为天下  则可以托天下  爱以身于为天下  则可以寄天下 《庄子 在宥》  Gui yi shen yu wei tian xia, ze ke yi tua tian xia, ai yi shen yu wei tian xia, ze ke yi ji tian xia)

Arti dari dua frasa diatas antara Laozi dan Zhuangzi adalah mirip. Laozi dan Zhuangzi gagasannya cendrung melindungi diri sendiri melebihi dari melindungi dunia, orang yang demikian kita boleh mempercayakan dunia kepada mereka. Mengapa?  Jika dilihat dengan logika biasa, maka ada yang akan bertanya, apa ini tidak salah? Bagaimana harus menyerahkan kepercayaan dunia kepada orang yang lebih memperhatikan kepentingan dirinya daripada dunia? Apakah tidak seharusnya dunia ini diserahkan kepada orang yang berperhatian terhadap dunia daripada dirinya?

Disini kita perlu mengetahui cara berpikir dari Laozi, yang “Membalikkan arti kata yang sebenarnya seperti salah” (正言若反zheng yan ruo fan), semua pandangannya selalu dikemukakan secara terbalik.   

Seperti diketahui bahwa Lao-Zhuang ini mengemukakan gagasannya selalu dalam bahasa yang memiliki arti kebalikannya. Misalnya kata-kata yang berikut ini : “Suatu teori yang sangat detail adalah yang paling sulit dimengerti dan membingunkan, suatu jalan yang maju ke depan terlihat seperti mundur. Budi yang luhur jika dilihat sepertinya tidak ada, seperti jurang gunung yang paling tinggi adalah yang paling rendah (jika dilihat dari dasar). Kelicikan yang top atau paling wahid adalah yang benar-benar budi yang paling rendah.  Warna yang paling putih sekali, dilihat seperti kotor”.   Ini salah satu contoh dari gaya bahasa Laozi dalam mengemukakan gagasannya dengan cara membalikkan bahasa terhadap arti yang sebenarnya. ( 明道若昧  进道若退ming dao ruo mei, jing dao ruo tui. 老子《道德经》四十一章 上士闻道. 上德若谷  大白若辱 shang de ruo gu, da bai ruo ru).

Maka jika kita memberlakukan hukum logika, maka pengertian berikutnya akan menjadi : Milik umum seolah milik sendiri, kepentingan umum seolah untuk kepentingan sendiri.  (大公若私  为公若己   da gong ruo si, wei gong ruo ji).   Disini Laozi tidak mengatakan milik umum tidak untuk diri sendiri (大公无私dagong wu si), tapi milik umum seolah milik sendiri (大公若私da gong tuo si). Inilah salah satu dialektika dari Daoisme.

Memang gagasan Daois ini masuk akal, coba kalau kita kembangkan lagi artinya, bisa berpengertian sebagai berikut: Dunia ini milik siapa? Dunia ini adalah milik semua orang di dunia, sedang semua orang dunia adalah terdiri dari individu-individu sebagai sosok manusia. Dunia merupakan satu kesatuan dari orang-orang. Kepentingan dunia juga termasuk kepentingan dari masing-masing kepentingan individu, jika kepentingan diri setiap individu saja tidak bisa dijamin, apakah mungkin kepentingan dunia juga bisa dijamin? 

Ada pemeo Orang Tiongkok kuno yang mengatakan “tidak pernah menyapu rumah, apa bisa menyapu dunia?” (一屋不扫,何以扫天下yi wu bu sao, he yi sao tian xia). Misalnya, ada seorang yang dirinya sendiri saja tidak beres, dan sesumbar akan membereskan dunia untuk membuat orang dunia jadi baik. Sama juga ketika seseorang sesumbar akan membersihkan dunia, tapi orang melihat rumahnya berantakan tidak terurus dan mengatakan bahwa justru saya akan membersihkan dunia, maka tidak sempat membersihkan rumah sendiri.

Maka akan dikatakan “rumah sendiri saja tidak disapu, apa mungkin bisa menyapu bersih dunia?”. Sama juga seperti, selaku manusia, dirinya saja bukan orang baik, bagaimana bisa membuat orang dunia menjadi baik. Sedang diri sendiri saja tidak dirawat baik, tidak mampu menjaga diri sendiri, tidak menyayangi diri, tidak mampu melindungi diri sendiri, apakah bisa untuk melindungi dunia, memperhatikan dunia, dan menjaga dunia. Biasanya jika dirinya sendiri tidak dilihat dimata sendiri, juga akan tidak melihat orang lain ada dalam matanya. Demikian juga seorang yang tidak menyayangi jiwa sendiri, juga tidak akan perduli akan jiwa orang lain.

Contoh yang aktuil sekarang adalah para terroris yang memasang bom di Bali dan Jakarta, para terroris yang tertangkap dan dijatuhi hukuman mati, terlihat tidak perduli dirinya akan dihukum mati, bahkan masih bisa tersenyum-senyum saat putusan hukuman mati dibacakan, sangat terlihat dirinya tidak perduli akan nyawanya sendiri, maka tidak heran jika dia juga tidak perduli akan nyawa orang lain yang tidak ada sangkut pautnya terbunuh oleh bom-nya. Nyawa orang banyak dinilai sama seperti nyawanya sendiri yang siap dihilangkan. Nyawa sendiri hilang tidak apa-apa demikian juga nyawa orang lain. Maka dalam konteks ini bisa terlihat bahwa pemikiran Daois benar, walau telah terpaut 2500 tahunan masih tetap aktuil.   Maka untuk merawat dunia harus bertitik tolak dari sanggup merawat diri sendiri dulu. Inilah kesimpulan pertama pemikiran Daois.

Namun dalam konteks ini ‘Pemikiran Lao-Zhuang’ masih mengadung suatu pertanyaan, karena sebelum membereskan persoalan dunia bereskan dulu urusan sendiri, sedang menurut Yangzhu sebenarnya setiap orang tidak perlu membereskan  masalah dunia, dunia juga akan damai sendiri, jika masing-masing individu membereskan urusannya sendiri. 

Misalnya masing-masing unsur masyarakat membereskan masalahnya sendiri, negara tidak perlu mengurus apa-apa. Seorang anak membereskan tugasnya dengan baik, seorang murid membereskan masalahnya sendiri dengan berdisiplin dan bertanggung jawab sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya; demikian juga setiap orang sudah bisa patuh dan tanggung jawab terhadap tugas, hak dan tanggung jawab dalam masyarakat, maka negara tidak perlu mengurus apa-apa, suasana sudah bisa damai sendiri.....apa lagi yang harus diurus....  Ini adalah kesimpulan kedua dari pemikiran Daois yang mengatakan ‘Dunia yang paling ideal ialah dunia yang tidak perlu diobati/diurus’.

Bertalian dengan ini Zhuangzi dengan jelas mengatakan : ‘Sumber air mengering, ikan-ikan terdampar didaratan, mereka tidak bisa hidup tanpa air, maka masing-masing ikan mengeluar gelembung-gelembung dan busa liurnya untuk membasahi seksama ikan, agar bisa bertahan hidup. Ini memang baik, tapi mana yang akan lebih baik jika dibandingkan bila mereka hidup dalam danau dan lautan, dimana air berlimpah hingga tidak perlu lagi saling mengeluarkan gelembung-liur untuk saling menghidupi seksamanya.  (泉涸,鱼相与处于陆,相呵以湿,相濡以沫,不如相忘  不如相忘于江湖。《庄子内篇大宗师第六》*4   Quan he, yu xiang yu zhu yi lu,  xiang he yi shi  , xiang ru yi mo, bu ru xiang wang yi jiang hu).   
Maka menurut Daois yang paling baik jika tidak ada yang perlu ditolong dan diurus.

Ini bisa diumpamakan, memang kita akan bangga dan menyanjung-nyanjung akan pahlawan atau patriot yang mengorbankan jiwanya, tapi kita tidak mengharapkan semua orang berkesempatan untuk menjadi pahlawan dan patriot yang mengorbankan jiwanya. Karena pahlawan pengorbankan jiwanya terjadi umumnya karena ada bencana alam atau kecelakaan, kita tidak mengharapkan adanya bencana alam, dan tidak mengharapkan adanya kecelakaan yang membawa korban jiwa. Kita mengharapkan dan mendambakan kedamaian, alam cerah dan damai, negara aman sentosa......  

Maka Yanzhu mengatakan : Setiap orang tidak perlu mengorbankan kepentingan pribadinya, setiap orang tidak perlu menyerahkan kekayaan dan kepentingan pribadinya untuk masyarakat, maka masyarakat yang demikian ini adalah masyarakat yang paling ideal didunia. (人人不损一毫   人人不利天下    天下治矣 《列子 杨朱篇》ren ren bu sun yi hao, ren ren bu li tian xia , tian xia zhi yi).

Tapi masalahnya apakah mungkin keadaan demikian bisa terwujudkan? Jawabannya antara bisa dan tidak bisa. Jelas keadaan damai sejahtera adalah idaman semua orang, tapi walaupun tidak ada kecelakaan, tapi bencana alam tidak mungkin akan tidak ada. Maka saat bencana alam kita memerlukan pahlawan dan patriot, saling bantu membantu seperti ikan yang mengeluarkan gelembung liur untuk menghidupi seksamanya. Maka kita tidak bisa menyangkal tidak memerlukan pahlawan dan patriot, dan saling bantu menbantu untuk menghidupi seksama, hanya kita mengharapkan keadaan kritis dan darurat ini lebih sedikit terjadi lebih baik.

Lebih-libih pada saat Laozi dan Zhuangzi masih hidup, dimana masa peperangan negara-negara sedang gencar-gencarnya, saling bunuh membunuh antar manusia, negara-negara berperang sangat dasyat yang membawa sengsara umat manusia kala itu. Justru pada masa-masa itu semua ‘orang-orang pandai’ bermunculan untuk coba mengatasi keadaan masyarakat yang kacau demikian, dengan memberi gagasan-gagasan untuk mengobati keadaan, demikian juga kaum Daoisme.

Konfusianisme memberi gagasan ‘Cinta Benvolence’(仁爱ren ai), Motisme ‘Cinta Universal’(兼爱jian ai) keduanya mengusulkan ‘Berbuat/Proaktif’(有为you wei), tapi Daoisme memberi gagasan ‘Tidak Berbuat/Acuh’(无为’wu wei).   Sekarang yang menjadi pertanyaan mengapa Daois mengusulkan ‘Tidak Berbuat’, apakah mereka setuju dan puas dengan keadaan kala itu? Jawabannya sangat-sangat tidak setuju dan tidak puas. Sejak mula sudah sangat tidak senang dengan keadaan kala itu.

Dalam buku “Zhuangzi” ada diceritakan tentang Zi Gong murid Kong Hu Cu pernah menemui Lao Dan (老聃/Laozi).   Zi Gong bertanya : “Kaisar-kaisar dan Maharaja terdahulu, semua orang mengakui bahwa mereka itu Nabi dan orang kudus, tapi tuan sengaja mengatakan bahwa mereka bukan Nabi dan bukan orang kudus, Mengapa ?  (三皇五帝  是公认的圣人san huang wu di, si gong ren de sheng ren)  Tiga Maharaja & Lima Kaisar pertama Tiongkok ”Huangdi黄帝, Yao, Shun, Da Yu大禹”, Xia , Shang, Zhou diakui sebagai Nabi atau Penguasa berhasil oleh orang Tionghoa).

Laozi menjawab : “Hai, anak muda kemari, sini duduk lebih dekat, saya beri tahu kamu bahwa sejarah bangsa kita ini, Kaisar Huang黄帝 masih bolehlah, mengapa? Karena pada masa itu rakyat masih berpikiran satu, beliau dalam memerintah dan mengatur negara bisa mempersatukan semua idee rakyat jadi satu, meng-unifikasikan pikiran rakyat (使民必一shi min bi yi). Semua orang sangat kompak, bahkan tidak perlu diaturpun sudah bisa kompak.

Pada masa Kaisar Yao, mulailah pikiran rakyat menjadi rusak, karena Kaisar Yao memerintah negara dengan memerintahkan ‘Rakyat harus cinta terhadap keluarga dan kerabatnya’ (使民必亲shi min bi qin), akibatnya hubungan antara orang satu dan lainnya mulai ada perbedaan, timbul derajat status, timbul kerenggangan, maka persoalan mulai timbul.

Pada Kaisar Shun lebih buruk lagi, karena memerintahkan ‘Rakyat harus berkompetisi’ (使民必竞shi min bi jing), tidak saja dengan adanya perbedaan dan kerenggangan hubungan antara orang satu dengan lainnya, juga harus bersaing. Akibatnya lebih buruk lagi, dengan adanya kompetisi tidak saja terjadi persaingan juga terjadi sikut sikutan. 

Pada Kaisar Da Yu大禹 makin buruk lagi, membuat pikiran rakyat berubah menjadi rusak dan jahat (使民心必变shi min xin bi bian), sebelumnya sudah ada kompetisi dan persaingan, akibatnya terjadilah curi mencuri milik orang lain; didepan orang manis-manis dibelakang mengerjai, segala siasat buruk keluar semua.

Akibat dari sifat-sifat ini terjadilah kekacauan dunia. Maka sejak masa Kekaisaran ini maka mulai adanya perang dan makin lama perang menjadi makin sering, keadaan makin  lama makin kacau. Sehingg lahirlah tokoh-tokoh seperti apa itu Konfusianis dan Motis dengan segala gagasan-gagasan ‘omong kosongnya’, yang membingunkan pikiran orang (蛊惑人心  天下大骇  儒墨皆起《庄子 外篇》gu huo ren xin   tian xia da hai, ru mo jie qi).  

Maka kesimpulannya mulai dari mana rusaknya pikiran rakyat adalah dari Kaisar-kaisar dan Maharaja ini... (三皇五帝san huang wu di)”.   

 Zi Gong bertanya lagi : “Apakah tidak salah? Tuan mengatakan bahwa Kaisar Huang (Kaisar Kuning) saat memerintah boleh-boleh saja. Mengapa seluruh Kaisar-kaisar ini dianggap andil dalam mengacaukan pikiran rakyat. Masalahnya ada dimana?”. 
Laozi menjawab : “Kaisar-kaisar ini dikatakan mengatur negara, tapi sebenarnya mengacaukan negara. Apapun yang mereka atur sesungguhnya adalah mengacaukan.”   (三皇五帝之治天下   名曰治之   而乱莫甚焉《庄子 外篇》san huang wu di zhi zhi tian xia, ming yue zhi zhi, er luan mo shen yan).” 

Mengapa Laozi mengatakan demikian, karena menurut teori dialektika Laozi, “Mengatur berkaitan dengan Kekacauan” dan “Karena Kacau perlu Diatur”, jika ada yang diatur berarti karena ada yang kacau, jadi dapat dikatakan bahwa sumber kekacauan karena ada yang mau diatur. Coba jika tidak perlu diatur-atur biarkan semua terjadi secara almiah maka semua akan tidak kacau, justru karena diatur-atur (tidak tepat) akibatnya menjadi kacau balau, timbul individualisme, kompetisi, akal-akalan dan lain-lain.

Dari sini bisa dilihat bahwa ketiga tokoh pemikir ini menganggap keadaan masyarakat memang ada masalah, tapi mengapa timbul kekacauan ini? Penyebabnya menurut ketiga tokoh ini berbeda.  

Menurut Konfunsianisme penyebab kekacauan ini disebabkan masyarakat “Kurang ada Cinta” (仁爱,兼爱ren ai, jian ai).   Sedang Laozi dan Zhuangzi berpendapat penyebab kekacauan karena “Banyak Peraturan Yang Sia-sia dan tidak tepat” atau “Terlalu banyak mengatur, tapi tidak ada hasil” atau istilah sekarang “Overacting sok pinter” (瞎折腾xia zhe teng). Mereka menentang cara pengaturan demikian, banyak peraturan tapi tidak praktis dan tidak bisa terlaksana.

Semboyan Laozi adalah :  Mengatur negara besar harus seperti memanggang ikan kecil (teri nasi).  (治大国  若烹小鲜《韩非子·解老》zhi da guo, ruo peng xiao yu).  Cara memagang ikan kecil harus dengan api kecil, diolesi minyak sedikit lalu diletakkan diatas pagangan, didiamkan tidak boleh diutik-utik atau dibalik-balik, manggangnya harus pelan-pelan, tunggu bagian bawah telah kuning baru dibalik, setelah sebelah juga kuning baru diangkat. Maka saat dimakan tulangnyapun juga akan lunak dan enak dimakan. Jika masaknya dengan api besar dan diaduk-aduk, maka ikan akan hancur. Mengatur negara juga harus sama seperti demikian.

Mengapa negara jadi kacau, justru gara-gara kaisar-kaisar ini mau mengatur-atur, dengan mengeluarkan peraturan-peraturan dan sistim-sistim yang justru menimbulkan kekacauan. Akibatnya harus mengeluarkan sistim-sistim dan peratur-peraturan baru lagi untuk mengatur persaingan dan kompetisi; harus membangun tentara; benteng-benteg; tapi keadaan tetap juga tidak aman dan makin lama makin kacau.   

Sehingga Zhuangzi menyindir mereka, bahwa mereka ini dikatakan tokoh yang mengatur negara, tapi kenyataannya seperti mengatur keluarga kecil, pandangannya sempit, takut barang-barang di rumahnya dicuri orang, sehingga semua lemari, laci harus dikunci dengan teliti, bungkusan juga diikat erat takut dicuri pencuri.

Tapi tetap saja kecolongan, karena datang komplotan perampok dengan macam-macam akal. Semua benda dan harta berikut lemari dan lacinya digondol dengan diangkut kereta. Saat itu yang terjadi justru lemari, laci, yang dikunci rapat-rapat dan bungkusan yang diikat erat-erat, memberi kesempatan bagi perampok ini untuk lebih mudah mengangkutnya.

Kalian sekarang membangun istana-istana dan benteng-benteng dengan dikelilingi kanal-kanal, memelihara tentara, apakah tidak justru akan diserang oleh pihak yang lebih besar dan kuat untuk dirampas dan dihabisi.     

Maka Laozi mengatakan masyarakat yang ideal adalah masyarakat yang tidak perlu harus ditolong atau dibantu macam-macam. Pemerintahan yang paling ideal adalah pemerintahan yang tidak terlihat bahwa mereka memerintah. Suatu management yang baik adalah management yang tidak terlihat bahwa mereka sedang me-manage. (太上 下知有之 tai shang   xia zhi you zhi)

Menurut Laozi pemerintahan dan penguasa ada 4 tingkatan: 
Yang Pertama, pemerintahan yang ideal adalah bahwa rakyat tidak tahu dan merasa bahwa sebenarnya mereka sedang diatur oleh pemerintah, tidak mengetahui bahwa diatasnya ada yang memerintah. Hanya tahu diatas ada seorang pemimpin, tetapi dia tidak terlihat mengurusi masalah. (太上 下知有之  太上  不知有之tai shang  , xia zhi you zhi , tai shang, bu zhi  you zhi).  
Yang Kedua, pengurus dan yang diurus; penguasa dan rakyat saling mendukung dan berbaikan, kedua belah pihak saling memuji  bahwa penguasa meuji rakyatnya baik, rakyat juga memuji penguasa dan pemimpinnya juga baik ( 亲而誉之qin er yu zhi).  
Yang Ketiga, sama-sama takut. Rakyat takut terhadap penguasa dan penguasa takut terhadap rakyat. Rakyat takut diatur penguasa dan penguasa takut rakyatnya berontak.(畏之wei zhi). 
Yang Ke-empat, saling memaki (悔之hui zhi), antara penguasa dan rakyat saling memaki. Pada titik ini berarti sudah pada titik nadir alias kekacauan .   
Jadi menurut Daois kesimpulannya dunia dan negara kacau dikarenakan orang mau mengatur-atur tapi tidak tepat. Jadi kekacauan dimulai dari “Pengaturan” (乱因治起luan yin zhi qi).

Menurut pendapat Lao-Zhuang dari Kaisar-kaisar Yao, Shun, Yu hingga Xia, Shang, Zhou, dalam sejarah masyarakat Tiongkok jadi kacau, dikarenakan oleh segelintir dan sebagian kecil manusia yang merasa hebat, dengan sok pintar coba mengatur-atur dengan pengeluarkan peraturan-peraturan dan menciptakan sistim-sistim, tapi ternyata tidak bisa ditrapkan dengan effektif, akibatnya terlalu banyak mengatur, tapi tidak ada hasil (瞎折腾xia zhe teng) hasilnya mengacaukan. 

Konskuensi dari ini, dunia jadi kacau, walaupun tokoh Kong Hu Cu, Moti, Mensius sudah lahir dan muncul, tapi dunia tetap kacau. Bagaimana sekarang seharusnya untuk mengatasi keadaan ini? Menurut Daois mudah, cukup dengan dua kata yaitu “Tidak Berbuat/Acuh’(无为wu wei).

Apakah ‘Tidak berbuat/Acuh’ itu ? Apa isinya ? Marilah kita bahas di tulisan berikut yang akan datang.......

( Bersambung ....... )

*3.   http://zhidao.baidu.com/question/21727071.html?si=2
故贵以身为天下者 可以寄天下 ,  所以有道的人 他虽然得到尊荣的地位,  但是他不视为自己的荣耀. 因为他认为自己的尊贵 就是天下人的尊贵,  自己的荣耀 就是天下人的荣耀 像这种有道之人 我们才可以把天下交给他 爱以身为天下者 可以托天下.   因此 如果有人贵重自己的身体 但并不为了贪享荣华富贵 而是为了拯救天下众生的大任务 像这种人 我们就可以将天下 托负给他 .

*4.  泉涸,鱼相与处于陆,相呴以湿,相濡以沫,不如相忘于江湖。与其誉尧而非桀也,不如两忘而化   其道。  一、 出处:《庄子内篇大宗师第六》
【原文】 
  “ 死生,命也,其有夜旦之常,天也。人之有所不得与,皆物之情也。彼特以天为父,而身犹爱之,而况其卓乎,人特以有君为愈乎己,而身犹死之,而况其真乎? 
  泉涸,鱼相与处于陆,相呵以湿,相濡以沫,不如相忘于江湖。与其誉尧而非桀也,不如两忘而化其道。夫大块载我以形,劳我以生,佚我以老,息我以死。故善吾生者,乃所以善吾死也。
【译文】 
死生是天命,人世有夜昼的永恒是自然。人对此不能参与其中,这都是事物的常情。那人只把天当作父亲,还终身很爱戴它,何况那卓越的真人呢?人们只认为国君胜过自己,还终身很情愿为他去死,何况那真人呢? 
水源干枯了,鱼儿一起在陆地上,用湿气互相呼吸,用口沫互相沾湿,还不如在江湖里互相忘掉。与其称颂尧而谴责桀,不如把两者忘掉来归化那道。天地赋予形体让我承受,赋予生命让我劳累,赋予衰老让我安逸,赋予死亡让我安息。所以把自己活着看作是乐事,也就是把自己死去看作是乐事了。 
http://zhidao.baidu.com/question/91521419.html?fr=qrl&cid=218&index=1


Daftar  Perpustakaan
-         先秦诸子百家争鸣易中天 CCTV
-         经典阅读文库 ---- 论语       李薇/主编
-         经典阅读文库 ---- 道德经       李薇/主编
-         中国古典名著精品 ---- 菜根谭      洪应明  
-         Internet : http://friesian.com/confuci.htm  : Confucius
-         孔子  -----   維基百科,自由的百科全書 Internet
-         网址:http://www.popyard.org
-         中国人生叢书    -----   墨子的人生哲学        杨帆/主编    陈伟/
-         Internet : http://baike.baidu.com
-         The Sayings of Mensius / 英译孟子      史俊赵校编
-         南华经    庄子   周苏平    高彦平   注译    安徽人民出版社
-         庄子   逍遥的自由人     林川耀 译编  出版者 :常春树书坊
-         http://www.sxgov.cn/bwzt/wmsxx2/lf/447465_1.shtml   春秋五霸之---晋文公
-         “When China Rules The World -  The rise of middle kingdom and the end of the western world”  by Martin Jacques ALLEN LANE an imprint of Penguin Book, First Published 2009

No comments:

Post a Comment