Kong Hu Cu – Kongfusianisme – Pendukung dan Pengeritik
Pada Zaman Pra-Dinasti Qin 551 – 221 SM
Jilid VI
(6)
Ketaatan-Kesetiaan dan
Tumbuh Kuat Sendiri
正义 和 自强 zheng yi he
zi jiang
Pemikiran
Konfusianisme merupakan salah satu ajaran yang terpenting dari zaman Perang Musim Semi &
Musim Gugur ( 722 - 481 SM ) / Zaman Peperang
Negara-negara( 403 – 221 SM ) (春秋战国时代chun qiu zhan guo shi
dai), pandangannya masing-masing mempunyai perbedaan, dan fokus perhatiannya sesuai
dengan latar belakang sejarah dari pemikir-pemikir yang bersangkutan. Misalnya Motisme
memperhatikan sosial masyarakat. Daosisme memperhatikan kehidupan manusia. Legalisme memperhatikan Negara. Konfusianisme memperhatikan
Kebudayaan.
Konfusianisme
telah memberi pandangan akan’‘Nilai Inti Benar/Salah’ atau core value(核心价值观he xin jia zhi guan)
kebudayaan yaitu Cinta Benvolence (仁爱ren
ai); Keadilan/Ketaatan/Kesetiaan (正义zheng
yi =Rightous); Bertumbuh Kuat Sendiri (自强zi
jiang = Self renewal)
Pada
tulisan yang lalu telah dibahas tentang ‘Cinta Benvolence’, namun mengapa kaum
Konfusianisme menekankan tentang Keadilan/Ketaatan/Kestiaan dan Bertumbuh Kuat
Sendiri? Kemudian mengapa Cinta Benvolence (仁爱ren
ai) ; Keadilan/Ketaatan/Kesetiaan (正义zheng
yi = Rightous); Bertumbuh Kuat Sendiri(自强zi
jiang = Self renewal) bisa menjadi ‘Nilai Inti Benar/Salah’(core value)
Kebudayaan orang Tionghoa?
Cinta
Benevolence adalah fokus usulan dari Kong Hu Cu (孔夫子kongfuzi), tapi ‘Keadilan/Ketaatan/Kesetiaan (Righteousness)
(正义zheng yi) adalah fokus usulan
dari Mensius(孟子mengzi) ( 孔曰成仁,孟曰取义kong yue cheng ren,
meng yue qu yi).
Memang
Kong Hu Cu juga membicarakan banyak sekali tentang ‘Keadilan/Ketaatan/Kesetiaan
义(yi) (Righteousness), tapi Kong
Hu Cu tidak memadukan ‘Cinta Benevolence’(仁ren)
dengan ‘Keadilan/Ketaatan/Kesitaan 义(yi)’.
Sedang Kong Hu Cu hanya memadukan ‘Cinta Benevolence’ dengan ‘Akal Sehat’ (知zhi) dan bahkan senang sekali
memadukan keduanya ini, misalnya dengan kata mutiara dalam Analek : “Setiap
orang mempunyai rasa cinta dan kesenangan yang berbeda-beda.” (知者乐水 仁者乐山 《论语 壅也》zhi
zhe le shui, ren zhe le shan. (知zhi dan仁ren).
Tapi
yang memadukan ‘Cinta Benevolence’ (仁Ren)
dan Keadilan/Ketaatan/Kesetiaan (义yi)
adalah Mensius. Mengapa Mensisus memadukan kedua hal ini? Memang secara teori
dan praktek kedua hal ini sering menimbulkan masalah. Seperti telah diceritakan
terdahulu bahwa pada zaman ‘Peperangan Negara-negara’ (战国时代zhan guo shi dai) tidak dibicarakan tentang ‘cinta’,
sedang Ren (仁) adalah
masalah ‘cinta’ , jika pada zaman seperti ini membicarakan ‘cinta’ adalah
sangat sulit, karena keadaan sekelilingnya
terjadi pembunuhan-pembunuhan, jika disaat demikian membicarakan tentang ‘cinta’,
ini adalah suatu yang kontradiksi. Maka perlu dibicarakan tentang “kebencian” ,
namun membicarakan hal ini pun secara praktis juga akan timbul masalah.
Misalnya
ada seorang yang hanya mempunyai satu putra sebagai anak tunggal, sudah
sepatutnya harus dicintai. Tapi bagaimana jika si anak tunggal ini menjadi
penghianat dan mengorbankan bangsanya atau menjadi merampok? Apakah juga harus
tetap dicintai? Dalam keadaan ini apakah juga harus kita bicarakan tentang cinta
dan Cinta Benevolence (Ren仁) lagi? Maka dalam keadaan
demikian tidak bisa tidak harus membicarakan tentang ‘Keadilan/Ketaatan/Kesetiaan
义(yi)’ kata Mensius. Dalam
situasi begini bagaimanapun harus melapor kepada yang berwajib. Bahkan kalau
perlu orangtuanya harus bertindak untuk mencegahnya atau membunuh anaknya. Ini
yang disebut kesetiaan yang besar atau mendalam bisa membunuh rasa kekerabatan
(大义灭亲da yi mie qin).
Dari
sini bisa dilihat Cinta Benevolence/Ren (仁)
adalah cinta kekerabatan, ‘Keadilan/Ketaatan/Kesetiaan 义(yi) (Righteousness)’ adalah membunuh kekerabatan,
dalam konteks ini keduanya berlawanan, disini mempunyai arti ‘kesetiaaan yang
besar bisa membunuh rasa kekerabat’, tapi ‘kesetiaan yang kecil tidak membunuh
kerabat’, maka dalam aksara Mandarin Yi (义)
ini mempunyai dua pengertian, pertama = ‘harus’, dan yang kedua = ‘dibunuh’.
Jadi berarti ‘harus dibunuh’. Seorang
cendikiawan Tiongkok bernama Pangbu (庞补)
terhadap pengertian Cinta Benevolece/Ren (仁)
dan ‘Keadilan/Ketaatan/Kesetiaan 义(yi)
(Righteousness) ini memberi penjelasan sebagai berikut : Cinta Benevolece/Ren仁 adalah cinta yang sesuai dengan perasaan, tapi ‘Keadilan/Ketaatan/Kesetiaan
义(yi) adalah membunuh yang
beralasan atau berkeadilan. ( 仁是合情的爱,义是合理的杀ren
shi he li de ai, yi shi he li de sha).
Menurut etimologi aksara Yi义 (Taat/Adil/Setia) oleh cendikiawan Yi Zhong Tian (易中天) dalam kuliah umum dilukiskan
sebagai berikut :
Setelah
Mensius mengemukakan tentang Yi义(ketaatan/kesetiaan),
maka terselesaikanlah kekurangan dari pengertian yang kurang atas teori dari
Ren仁 (cinta
benevolence) ini. Tapi Kong Hu Cu juga pernah mengatakan bahwa hanya dengan Ren仁, seseorang baru benar-benar dapat mencintai orang
dan juga membencinya.
Namun
jika seorang selalu mengatakan cinta kepada seseorang, tapi juga membenci seseorang,
akan sangat kontradiksi dan sulit diterima, maka setelah Mensius mengemukakan
Yi义(ketaatan/kesetiaan) kekurangan
ini dapat terisi. Di kemudian hari kata
dan pengertian Ren Yi仁义 ini telah
menjadi satu kosa kata yang berpandanan di kalangan orang Tionghoa.
Tapi
pengertian Yi义 ini masih
memiliki persoalan, sedang Ren仁
tidak ada masalah karena cinta itu bagaimanapun tidak akan salah. Tapi Yi义(kesetian/ketaatan) itu adalah
pengorbanan, banyak sekali macam coraknya, misalnya 道义dao yi (Moralitas/Kebenaran/righteous); 仁义ren yi (Kebajikan dan Keadilan/kind
& rightous); 忠义zhongyi ( Kesetiaan
dan Kebenaran) ; 正义zheng yi (rightous/ketaatan/keadilan);
情义qing yi (ikatan persabatan / friendship);侠义xia yi (ksatriaan/kesopanan/chivalrous), dan seterusnya. Jika semua ini dijadikan satu
maka akan berbenturan dan berkontradiksi. Ren仁
(cinta) tidak dapat berbenturan, kita mencintai ayah ibu, saudara dan anak
istri tidak akan berbenturan (dalam hal perasaan), semua boleh dicintai. Tapi
Yi 义bisa berbenturan dan terjadi konflik
interes. Mensius jauh hari sudah bisa melihat hal tersebut, sehingga dia
bercerita sebagai berikut.
Suatu
ketika Negara Zheng 郑dan Negara
Wei卫berperang, saat itu adalah
zaman Perang Musim Semi & Gugur ( 春秋chunqiu),
cara perangnya adalah secara duel ber-hadap-hadapan dengan kereta perang,
masing pihak mengirim sang jagoannya (komandan perang) untuk beduel. Ini kali
keduanya mengirim pemanahnya di atas kereta perang, kedua kereta ini sudah masing-masing
berhadapan siap dengan panahnya dan berhenti pasang ancang-ancang. Etika perang
saat itu sebelum berduel kedua pihak memberi salam dahulu, kemudian kedua belah
pihak akan menyilahkan salah satu pihak untuk mulai menyerang.
Pemanah
dari Negara Wei seorang muda, pemanah dari Negara Zheng sudah tua, maka pemanah
dari Negara Wei menyilahkan pemanah dari Negara Zheng untuk mulai memanah lebih
dahulu. Tapi pemanah dari Negara Zheng diam saja. Pemanah muda dari Wei itu berkata: “Bapak
tua, saya minta Bapak silahkan memanah saya terlebih dahulu.”.
Pemanah
tua dari Zheng menjawab: “Saya tidak akan memanah dulu.”.
Pemanah
muda berkata:”Mengapa? Ambil saja panah Bapak dan panahlah saya.”.
Pemanah
tua menjawab: “Hari ini saya sedang sakit, tidak kuat untuk menarik busur
panah. Silahkan panah saja saya.”
Pemanah
muda berkata: “Tidak bisa, karena guru saya adalah murid Bapak. Jadi keahlian
memanah saya ini boleh dikatakan adalah Bapak yang menurunkan pada saya. Saya
tidak bisa menggunakan apa yang Bapak ajarkan kepada saya untuk memanah dan
membunuh Bapak. Tapi kini kedua negara kita sedang berperang, saya tidak bisa
tidak memanah Bapak. Saya jadi serba salah.”
Pemanah
dari Negara Zheng adalah kakek guru pemanah dari Negara Wei, jadi pemanah muda
dari Wei ini mengatakan bahwa dia tidak akan menggunakan keahlian memanah yang
didapatkan dari kakek gurunya ini untuk membunuhnya, ini adalah tidak etik.
Tapi kini keduanya sedang berperang, kamu adalah lawan saya, jadi tidak memanah
juga salah, maka tidak ada jalan lain. Si pemanah muda itu mencabut tiga batang
anak panah, kemudian ujung panahnya dipukul-pukulkan dikeretanya sendiri hingga
ujungnya patah, kemudian tiga anak panah ini berturut-turut dilepaskannya,
kemudian dia melarikan keretanya kembali kebarisannya. Jadi secara ‘Etika
Perang’ dalam perang itu dia tidak melanggar kesetiaannya, dia telah memanah
sesuai kewajiban dan memenuhi tugas perangnya, hanya masih belum bisa membunuhnya.
Mensius
menceritakan ini, tujuannya untuk menunjukan pertentangan dan perbenturan dari
Yi义(kesetiaan/ketaatan) bisa
diselesaikan dengan baik. Namun kontradiksi ini tidak mudah diselesaikan
seperti apa yang dapat kita bayangkan, karena perang ini terjadi pada zaman
Perang Musim Semi & Gugur ( 春秋chunqiu),
dimana perang pada saat itu mempunyai ciri tersendiri. Perang pada masa itu semuanya
tidak ada masalah dengan apakah itu adil atau tidak adil, setia atau tidak
setia (春秋无义战chun qiu wu yi zhan), jadi
jika tidak membunuh lawan adalah sah-sah saja. Pada pokoknya tidak ada Yi义 (kesetiaan
dan ketaatan).
Pertanyaan
adalah jika pemanah Negara Wei adalah seorang setia (“kebenaran/setia &
taat”(正义zheng yi), dan tidak membunuh
pemanah dari negara Zheng, mungkin dia harus bunuh diri. Karena dia berada
dalam posisi yang serba salah karena jika tidak membunuh kakek gurunya salah,
dianggap tidak setia terhadap negaranya, membunuh kakek gurunya juga berdosa. Tapi
bunuh diri juga tidak ada gunanya, karena akan dianggap berhianat terhadap
negaranya. Ada yang mengatakan bahwa bunuh saja kakek gurunya dulu, kemudian
baru bunuh diri, tapi ini juga tidak menyelesaikan masalah.
Dalam
hal ini dapat diuraikian sebagai berikut :
1. Kamu
membunuh kakek guru itu berarti ‘Ingkar terhadap guru dan membunuh moyang
sendiri’ (欺师灭祖qi shi
mie zu) berarti tidak setia (不义bu yi ).
2. Membunuh
diri berarti membunuh pasukan terbaik dari negaranya, ini berati ‘Berhianat
terhadap negara dan menguntungkan lawan’ ( 判国资敌pan
guo zi di ) sama dengan tidak setia (不义bu
yi ).
3. Saat
membunuh kakek gurunya, sang kakek guru berada dalam kondisi tidak mampu
membalas, tapi tetap dibunuh, ini disebut ‘Membunuh orang yang tidak berdaya’( 趁人之危chen ren zhi wei) berarti Tidak ksatria (不义bu yi ).
4. Terakhir
jika membunuh diri, berarti tidak berani memikul tanggung jawab terhadap
kewajibannya menurut etika, berarti lari dari tanggung jawabnya itu berarti
Tidak Setia (不义bu yi ).
Jadi
kesimpulannya pemanah Wei ini akan menjadi serba salah. Jika kita mengambil
pengertian Yi义ketaatan/kesetiaan
sebagai standar, kesimpulannya bagaimanapun harus mati, karena tidak setia dan
ksatria. Bisa dibayangkan akibatnya akan tak terbayangkan. Pemanah Wei ini akan
tidak lagi dianggap sebagai manusia, lebih lanjut jika hingga berakibat
demikian, apakah ini memang menjadi kewajiban dia? Jelas bukan. Maka Shakepeare
dalam buku “Hamlet” saat akan membalas dendam mengatakan “Mati atau hidup masih
menjadi suatu masalah”, maksudnya masalah ‘Moral’ masih tidak terselesaikan. Maka
adalah sulit untuk menentukan apakah suatu perbuatan itu, apakah telah memenuhi
atau melanggar Moral, dalam hal ini harus berhati-hati menilainya.
Tidak
sama dengan cinta, karena cinta bisa kita lampiaskan dengan sebesar-besarnya
dan tidak akan terjadi yang berlebihan. Membicarakan Yi义 harus hati-hati, karena untuk membicarakan Yi义(kesetiaaan dan ksatriaan)
harus berdiri pada suatu Keadilan.
Menurut
para cendikiawan bahwa pada hakekatnya ‘Nilai Inti Benar/Salah’ (核心价值观he xin jia zhi guan) orang
Tionghoa justru ada pada segi keadilan{‘kebenaran/setia & taat’(正义zheng yi)}. Yaitu selalu pada
lingkup Kebenaran hakiki (正zheng). Bermoral (正义zheng
yi) ini yang telah menjadi peran penting dan sangat baik dalam membentuk way of
thinking bagi orang Tionghoa dalam hal bermoral dan berakhlak, dan menjadi
sentimen ideologisnya. ( 非常好的思想文化的品德和情操fei
chang hao de si xiang wen hua de pin de he qing cao ).
Seperti
apa yang dikatakan oleh seorang pujangga Tiongkok, Luxun鲁迅 : Sejak dulu orang Tionghoa itu selalu bekerja
keras tanpa kenal lelah, mempunyai hati yang teguh dan tekun, siap berkorban
untuk rakyatnya, dan ada yang dengan raganya telah menuntut suatu keadilan.
Inilah yang menjadi tulang punggung dari bangsa Tionghoa. (鲁迅 :我们自古以来,就有埋头苦干的人,有拼命硬干的人,有为民请命的人,有舍身求法的人。 这就是中国的脊梁.
Luxun : wo men zi gu yi lai, jiu you mai tou gu gan de ren, you pin ming yin
gan de ren, you shi sheng jiu fa de ren. Zhe jiu shi zhong guo de ji liang. ). Ciri khas dari orang-orang ini adalah ‘Ketaatan/Kesetiaan’
dan Bermoral (正义zheng yi). *10
Kenyataannya
rasa ‘Ketaatan dan Ksetiaan’ dan ‘Bertanggung Jawab’, bisa membentuk sifat
seseorang menjadi besar, agung dan teguh.
Cinta dan Kesetiaan/Ketaatan (仁ren
& 义yi) bisa membentuk sifat
seseorang menjadi ‘Agung’ dan bermurah hati atau generous. Karena ‘Cinta
Benevolence’(仁ren) inti
pokok cintanya adalah toleran, murah hati. Dan Yi bisa membentuk seseorang
menjadi ‘Agung’ dan ‘Teguh’, karena mempunyai konotasi membunuh. Suatu perasaan
“Taat”, jadi harus teguh dan keras. Bagi orang yang setia dan taat adalah
bersifat keras, jika sifatnya lembek tidak akan bisa setia dan Taat. Jadi untuk
menjadi orang yang setia dan taat tidaklah mudah.
Tokoh
yang mewakili Kongfusianisme ialah Kong Hu Cu yang menekankan akan ‘Cinta
Benevolence’仁ren, Bagaimana
cara mencintai orang? (仁者爱人ren zhe
ai ren), Cinta Benevolence ini dapat
membentuk sifat seseorang menjadi ‘Agung’ dan murah hati. Dan Mensius menekankan ‘Keadilan/Ketaatan/Kesetiaan
义(yi) (Righteousness)’, yang
dapat membentuk seseorang bersifat ‘Agung’ dan ‘Teguh’. Tapi seorang untuk bisa
bersifat teguh dan setia tidaklah mudah. Menurut Mensius bagi seseorang untuk
bisa menjadi teguh dan setia tidak hanya perlu untuk selalu bisa mempertahankan
semangat dan spirit tersebut, tapi perlu
juga ditunjang oleh ketahanan raganya.
Dalam
konteks ini menurut Mensius perlunya ditunjang dengan ketahanan raga dan pisik,
kiranya ketahanan pisik dan raga yang bagaimana? Bagi Mensius ketahanan pisik
dan dan raga adalah ‘Hawa Murni’ (气qi).
Menurut Mensius bagi seorang untuk bisa mempunyai ketahanan raga, maka perlu
dan harus melatih ‘Hawa Murni’nya. Bagi orang Tionghoa yang dimaksud dengan ‘Hawa
Murni’ atau 气qi adalah ‘Nyawa’
. Maka Mensius mengatakan bahwa dia telah berlatih dengan baik “Hawa Murni” (浩然之气hao ran zhi qi) atau disebut juga “Perasaan Kejujuran” (正气zheng qi), kini dikalangan
orang Tionghoa dikenal dengan kata-kata ‘Spirit atau Semangat untuk benar yang
sangat kuat dan kokoh’ atau dengan kata lain Kejujuran (浩然正气hao ran zheng qi 《孟子·公孙丑上》 刚正宏大的精神kang
zheng hong da de jing sheng)
Ada satu cerita dimana suatu kali Gong Sun
Chou (公孙丑) murid dari Mensius
bertanya: “Mohon tanya kelebihan guru itu apa?”
Mensius
menjawab: “Saya telah berlatih dengan baik hawa murni kebenaran saya.”.
Gong
Sun Chou bertanya lagi: “Apa itu hawa murni kebenaran?”
Mensius
menjawab: “Itu tidak mudah untuk mejelaskannya. Tapi garis besarnya dapat
dikatakan dia itu telah memenuhi jagad raya ini, suatu “hawa” yang sangat besar
dan teguh. Selain itu hawa ini terbentuk secara akumulatif dari kebenaran dan
tatakrama. Sebaliknya jika hawa kebenaran dan tatakrama ini tidak dipupuk dan ditumpuk
pada diri kita, maka lama kelamaan akan menyusut dan tidak bertenaga lagi. Hawa
ini merupakan akumulasi dari kebenaran dan tatakrama yang lahir dari diri kita
sendiri, hanya bisa dilatih dan dikembangkan oleh diri kita sendiri, sama
sekali tidak mengandalkan pura-pura untuk berlaku seperti berkebenaran dan bertatakrama.
*11
Jadi
Mensius dengan gamblang mengatakan bahwa ‘Hawa Murni Kejujuran’ adalah
akumulasi dari Yi义‘Keadilan/Ketaatan/Kesetiaan
义(yi) (Righteousness)’, yang
dikumpulkan dalam badan kita sehingga menjadi bagian dari jiwa kita, menjadi
suatu yang bisa mengerakkan atau menimbulkan reaksi terhadap pisik kita, yang
dicerminkan atau diekspresikan dalam semangat dan sikap kita.
Memang
benar perihal ‘Hawa Murni Kejujuran’ ini tidak mudah untuk dijelaskan dengan
kata-kata, Mensisus sendiri juga telah mengatakannya, lebih-lebih bagi orang
bukan Tionghoa atau orang Barat yang selalu coba menganalisa berdasarkan teori-teori
ilmiah. Tapi bagi orang Tionghoa hal ini bisa dimengerti maknanya. Orang
Tionghoa selalu melukiskan sesuatu yang berkaitan dengan kejiwaan dengan “Hawa”
atau Qi气. Misalnya tulisan atau
lukisan kaligrafinya yang mantap goresannya disebut ada hawanya/jiwanya (有气you qi).
Maka
Mensius mengatakan bahwa jika seseorang mempunyai ‘Hawa Murni Kejujuran’ dia
akan terlihat cantik. (充实之谓美 充实而有光辉之谓大 大而化之谓圣 圣而不可知之之谓神《孟子 尽心下》chong shi
zhi wei mei, chong shi er you guang hui zhi wei da, da er hua zhi wei sheng,
sheng er bu ke zhi zhi wei shen ). Yang
mempunyai arti bahwa perasaan Kejujuran (正气zheng
qi) berada dalam kalbu kita, jika sesorang seluruh badannya dipenuhi dengan
perasaan jujur, orang yang demikian pasti cakep/ganteng, dia itu “orang cantik”
(perlu diketahui bahwa pada masa zaman Mensius hidup, orang cantik bisa juga
ditujukan untuk lelaki yang ganteng). *12
Dikatakan
cantik karena orang yang demikian matanya pasti memancarkan sinar kewibawaan. Orang
yang demikian disebut ‘orang besar’. Orang ini berlatih dan menempa diri
menjadi orang besar, bahkan bisa mempengaruhi orang lain, merubah orang lain,
sehingga orang lain juga menjadi memiliki ‘hawa kejujuran’ dan manjadi cantik.
Orang yang begini disebut Orang Kudus (圣人sheng
ren). Jika dia bisa mempengaruhi dan
merubah orang lain menjadi penuh dengan hawa kejujuran, dan orang yang bersangkutan
tanpa menyadari telah terpengaruhi, maka orang yang demikian itu disebut Dewa.
Jadi
ada empat tingkatan : Cantik, Besar, Kudus, Dewa (美mei -- 大da
-- 圣sheng
-- 神 shen). Maka Mensius mengusulkan
untuk berlatih ‘hawa murni’(kejujuran){养气yang
qi}.
Dari
konteks diatas ini siapakah yang harus berlatih ‘hawa murni’? Tidak lain tidak
bukan adalah diri kita sendiri. ‘Hawa Murni Kejujuran’ tidak bisa minta orang lain
untuk melatihkan untuk diri kita, atau orang lain yang memupuknya, dan kemudian
ditanamkan pada diri kita, itu tidak mungkin. Sehingga timbul istilah dalam
bahasa Tionghoa “Melatih hawa murni kejujuran akan meneguhkan dirinya”(养气必自强yang qi bi zi jiang).
Konfusianisme
merupakan pemikir zaman Pra Qin Dinasti yang sangat penting, Konfusianis lebih
memperhatikan masalah kebudayaan, mewariskan kepada orang Tionghoa ‘Nilai Inti
Benar/Salah’ atau core value(核心价值观he
xin jia zhi guan) yaitu Cinta Benvolence (仁爱ren
ai); “kejujuran/kebenaran/setia & taat”(正义zheng
yi) dan Bertumbuh Kuat Sendiri (自强zi
jiang = Self renewal)
Cinta
Benovolence terutama dikemukakan oleh Kong Hu Cu, dan “kebenaran/setia &
taat”(正义zheng yi) dikemukakan oleh
Mensius. Kemudian Bertumbuh Kuat Sendiri
(自强zi jiang = Self renewal)
siapakah kiranya yang mengemukakannya? Bertumbuh
Kuat Sendiri terutama diutarakan oleh Xunzi荀子,
atau lebih tepatnya adalah dari 《周易zhou
yi》karena sumbernya berasal dari 《周易zhou yi》dan 《易传yi
zhuan》
Xunzi荀子 ( 312 SM – 230SM ),
merupakan guru besar Konfusianisme generasi ketiga dari zaman Pra Qin Dinasti,
dimana ratusan pemikir cemerlang bermunculan. Xunzi lahir dengan nama Xun
Kuang(荀况), tapi ada beberapa catatan
sejarah yang mencatat bermarga Sun (孙),
menurut Herbert Giles marganya berubah jadi Sun (孙) sejak dari Raja Han Xuan Wang (汉宣王) dari Dinasti Han. Kemungkinan karena kemiripan
bacaannya (homophone), dan marga Raja Han Xuan Wang juga Sun(孙). Nama kehormatannya adalah Qing卿, sehingga bernama Sun Qing (孙卿) atau Xun Qing (荀卿).
Dia berasal dari Negara Qi齐,
dan mendapat pendidikan di Negara Qi齐.
Ada catatan sejarah yang mengatakan bahwa dia itu Bangsa Han (汉族han zu), dari Negara Chao赵 (sekarang Provinsi Shan Xi,
Anzhi) (周朝战国末期赵国猗氏”今山西安泽”人).
Pada
umur 50 tahun mulai mengembara ke Negara-negara, pernah tiga kali menjadi pejabat
di Negara Qi. Xunzi荀子adalah seorang pemikir, ahli politik, pujangga
besar, pendidik, termasuk tokoh terkenal dari kaum Konfusianisme. Muridnya yang
terkenal adalah Han Fei Zi韩非子,
Lisi李斯 (Pedana Menteri Negara Qin秦) kedua tokoh dari Legalisme,
dan juga Zhang Cang张苍.
Xuzi
seorang ahli metematika; ahli astronomi; penghitung kalender; pejabat dari Raja
Han, berumur panjang (256SM – 152SM). Pendapatnya yang populer adalah ‘Manusia
dasarnya cendrung berhati jahat’(人之初 性本恶ren
zhi chu, xing ben e), berlawanan dengan pendapat Mensius yang mengatakan bahwa ’Manusia
cendrung bersifat baik’ (人之初, 性本善ren zhi chu, xing ben shan).
Dalam
buku Zhou Yi《周易zhou yi》dikatakan bahwa seorang bijak
harus dapat terus berkembang tiada henti-hentinya dan seperti peredaran alam
semesta, berkembang terus dan menjadi lebih kuat. (天行健 君子以自强不息《易传 象辞》tian
xing jian, jun zi yi zi jiang bu xi). Tapi
cendikiawan Yi Zhong Tian berpandangan bahwa pengertian ini berasal dari
Xunzi, karena dalam buku 《周易zhou yi》sama sekali tidak ada mengemukakan
alasannya, tapi justru dikemukakan oleh Xunzi荀子.
Walaupun dia adalah seorang Guru besar generasi ketiga Konfusianisme pada zaman
Pra Qin Dinasti, dia ini dengan kedua guru besar Konfusianisme terdahulu ada
beda pandangannya.
Perbedaaannya
terletak pada teorinya yang mengemukakan tentang Tian天 atau Alam, Kong Hu Cu dan Mensius tidak
mengemukakan tentang Tian天 atau Alam. Laozi
dan Zhuangzi tidak membicarakan tentang orang. Atau dengan kata lain Kong Hu Cu
dan Mensius hanya membicarakan tentang orang, sedang Laozi dan Zhuangzi senang
membicarakan tentang Tian天 atau Alam.
Inilah yang membedakan antara Konfusianisme (儒家ru
jia) dan Daoisme (道家dao jia).
Tapi dalam perkembangannya hingga zamannya Xunzi, maka Xunzi memadukan antara Konfusianisme
dan Daoisme. Xunzi tidak saja membicarakan tentang Tian atau Alam, juga
membicarakan tentang orang dengan lebih jelas, bahkan membahasnya dengan cara
ilmiah.
Misalnya
Xunxi荀子 mengatakan bahwa hari tidak
hujan itu adalah urusan Alam, rembulan ditutupi awan itu juga urusan Alam. Saat
manusia menyembah atau berdoa untuk meminta hujan turun, atau saat gerhana
bulan yang dikira rembulan akan dimakan oleh “Anjing Langit”, dan manusia ramai-ramai
menabuh tambur untuk mengusir “Anjing Langit”, sebenarnya sikap ini hanya suatu
bentuk ekspresi keinginan manusia belaka.
Maksudnya manusia boleh saja mengekspresikan segala keingian seperti
diatas, minta hujan turun, mengusir “Anjing Langit” , tapi ini semua tidak
boleh dianggap suatu yang benar, jika itu dianggap suatu kebenaran, maka itu
adalah salah besar. Maka dapat dikatakan bahwa Xunzi adalah pemikiran zaman Pra
Qin Dinasti yang paling memiliki pemikiran ilmiah.
Pemikir-pemikir
zaman Pra Qin Dinasti sikapnya terhadap Alam bisa di bagi menjadi tiga :
- Kong
Hu Cu dan Mensius bersikap menghindar.
- Laozi
dan Zhuangzi bersifat filosofis.
- Xunzi
bersikap Ilmiah.
Pandangan
Xunzi bisa dilihat dari kata-katanya yang berikut: Alam mengikuti jalurnya
sendiri menurut hukum alam, tidak terpengaruh oleh karena berkuasanya seseorang
apakah itu adalah Yao, Sun (尧舜=
raja bijaksana dan kudus) atau Jie, Zhou(桀纣=
raja lalim) yang bisa mengatur atau merubah hukum alam. (天行有常 不以尧存 不以桀芒《天论》tian
xing you chang, bu yi yao cun, bu yi jie mang).
Sama
sekali tidak ada hubungan dengan manusia, maka janganlah masalah gejala alam
dan peran manusia dicampur adukkan jadi satu. Suatu masyarakat menjadi makmur dan miskin
serta keadaan masyarakat kacau atau aman, apakah ada hubungannya dengan gejala
alam dan cuaca serta kesuburan tanah? Sama sekali tidak ada hubungannya. Tidak
perduli siapapun yang berkuasa, tanah yang subur jika ditanami tumbuhan pertanian
pasti akan mendapatkan panen yang baik, sebaliknya jika tanah tandus ditanami
apapun akan tidak mendapat hasil yang baik. Tidak perduli siapapun yang berkuasa,
jika tiba musim dingin pasti akan turun salju, dan saat musim panas matahari
akan bersinar terik, sama sekali tidak ada hubungannya dengan peran manusia,
manusia tidak bisa mengubahnya.
Karena
hal tersebut diatas, Xunzi menyimpulkan antara lain sebagai berikut Alam tidak
perlu ditakuti, apa yang akan terjadi terjadilah (天不可谓 事在人为tian bu ke wei, shi zai ren
wei). Ikuti saja kehendak alam, tidak
perlu berbuat apapun (顺应自然 有所不为shun
ying zi ran, you shuo bu wei). Maksudnya manusia tidak perlu berbuat dan tidak
perlu coba mengubah gelaja alam, jadi yang tidak perlu dilakukan adalah suatu
yang menentang hukum alam, hal-hal yang yang berkaitan dengan menentang hukum
alam tidak perlu dipikirkan. Manusia itu akan bisa mengenali perubahan cuaca,
kapan akan turun hujan, kapan akan ada terik matahari. Maka kita bisa memilih
waktu yang tepat untuk bercocok tanam, bisa dari keadaan tanah mengetahui, apakah
tanahnya subur atau tandus. Dan tanah yang bagaimana cocok untuk ditanami
tanaman apa, sehingga bisa memilih tanaman yang cocok untuk ditanami diatas
tanah yang ada. Pendek kata manusia harus bisa mengenal hukum dan gejala alam,
menghormati dan berbuat sesuai dengan hukum alam. Menurut hukum alam ini
mengatur semua pertanian dan produksinya, untuk hidup demi kemakmurannya.
Inilah yang disebut ‘Berpandangan secara ilmiah’.
Alam
memiliki aturannya sendiri (天有自己的规律tian
you zi ji de gui lv). Pandangan ini sama dengan pandangan kaum Daoisme. Tapi
padangan tentang alam dari Daois dan Xunzi tidak sama, pandangan Daois tentang
alam adalah ‘Tidak Berbuat’(无为wu
wei) yang mengatakan bahwa hukum alam adalah tidak berbuat, apapun tidak
berbuat. Alam tidak mengadakan konferensi dan menentukan suatu peraturan atau
mengumumkan maklumat untuk melaksanakan hukum alam. Alam itu apapun tidak
berbuat, tapi apapun telah diperbuatnya (无为尔无不为wu
wei er wu bu wei), maka hukum alam itu adalah tidak berbuat (天道无为tian dao wu wei).
Tapi
Xunzi tidak berpendapat demikian, dia melihat bahwa hukum alam itu memiliki
ciri-ciri tertentu, yaitu berjalan sendiri (自为zi
wei), tidak perlu diatur-atur. Jadi alam berjalan menurut jalannya alam
sendiri, dan manusia berjalan menurut jalannya manusia. Alam bekerja sendiri
tidak perlu dibantu manusia untuk menjalankan hukum alam, ini yang disebut ‘Alam
bekerja sendiri (天道自为tian dao
zi wei), maka dari itu orang bijak juga akan tumbuh kuat sendiri ( 君子自强jun zi zi jiang).
Tapi
selain tumbuh kuat sendiri apakah tidak ada jalan yang lain? Xunzi mengatakan:
Apakah alam bisa diubah? dikarenakan manusia tidak suka dingin, lalu meniadakan
musim dingin? Apakah bumi itu bisa diubah karena manusia tidak suka jalan jauh,
lalu bumi dibikin tidak luas? Jelas tidak mungkin. Maka sebagai seorang bijak,
jangan dikarenakan disampingnya ada “orang kecilan” yang berisik mengemukakan
argumentasi yang konyol, lalu bungkam dan menutup mata tidak barani melakukan
apa yang seharusnya dia harus lakukan. Seorang bijak harus berani melakukan apa yang
mestinya dia lakukan. (君子不为小人 之匈匈也辍行《荀子 天论天》jun zi bu
wei xiao ren, zhi xiong xiong ye chuo xing).
Dari
konteks diatas kita bisa lihat bahwa Xunzi adalah seorang yang bernalar dan
mempunyai jiwa kecendiakawanan.(人文精神ren
wen jing shen). Memang Xunzi ini sebagai guru besar Konfusianis generasi ketiga
pada zaman Pra Qin Dinasti, yang ciri-cirinya paling menyolok, paling memiliki
pikiran ilmiah dan bernalar.
Xunzi
berpendapat bahwa barang alamiah tidak bisa menjadi cantik, semua barang hasil
kebudayaan dan peradaban adalah hasil karya manusia. (无为则性不能自美《荀子 礼论》wu wei ze xing bu neng zi
mei). Dari sini kita bisa melihat perpaduan dari semangat keilmiahan dan
peradaban yang menjadi satu. Dengan adanya unifikasi pemikiran yang demikian,
maka Xunzi menjadi pemikir zaman Pra Qin Dinasti dalam perkembangan Konfusianisme
telah menoreh garis yang bersinar cemerlang.
Dan ini semua merupakan warisan kaum Konfusianisme yang diberikan kepada orang Tionghoa kini yaitu Cinta
Benvolence (仁爱ren ai); Kejujuran/kebenaran/setia
& taat’ (正义zheng yi =
Rightous); Bertumbuh Kuat Sendiri (自强zi
jiang = Self renewal)
Dari
pembahasan mulai Jilid I, II, III, IV dan V kita dapatkan gambaran tentang: Apa ; Mengapa ; Harus Bagaimana memperlakukan
pikiran-pikiran dari para pemikir dari zaman Pra Qin Dinasti ini. Kira-kira bisa terjawab apa itu yang
dinamakan pemikiran dari zaman Pra Qin Dinasti. Mengapa pemikiran dan gagasan
itu lahir. Dalam keadaan sekarang
bagaimana baiknya kita mewarisi pemikiran-pemikiran dan gagasan mereka.
Menurut
cendikiawan Yi Zhong Tian menyimpulkannya sebagai berikut : Kaum Motisme
memperhatikan masalah sosial masyarakat, mewariskan kepada kita suatu masyarakat
yang ideal yang dibambakan. Yaitu Sama
rata atau kesetaraan ( 平等 ping deng
); Saling menguntungkan ( 互利hu
li ); Cinta Universil ( 兼爱jian ai ).
Kaum
Daoisme memperhatikan kehidupan manusia, mewariskan kepada manusia tentang apa yang
dibutuhkan manusia dalam hidup. Yaitu Ketulusan (真实zhen shi); Bebas (自由zi you); Toleransi (宽容kuan rong)
Kaum
Legalisme memperhatikan Urusan Negara, mewariskan Prinsip Memerintah Negara,
dengan asas Keterbukaan (公开gong kai)
Openness ; Samarata (公平gong ping)
Equity ; Berkeadilan (公正gong zheng)
Candour.
Kaum
Kongfusianisme memperhatikan kebudayaan, mewariskan ‘Nilai Standar Benar/Salah’
atau core value(核心价值观he xin
jia zhi guan)’. Yaitu : Cinta Benvolence (仁爱ren
ai) ; Kjujuran/kebenaran/setia & taat’ (正义zheng
yi = Rightous) ; Bertumbuh Kuat Sendiri (自强zi
jiang = Self renewal).
Keempat
pandangan diatas dipadukan jadi satu merupakan warisan kebudayaan yang sangat
berharga bagi bangsa Tionghoa dan semua umat manusia didunia. Ketika kita
menghadapi warisan-warisan kebudayaan yang berharga tersebut, perlu kiranya
bagi kita untuk bisa mengadakan penyesuaian-penyesuaian dan mengadakan abstraksi-abstraksi
dalam mewarisi kebudayaan tersebut, dan dapat memadukan dengan keadaan
kehidupan masyarakat masa kini. Dengan demikian kita dapat menciptakan satu
keadaan yang didambakan kita semua yaitu ‘Damai dan Hormoni (和谐he xie)’.
Apa
itu ‘Damai dan Harmoni’? Rumusan dari ‘Damai/Harmoni’ adalah ‘Bermacam-macam yang
berbeda menjadi satu kesatuan’(多样统一duo
yang tong yi). Jadi ‘Damai dan Harmoni’ itu memerlu dua persyaratan yaitu ‘Terdiri
dari banyak macam yang berbeda’ dan ‘ Menjadi satu kesatuan’. Pemikiran-pemikiran yang lahir pada zaman Pra
Qin Dinasti ini, jutru terjadi demikian. Dinama sudut pandang dan perhatian
mereka berbeda-beda, pandangan dan pemikirannya tidak sama, cara berpikirnya
juga tidak sama, pendirian atas sosial masyarakat juga tidak sama, terdiri dari
macam-macam pandangan, namun mereka merupakan suatu kesatuan, karena tujuan
mereka sama-sama menginginkan ‘Perdamaian Dunia’( 天下太平tian xia tai pin), menginginkan Negara dengan ‘Good
Governance’, Aman dan Sentosa. Sama-sama berusaha mencari jalan untuk kemajuan
dan perkembangan masyarakat yang mereka dambakan. Sasaran yang hendak dicapai, dan
idealisme mereka semuanya sama. Sehingga walaupun mereka saling berpolemik
dengan sengit, tapi hasilnya adalah ‘Perdamaian dan Harmoni’(和谐he xie).
Maka
kini ketika kita ingin mewarisi kebudayaan mereka ini, patut bagi kita juga
bersikap sama dengan mereka dimana yang paling diutamakan adalah ‘Damai dan Harmoni’.
Semangat demikian mengingatkan kita pada istilah yang sangat populer bagi yang mencintai
perdamaian yaitu ‘Mendambakan persamaan dalam ketidak samaan’ (求同存异qiu tong cun yi ) atau sama
dengan Dasar Negara Kita Pancasila “ Bhineka Tunggal Ika”.
Setiap
orang boleh mempunyai pandangannya sendiri-sendiri, boleh mempunyai sikapnya
sendiri, boleh memiliki pikirannya sendiri, boleh mempunyai cara-caranya
sendiri, tapi janganlah ‘Maunya Menang Sendiri’ ( Terribly conceited / 惟我独尊 wei wo du zun). Harus mau
menerima orang lain atau golongan orang lain untuk mempunyai pendapat dan
pikirannya sendiri yang berbeda dengan kita. Orang perlu untuk
belajar menghormati orang lain yang berbeda dengan dirinya, sekaligus belajar
untuk tidak memaksakan kehendak diri atau kelompoknya. Apalagi menjatuhkan
hukuman kepada orang lain atau kelompok lain dengan ukuran yang mereka buat dan
telah mereka sepakati sebagai satu-satunya kebenaran yang tidak boleh dibantah
atau dipertanyakan.
Bagi
kaum penguasa janganlah menghukum orang karena seorang mempunyai pikiran lain
dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah. Menghadapi pemikiran-pemikiran dari pemikir-pemikir
zaman Pra Qin Dinasti ini, kita harus bisa menyeleksi dan menyimak sendiri apa
saja yang paling patut dan paling dibutuh oleh kita sendiri, dengan mengadakan
analisa dan menyimpulkannya sendiri. Tapi jangan hanya diambil penggalan-penggalannya.(
厚此薄彼hou ci po bi / Treat with
partiality ), dan tidak perlu untuk berdebat untuk ingin menang atau kalah,
jangan berdebat untuk merasa lebih unggul. Kita harus bisa menyatukan pandangan yang berbeda-beda ini, untuk
menyatukan kebangkitan perdamaian dunia, menyatukan kemakmuran manusia
diseluruh jagad ini, menyatukan kebahagiaan seluruh umat manusia didunia.
Dari
pembahasan tulisan ini kita telah melihat keagungan dan kecermerlangan dari
pemikir-pemikir zaman Pra Qin Dinasti ini seperti Kong Hu Cu (孔夫子kong fu zi), Moti/Mozi(墨子), Mensius(孟子mengzi),
Zhuangzi(庄子), Han Fei Zi(韩非子), Lisi(李斯), dan lain-lain, yang bercita-cita dan berusaha
untuk perdamaian dan kemakmuran rakyat Tiongkok zaman Pra Qin Dinasti ini. Kita
patut memberi hormat yang setinggi-tingginya bagi mereka, yang telah berbuat
sesuatu yang agung bagi peradaban umat manusia.
Ini
menjadi kebanggaan bagi bangsa Tionghoa yang mempunyai leluhur yang bercita-cita
agung untuk perdamaian dan kemakmuran kehidupan manusia dalam dunia ini, tapi sebagai
orang Tionghoa yang hidup dalam dunia ini patut dan harus dapat melopori ‘Perdamaian
Dunia’ dan ‘Kemakmuran Umat Manusia Dunia’ seperti apa yang dicita-citakan dan
diperjuangkan para leluhurnya---pemikir-pemikir
zaman Pra Qin Dinasti ini. Sebagai
bangsa Indonesia yang kebetulan berleluhur Tionghoa, juga harus dapat
bersumbangsih dalam berbangsa dan bernegara untuk Indonesia, terutama dalam
menegakkan perdamaian dan hidup harmoni dengan mainstream Indonesia.
Seperti
apa yang dikatakan oleh Ibn F Muchhammad Dukseno seorang rohanianwan, dalam
tulisannya di Harian Sinar Harapan “Andai Tak Ada ketegangan Antar Umat
Beragama” (Dikutip dari SH tgl. 10-06-2008) mengatakan antara lain : Orang perlu tempat untuk belajar menghormati orang lain
yang berbeda dengan dirinya sekaligus belajar untuk tidak memaksakan kehendak
diri atau kelompoknya. Apalagi menjatuhkan hukuman kepada orang lain atau
kelompok lain dengan ukuran yang mereka buat dan telah mereka sepakati sebagai
satu-satunya kebenaran yang tidak boleh dibantah atau dipertanyakan. Kembali orang
harus diingatkan bahwa Sang Pencipta semesta justru yang menghendaki adanya keunikan
setiap ciptaan-Nya. Dalam hal ini, orang perlu
menemukan heart of religion dari agama yang dianutnya supaya tidak hanyut dan
terpaku pada simbol-simbol atau atribut-atribut yang kebetulan dibawa agamanya.
Heart of religion ini yang bisa menyatukan orang-orang yang mempunyai latar
belakang agama dan budaya yang berbeda. Orang tidak sekedar toleransi, yang
secara kasar bisa kita artikan tidak saling mengganggu, tetapi akan sampai kepada
suatu usaha bersama menjawab keprihatinan dalam kehidupan ini.
“Bhineka Tunggal Ika isinya tidak hanya tentang kesatuan
suku, budaya, dan bahasa, namun ada harapan besar supaya orang menemukan aspek
kesatuan yang hakiki antarwarga negara yang anggotanya beragam. Kesatuan hakiki
itu bisa terjadi jika heart of religion ditemukan dalam setiap warga negara”.
Almarhum
Nurcholish Madjid mengemukakan bahwa pluralisme tidak dapat dipahami hanya
dengan mengatakan bahwa masyarakat kita majemuk, beraneka ragam, terdiri dari
berbagai suku dan agama, yang justru hanya menggambarkan kesan fragmentasi,
bukanlah pluralisme.
Pluralisme juga tidak boleh dipahami sekadar sebagai “kebaikan negatif”, hanya ditilik dari kegunaannya untuk menyingkirkan fanatisisme. Pluralisme harus dipahami sebagai “pertalian sejati kebhinekaan dalam ikatan-ikatan keadaban”. (dikutip dari salah satu Harian di Jakarta dari tulisan Herdi Sahrasad Associate Director Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Universitas Paramadina Jakarta ).
Pluralisme juga tidak boleh dipahami sekadar sebagai “kebaikan negatif”, hanya ditilik dari kegunaannya untuk menyingkirkan fanatisisme. Pluralisme harus dipahami sebagai “pertalian sejati kebhinekaan dalam ikatan-ikatan keadaban”. (dikutip dari salah satu Harian di Jakarta dari tulisan Herdi Sahrasad Associate Director Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Universitas Paramadina Jakarta ).
( Habis)
*10 http://www.baidu.com/
鲁迅 :我们自古以来,就有埋头苦干的人,有拼命硬干的人,有为民请命的人,有舍身求法的人。 这就是中国的脊梁
*11 http://baike.baidu.com/view/80259.htm?fr=ala0_1_1
释义
“浩然之气”这个词,一般用来形容一种刚正宏大的精神,这是中国古代著名思想家孟子创造的一个词语,是一个富有创新思维的哲学概念。它对二千多年来中华民族思想道德的传统,产生了深远的影响。
来源
据《孟子•公孙丑上》记载,有一次,孟子的弟子公孙丑问孟子,说:“请问老师,您的长处是什么?”孟子说:“我善于培养我的浩然之气。公孙丑又问,什么 叫浩然之气?孟子说:“这很难描述清楚。如果大致去说的话,首先它是充满在天地之间,一种十分浩大、十分刚强的气。其次,这种气是用正义和道德日积月累形 成的,反之,如果没有正义和道德存储其中,它也就消退无力了。这种气,是凝聚了正义和道德从人的自身中产生出来的,是不能靠伪善或是挂上正义和道德的招牌 而获取的。
*12 Lelaki cantik
(男人叫美人nan ren jiao mei ren) ; wanita cantik (女人叫美女nv ren jiao mei nv)
Daftar Perpustakaan
- 先秦诸子百家争鸣: 易中天
CCTV
- 经典阅读文库 ---- 论语 李薇/主编
- 经典阅读文库 ---- 道德经 李薇/主编
- 中国古典名著精品 ---- 菜根谭 洪应明 著
- Internet
: http://friesian.com/confuci.htm :
Confucius
- 孔子
----- 維基百科,自由的百科全書 Internet
-
网址:http://www.popyard.org
- 中国人生叢书 -----
墨子的人生哲学 杨帆/主编 陈伟/著
- Internet
: http://baike.baidu.com
- The
Sayings of Mensius / 英译孟子 史俊赵校编
- 南华经 庄子 周苏平 高彦平 注译 安徽人民出版社
- 庄子 逍遥的自由人 林川耀 译编 出版者 :常春树书坊
-
http://www.sxgov.cn/bwzt/wmsxx2/lf/447465_1.shtml 春秋五霸之---晋文公
-
“When China Rules The World - The
rise of middle kingdom and the end of the western world” by Martin Jacques ALLEN LANE an imprint of
Penguin Book, First Published 2009