Kong
Hu Cu – Kongfusianisme – Pendukung dan Pengeritik Pada Zaman Pra-Dinasti Qin
551 – 221 SM
Jilid
II
(
3 )
Moti
Resep dan Solusi Moti Untuk Memperbaiki Keadaan
Masyarakat 墨子对社会的药方
Di
tulisan yang lalu dibahas resep Kong Hu Cu dalam mengatasi keadaan masa itu
dengan仁 = Benvolence = Kebajikan dan Cinta仁爱 ,
kala
itu resep ini tidak juga bisa terlaksana.
Kemudian apakah resep dan solusi Moti untuk memperbaiki keadaan masa
itu?
Dalam
kebudayaan Tiongkok ada yang mengatakan bahwa dokter yang terbaik adalah
dokternya negara(上医医国shang yi yi guo). Moti dijuluki
dokternya negara, beliau telah meng-dianogsa penyakit negara pada waktu
itu.
Beliau
mengatakan : Apa kerja “Nabi” atau orang kudus? adalah demi memeriksa penyakit masyarakat. Dia harus
mengetahui penyebab kekacauan masyarakat, barulah dapat menyembuhkan penyakit
kekacauan tersebut. Harus di-diagnose secara benar penyebab sakitnya barulah
dapat diobati. (圣人以治天下 为事者也
必知乱之所自起 焉能治之
《墨子 兼爱》 Sheng ren yu zhi tian xia, wei shi zhi ye, bi zhi luan zhi suo qi, yan neng zhi zhi).
Moti
mengatakan seperti seorang dokter pemeriksa pasien harus diketahui secara
jelas, mengapa pasien ini bisa kena penyakit tersebut. Jika tidak mengetahui
penyakitnya, maka dokter tidak akan bisa mengobatinya secara tepat. ( 医之攻人之疾然
不知疾之所自起
则弗能攻 《墨子 兼爱》 Yi zhi gong ren zhi ji ran, bu zhi ji zhi suo zhi qi, ze fu neng gong).
Maka
dalam buku “Moti & Cinta Unversil” 《墨子 兼爱》 yang pertama beliau menguraikan,
sebab-musabab dan gejala-gejala penyakit masyarakat kala itu, dan asal usul
penyakit dari keadaan sosial pada masa itu.
Moti mengatakan keadaan penyakit pada masa itu adalah: Negara dengan
negara lain saling berperang, antara kepala keluarga penguasa (Tafu/Direktur
rumah tangga) saling berebut kuasa dan harta, antara seksama manusia saling
membunuh. Inilah penyakitnya. (国相攻
家相篡
人相贼《墨子
兼爱》guo xiang gong , jia xiang cuan , ren
xiang zei)
Mengapa
sosial masyarakat bisa terjangkit penyakit demikian? Harus dicari sebab musabab
tersebut. Moti menganggap bahwa penyakit ini disebabkan oleh karena penguasa
tidak punya kebijakan, pejabat tidak setia, orangtua tidak punya kasih, anak
tidak cinta/bakti orangtua. Maka terjadilah keadaan seperti diatas ini. (君不惠 臣不忠 父不慈 子不孝 jun bu hui , chen bu zhong , fu bu ci , zi
bu xiao).
Tapi
yang paling pokok menurut Moti adalah tidak ada rasa saling cinta mencintai,
pada dasarnya tidak ada rasa cinta mencintai antar individu. Sebagai orangtua
tidak mencintai anaknya, tegah merusak kepentingan-kepentingan anaknya sendiri
untuk kepentingan diri orangtuanya; sebagai anak tidak mencintai orangtua,
tegah merusak kepentingan orangtuanya sendiri demi dirinya sendiri; sebagai
penguasa tidak mencintai pejabat bawahannya, tegah merusak kepentingan
pejabatnya untuk kepentingan dirinya sendiri; sebagai pejabat tidak mencintai
penguasa tegah merusak kepentingan penguasanya demi keuntungan dirinya sendiri.
Pendek
kata semua orang saling tidak mencintai satu sama lain, masing-masing
memikirkan keuntungan dirinya sendiri tanpa perduli orang lain. Inilah akar
penyakitnya. Akibat dari penyakit ini, yang terjadi adalah yang kuat menekan
dan mengganggu yang lemah. Kelompok orang yang banyak menekan dan mengganggu
kelompok orang yang sedikit; yang kaya menekan dan mengganggu yang miskin; yang
berkedudukan tinggi dan berpangkat menekan dan mengganggu yang tidak punya
jabatan; yang pandai menekan dan mengganggu yang bodoh.
Pada
pokoknya yang kuat memakan yang lemah. (强执弱 众劫寡
富侮贫
贵傲贱
诈欺愚《墨子
兼爱》qiang zhi ruo , zhong jie gua , fu hui
pin , gui ao qian zha qi yu). Inilah
penyakit sosial masyarakat pada masa itu. Dalam situasi demikian harus diobati
dengan obat yang tepat. Menurut Moti dalam situasi ini yang kurang adalah
Cinta, maka perlu ditambahkan Cinta.
Bagaimana
cara menambahkan Cinta? Moti mengajarkan Cintailah
orang lain seperti kamu mencintai dirimu tanpa pandang bulu. Inilah yang disebut : “Saling Cinta” (兼相爱 jian xiang ai)
atau” Cinta Universal” (兼爱jian ai).
Yang
dapat dikembangkan artinya sebagai berikut : Perlakukanlah negara orang lain
seperti negaramu sendiri, perlakukanlah keluarga orang lain seperti keluargamu
sendiri, perlakukanlah badan orang lain seperti badanmu sendiri. (视人之国
若视其国
视人其家 若视其家
视人之身
若视其身《墨子
兼爱》 Shi ren zhi guo, ruo shi qi guo, shi ren zhi jia , ruo shi qi jia, shi ren zhi shen , ruo shi qi shen)
Jika
badan orang lain diperlakukan sepertimu sendiri, maka kamu tidak akan menyakiti
dan mencelakakan orang lain. Demikian juga keluarga orang lain jika
diperlakukan seperti keluarga sendiri, maka tidak akan menyakiti dan
mencelakakan keluarga orang lain. Negara orang lain jika diperlakukan seperti
negara sendiri, maka kita tidak akan tegah merusak atau menghancurkan negara
orang lain. Maka menurut Moti jika semua orang berlaku demikian maka dunia akan
“Damai Sentosa”.....
Secara
teoritis gagasan ini cukup masuk akal, tapi secara realita apa memang bisa
terlaksana?
Sebenarnya
Moti juga sudah menduga bahwa semua orang akan menganggap tidak dapat
terlaksana. Maka beliau memberi penjelasan lebih lanjut bahwa gagasan ini bisa
terlaksana, dengan memberi contoh-contoh, bagaimana beliau dapat
membuktikannya? Dengan memberikan contoh-contoh praktis, memberi penjelasan,
memberi gagasan-gagasan dan membuat suatu eksprimen-eskprimen.
Memaparkan
kenyataan dengan memberi contoh cerita : Ada orang yang mengatakan bahwa Cinta
Universil memang bagus, tapi sulit untuk bisa dipraktekkan. Lalu beliau
bertanya: Seberapa susahnya melakukan itu? Apakah akan seperti kita mengapit
gunung sambil mencoba untuk terbang? Apakah memang akan sedemikian susahnya?
Jika kamu mengatakan bahwa tidak ada orang yang dapat melaksanakannya, maka
akan saya kasih contoh nyata.
Beliau
mengatakan bahwa Ta Yu (大禹) sudah melaksanakan, Shang Tang Wang (商汤王), Zhou Wen
Wang(周文王), Zhou Wu Wang (周武王) ( Mereka itu Kaisar-kaisar
pertama dan terdahulu di Tiongkok yang sangat bijak) juga telah melaksanakan,
kenapa dikatakan tidak bisa terlaksana. Begitulah Moti memberi contoh.
Moti
memberi penjelasan bahwa berbuat demikian ada banyak manfaatnya daripada
mudaratnya, karena jika kita mencintai orang, maka orang itu akan mencintai
kita. Jika kita membantu orang, maka orang itu juga akan membantu kita. Jelas
ini akan saling menguntungkan? Kenapa kita tidak mau melakukannya? (爱人者
人必从而爱之
利人者从而利之《墨子 兼爱》 Ai ren zhe , ren bi cong er ai
zhi, li ren zhe cong er li zhi).
Inilah
alasan dan penjelasan Moti.
Moti
memberi gagasan : cinta harus dilakukan
dengan cara Top Down, dimulai dari atas kebawah. Jika penguasa melopori untuk
melakukan (Cinta Universal), semua juga akan ikut melakukan yang sama.
Moti
lebih lanjut mengatakan bahwa apa susahnya untuk melakukan cinta universal? Ini
hanyalah mecintai orang lain saja. Apakah mencintai orang itu susah? Apakah
lebih sulit daripada menahan lapar? Apakah lebih sulit daripada memakai baju
jelek? Apakah lebih sulit daripada maju ke medan perang untuk berkorban nyawa?
Hal seperti ini jika pimpinan melopori melakukannya atau memberi perintah untuk
melakukannya, pasti akan banyak orang yang akan melakukannya.
Moti
menceritakan kenyataan seperti contoh dimana Raja Chu Ling Wang(楚灵王) dari negara
Chu (楚), dia gemar dan suka orang yang
berpinggang langsing. Yang dia sukai adalah wanita dengan pinggang ramping
termasuk juga para pejabat-pejabat lakinya. Dia tidak suka para pejabat atau
abdi negara dengan perut gendut. Akibatnya para pejabat dan abdi negara semua
coba berdiet, sehingga beberapa pejabat saat hadir untuk beraudensi harus jalan
merayap-rayap berpegangan dinding karena menahan lapar dan lemas. Ini
menunjukkan jika pimpinan memberi perintah atau melopori, semua akan berbuat
sama. Ini membuktikan segala gagasan bisa terlaksana.
Moti
bercerita lagi. Raja Wu (吴王wu’wang) seorang pemberani, dia menyukai
pasukan yang gagah berani. Sehingga para pasukannya saat maju ke medan perang
tidak takut mati dan maju dengan gagah berani.
Ada
lagi cerita tentang Raja Chu yang akhirnya jadi satu pemeo dan nyanyian: “Raja
Chu gemar pinggang langsing, akibatnya pejabat istana banyak mati
kelaparan. Raja Wu gemar pendekar
pemberani, akibatnya tubuh rakyat banyak
yang barot-barot atau skar(scar) bekas
luka. (楚王好细腰 宫中多饿死
吴王好剑术
国人多伤疤
Chu wang hao xi yao , gong zhong duo ee si, wu wang hao jian shu , guo ren duo shang ba)
Alasan
ini memang hingga kini kadangkala masih berlaku, seperti satu contoh saat
menjelang zaman “Order Baru” runtuh, pernah di Indonesia memiliki seorang perwira
tinggi (pimpinan angkatan darat), dia ini konon sangat menghargai “Waktu”, dan
waktu baginya disimbolkan dengan “Arloji”. Seperti diketahui secara umum,
arloji dipasang di lengan kiri (mungkin dengan pertimbangan mayoritas orang
lebih aktif tangan kanan, jadi agar arloji tidak cepat rusak atau menggangu
saat melakukan suatu kegiatan, maka arloji jadi lazim dipasang di lengan kiri).
Di Indonesia tangan kiri digunakan kebanyakan orang jika mencuci pantat saat
habis buang air besar, jadi tangan kiri bisa disimbolkan segala yang kotor dan
tidak bersih, sehingga tradisi di Indonesia menyodorkan sesuatu kepada orang
dengan tangan kiri dianggap tidak sopan dan tidak hormat. Dengan alasan diatas sang perwira tinggi ini memproklamirkan
kepada anak buahnya untuk menghargai waktu, dengan mengajurkan memasang arloji
ditangan kanan. Maka sejak saat itu banyak anak buahnya memasang arloji di
lengan kanan. (Artikel ini penrnah penulis baca dari Majalah Tempo, hanya
sayang penulis tidak tahu edisi dan tanggal penerbitannya ).
Jadi
jika top down pasti terlaksana. Jika pimpinan melopori untuk bersikap “Cinta
Universal” (兼爱jian ai), maka semua rakyat juga akan
ikut bersikap”Cinta Universal” juga.
Moti
adalah seorang fisikawan, ilmiahwan, tidak heran jika beliau sering mengadakan
eksprimen, dengan eksprimen ini beliau memberi gagasannya. Dengan
Eksprimen-eksprimen : Marilah kita melakukan eksprimen, kata Moti, misalnya kita mempunyai 2 orang
Shi (士).
Yang
satu menganut gagasan Cinta Universal, yang satu menentang Cinta Universal.
Orang pertama akan berpikir, bahwa dia akan memperlakukan orang lain seperti
dia melakukan untuk dirinya sendiri, melayani teman sendiri seperti melayani
dirinya sendiri. Saat teman ini lapar, dia memberi makanan, saat kedinginan
memberi temannya pakaian hangat, saat teman ini sakit, dibawalah ke dokter,
saat teman ini meninggal, juga mengurus penguburannya. Karena orang ini
menganut Cinta Universal.
Sedang
shi yang lain penentang Cinta Universal, dia mengatakan bagaimana saya bisa
menganggap teman saya seperti saya sendiri? Saat teman lapar dia tidak perduli
untuk memberi makanan, saat kedinginan tidak perduli untuk memberi pakaian
hangat, saat temannya sakit dibiarkan tidak coba menolong, saat temannya
meninggal juga tidak coba bantu mengurus penguburannya. Jika suatu hari kamu
mau berpergian jauh, kepada siapa keluarga kamu untuk dititipkan? Yang kamu
pilih teman Shi yang mana? Yang Shi pertama atau yang kedua? Maka secara umum
dan menurut akal sehat orang bisa menebak jawabannya. Disini bisa dilihat bahwa
gagasan “Cinta Universal” ini adalah gagasan yang benar ....
Jika
kiranya masih ragu marilah kita coba lagi eksprimen ini, kata Moti : Ada dua
pimpinan atau raja suatu negara, yang satu menganut Cinta Universal, yang satu
menentang Cinta Universal. Yang
menganut Cinta Universal, saat melihat rakyatnya kelaparan dia memberi makanan,
saat rakyat kedinginan dia memberi pakaian, saat sakit mengobatinya, saat meninggal
menguburnya. Yang satu lagi saat rakyat
kelapar, kedinginan, sakit, mati tidak diperdulikan, sehingga negara kacau
balau banyak keributan, rakyat berontak, rakyat berantam satu sama lain. Jika kita diminta memilih hidup diantara
satu negara ini, negara mana yang kiranya kita pilih?
Gagasan
ini sebenarnya sangat mudah dimengerti.
Jelaslah bahwa gagasan Cinta Universal (兼爱 jian ai) yang
benar. Cinta Universal itu memang baik,
bisa mendatangkan kawan, juga baik untuk kawan, bisa mendapat dukungan rakyat,
dicintai rakyatnya.
Kenapa
kita harus tidak melaksanakan Cinta Universal? Inilah kekuatan gagasan Moti, begitu rapi dan
sempurna dan komplek. Tidak ada alasan untuk tidak melaksanakan gagasannya.
Yaitu semua orang untuk saling cinta mencintai, tanpa perlu ada
batasan-batasannya.....
Maka
saat itu ketika gagasannya disebar ke masyarakat, terjadi gelombang besar dalam
masyarakat untuk mendukung gagasannya. Sehingga dukungannya melebihi dari
Kongfusianis. Ketika itulah Motisme
merasa sudah saatnya untuk menantang ajaran dan gagasan Konfusianisme.
Dalam
buku “Moti” ada yang menceritakan tentang polemik dengan Konfusianis, salah
satu perdebatan adalah dengan Wu Ma Zi(巫马子) seperti yang
pernah diceritakan di Bab terdahulu. Wu Ma Zi berkata kepada Moti : “Tuan (Moti) mengatakan bahwa jika tuan
cinta orang dunia, maka orang dunia juga akan mencintai tuan, dan ini akan
bermanfaat bagi orang dunia. Ini semua tuan yang mengatakannya, tapi ternyata
tidak ada orang yang mencintai tuan. Saya tidak cinta dunia, tapi juga tidak
ada orang yang mencelakakan saya.”(子兼爱天下
未云立也
我不爱天下
未云贼也 功皆未至 子何独自是
而非我哉 《墨子 耕柱》(Zi jian ai tian xia, wei yun li ye, wo bu ai tian xia, wei yun zei ye, gong jie wei zhi, zi he du zi shi, er fei wo zai).
Dengan
kata lain “Resep Moti” maupun “Resep Kong Hu Cu” dua-duanya juga tidak berhasil
mengobati penyakit masyarakat pada masa itu. Kita sama-sama tidak berhasil,
jika memang kita sama-sama tidak berhasil. Dengan dasar apa tuan mengatakan
bahwa “Resep” tuan itu adalah benar? Dan “Resep” saya salah?.....
Moti
mengatakan : “Umpamanya ada rumah terbakar, ada seorang melihat ada kebakaran
dia mengambil api untuk menambah api pada rumah yang terbakar tersebut. Ada
seorang lain lagi begitu melihat ada rumah kebakaran, mengambil se-ember air
untuk menyiram rumah kebakaran tersebut. Namun akhirnya keduanya sama-sama
tidak berhasil. Yang mengambil api tidak dapat menambah besarnya api, dan yang
mengambil air juga tidak berhasil memadamkan api kebakaran.”
Jadi
keduanya sama-sama tidak berhasil. Mohon tanya siapa yang kamu setujui dan
dukung, yang mengambil api atau yang mengambil air?”.
Wu
Ma Zi menjawab : “Tentu saja, saya menyetujui dan mendukung yang membawa
air...”. Moti berkata lebih lanjut:
“Itulah sebabnya mengapa saya ini setuju untuk menentang kamu
(Konfusianis)”.
Dengan
kata lain maksud Moti gagasan “仁 = Benvolence = Kebajikan” dari Kong Hu
Cu seperti orang yang mengambil api untuk membakar rumah kebakaran agar api
menjadi lebih besar, tapi gagal. Tapi “Cinta Universal” usulan saya (Motisme)
itulah yang memang benar-benar bertujuan
memadamkan api.
Maka
kedua kita ini bagaikan “Api dan Air” yang tidak akan serasih.... Inilah suatu pertentangan yang sangat sengit
dari Motisme terhadap Konfusianisme.... Maka
tidak heran pendukung besar Konfusianisme generasi setelah Moti yaitu ---
Mensius/Mengzi 孟子 menguntuk habis Motisme, bahkan menuduh
Moti sebagai binatang (墨子是禽兽也mo zi shi qin shou ye). Ini kasar
sekali...
Peristiwa
ini juga mengherankan, keduanya mengatakan bahwa penyakit masyarakat pada masa
itu karena tidak ada “Rasa Cinta”, orang dunia harus saling cinta mencintai.
Tapi kenapa hingga Mensius menyebut “Binatang” kepada Moti? Ini benar-benar
mengherankan, kiranya perlu dicari jawabannya. Maka para cendikiawan dan
sejarahwan coba mencari sebab musababnya.
Ternyata penyebabnya terletak pada gagasan “Cinta” dari Konfusianisme,
dan gagasan “Cinta” dari Motisme berbeda.
Walaupun keduanya memberi gagasan “Cinta”, tapi caranya berbeda.
“Cinta”
yang diusulkan oleh Kong Hu Cu adalah Cinta Benevolence/Kebajikan/仁爱.
Apa
itu Cinta Benevolence/Kebajikan/仁爱 itu? Cinta Benevolence/Kebajikan/仁爱 itu adalah
cinta yang ada batasannya, ada tingkatannya. Karena cinta ini bertitik tolak
dari kerabat sendiri, yaitu mulai dari hubungan darah yang bersangkutan, jadi
perasaan cinta antar mereka.
Perasaan
tersebut adalah yang paling handal, karena bagaimanapun darah akan lebih kental
daripada air (血浓于水xie nong yu shui) dan ini adalah kodrat,
tidak perlu adanya pembuktian, tidak perlu harus diajarkan.
Yang
paling kita cintai adalah Ayah Ibu, anak dan saudara, kemudian lingkarannya
diperbesar sedikit, mencintai paman dan bibi, saudara sepupu, lalu diperbesar
lagi lingkarannya, cinta kepada orangtua semarga, saudara semarga, diperbesar
lagi lingkarannya, cinta terhadap orang sekampung, sedesa, sedaerah, diperbesar
lagi batasannya Cinta orang senegara sendiri, kemudian yang terakhir masih ada
yang tersisa sedikit yaitu Cinta terhadap orang minoritas dan orang luar
negeri.
Jadi
Cinta ini bertitik tolak dari sanak keluarga kemudian menjalar keluar
kelingkaran yang lebih besar, kerabat, saudara sekampung sedaerah, terus meluas
keluar, sehingga menurut teori fisika makin keluar dan makin jauh rasa cintanya
juga makin melemah dan mengecil (seperti gelombang yang terjadi di air kolam
yang tenang, jika dilempar batu terjadi gelombang, dimana gelombang akan makin
melebar dan melamah).
Pandangan
inilah yang sangat mempengaruhi dimana tradisi Tionghoa saat berkabung kerabat
dibagi menjadi lima tingkatan berdasarkan kedekatan dari hubungan kekerabatan,
dimana saat berkabung kedekatan hubungan darah dibagi menjadi lima tingkatan
berdasarkan kedekatan dari strata hubungan keluarga, yang menyimbolkan makin
jauh hubungan keluarganya seolah makin kecil rasa cintanya.
Jadi
Cinta dari konfusianisme adalah Cinta yang ada tingkatannya. Sedang “Cinta”
yang diusulkan Motisme adalah “Cinta Universal” tanpa ada perbedaan berdasarkan
jauh dekatnya kekerabatan, dan tidak boleh ada tingkatannya. Jadi Cintanya
kepada semua orang tanpa membedakan apakah dia keluarga sendiri atau bukan,
orang luar negeri atau dalam negeri, mayoritas atau minoritas, semua cintanya
sama, tanpa dibeda-bedakan ..... Inilah
yang dinamakan “Cinta Universal/兼爱”.
Maka
dalam aksara Tionghoa (兼jian) dan (仁ren) ini yang
menjadi simbol perbedaan dan batas pemisah dari kedua tokoh tersebut. Cinta
Benevolence/Kebajikan/(仁爱ren ai) dari Kong Hu Cu ada batasannya
dan berjenjang.
Sedang
Cinta Universal/(兼爱jian ai) dari Moti adalah tanpa ada
batasannya, rasa cintanya sama rata.
Moti mengatakan “Cinta” harus sama rata tidak boleh bertingkat dan tidak
boleh ada batasannya, jika ada perbedaan dan dibatas-batasi tidak dapat
dikatakan “Cinta” ( 不兼则不爱bu jian ze bu
ai). Karena menurutnya cinta tidak boleh egois, jika egois maka tidak akan ada
cinta.
Menyangkut
masalah ini pernah ada perdebatan antara Moti dengan Konfusianis . Tidak tahu
apa cerita ini memang benar terjadi atau hanya karangan kaum Motis. Lagi-lagi dengan Wu Ma Zi, dia mengatakan
kepada Moti : “Tuan mengusulkan cinta universal, cinta tanpa perbedaaan, tanpa
ada tingkatan, hal ini saya tidak akan bisa melakukannya. Saya lebih mencintai
orang Zhou dari negeriku (Negara Zhou/诌国人zhou guo ren) daripada cinta saya
terhadap orang luar negeri yang dari Negara Yue (越国人yue guo ren).
Saya lebih mecintai orang Zhou (诌 ) dibanding dengan orang dari negara Lu
(鲁), dan cinta
saya terhadap orang Lu lebih besar dibandingkan dengan cinta saya terhadap
orang negara Yue (越). Saya lebih cinta orang negeri saya
dan negara saya jika dibandingkan cinta terhadap negara luar dan orang-orang
dari negara luar. (Wu Ma Zi berasal dari negara Zhou诌 kira-kira di
daerah Shantung sekarang kampung halamannya Mensius, berbatasan dengan negara
Lu鲁. Sedang Negara Yue越 berada jauh
diselatan). Dan saya lebih cinta orang desa saya daripada orang dari negara
saya. Saya lebih cinta kerabat saya daripada orang desa saya. Cinta saya
terhadap Ibu Bapak melebihi cinta saya terhadap kerabat yang lain. Terakhir
saya lebih cinta diri saya daripada cinta saya terhadap Ibu Bapak saya. Logikanya karena makin dekat maka cinta saya
akan makin kental. Ini disebabkan karena jika saya dipukul saya akan merasa
sakit, tapi orang lain tidak akan merasakannya. Saya dipukul orang, saya
merasakan sakit, jika saya memukul orang saya tidak merasakan sakit, jika
demikian orang lain apa mau perduli dengan rasa sakit saya. Mengapa saya tidak
coba untuk mengatasi rasa sakit saya sendiri, dan untuk apa saya harus membantu
orang lain merasakan sakitnya. Jika ini saya lakukan, bukankah saya ini menjadi
penyakitan (jiwa)? Maka saya umumkan bahwa saya hanya akan mengorbankan orang
lain untuk kepentingan saya sendiri, tidak mungkin mau mengorbankan diri untuk
kepentingan orang lain.” Ini adalah
komentar Wu Ma Zi.
Setelah
mendengar komentar Wu Ma Zi ini. Moti
bertanya kepada Wu Ma Zi : “Saya ingin
bertanya, apakah pemikiran yang Tuan katakan kepada saya ini, harus disimpan
dalam hati, atau boleh diumumkan kepada khalayak ramai ?”
Wu
Ma Zi menjawab: “Ini adalah pemikiran dan gagasan saya, memang seharusnya
diumumkan kepada khalayak ramai, tidak ada alasan untuk disimpan dalam
benak.”
Maka
serta merta Moti berkata: “ Baiklah, tapi berarti habislah tuan.”.
Mengapa?
Karena ini jelas menunjukan egoisme. Menurut Moti begitu pemikiran ini
diumumkan, maka akan terjadi dua pendapat atau dua alternatif, setuju dan
menentang. Yang setuju akan mengatakan
bahwa memang benar kita harus memikirkan kepentingan diri kita sendiri, jangan
mengorbankan diri kita untuk kepentingan orang lain.
Tapi
bagaimana dengan orang yang dikorbankan? Pasti akan menentang pemikiran ini.
Yang terjadi, jika ada satu orang yang setuju pasti ada satu orang lain yang
menentang, yaitu pihak yang dikorbankan, dan orang lain itu adalah kamu,
Dengan
kata lain yang lebih ekstrim jika ada satu yang setuju maka akan ada satu orang
yang akan dibunuh, jadi yang dibunuh itu
kamu. Jika ada 10 orang yang setuju maka
akan ada 10 orang yang membunuh kamu, selanjutnya jika orang sedunia yang
setuju maka orang sedunia juga yang akan membunuh kamu. Itulah alasannya
mengapa dikatakan tuan pasti akan mati.” Inilah hukum logika Moti.
Jika
sampai terjadi diumumkan, maka ada banyak yang menentangnya, pihak yang
dikorbankan dengan sendirinya akan membunuhnya. Jika orang sedunia menentang,
maka ada orang sedunia yang akan membunuhnya. Maka kesimpulannya pada akhirnya
semua orang dunia akan membunuhnya.......
Moti adalah ahli dalam bidang fisika, insinyur, ilmiahwan, ahli logika,
kaum Motisme adalah yang pertama mempelajari tentang “Ilmu/Hukum Logika” di
Tiongkok.
Cendikiawan
menganggap bahwa pendapat Moti ini ada benarnya dan juga ada tidak benarnya.
Memang benar jika kamu mengorbankan orang lain untuk keuntungan dirinya
sendiri, maka akan ditentang semua orang, karena berarti tidak memikirkan sama
sekali kepentingan orang lain.
Sebaliknya
yang tidak benar adalah bahwa kita tidak bisa mengatakan bahwa karena kita
mementingkan diri sendiri jadi harus dibunuh, kita boleh mengutuk pendapat
seseorang, tapi tidak perlu harus membunuhnya.
Selain
itu yang jelas bahwa ketika itu Wu Ma Zi telah megemukakan pendapatnya, tapi
kenyataanya tidak semua orang terus membunuhnya. Disamping itu orang yang
mementingkan dirinya sendiri, sering kali secara terbuka tidak akan menunjukkan
dan mengumandangkan kepada khalayak, biasanya diluar tampaknya mereka
menunjukkan bahwa mereka juga memikirkan orang lain, tetapi secara diam-diam
sebenarnya melakukan untuk keuntungan dirinya.
Bahkan
orang yang benar-benar mementingkan untuk keuntungan dirinya, sering dengan
lantang mengatakan bahwa perbuatannya demi keuntungan orang lain dan
mengorbankan dirinya.
Sudah
menjadi rahasia umum orang yang sering gembar-gembor biasanya dalam prateknya
tidak melakukan apa-apa. Seperti ada pemeo Tionghoa yang mengatakan “Anjing
yang mengogong biasanya tidak menggigit, anjing yang menggigit tidak
mengonggong”. Jadi Wu Ma Zi seperti anjing yang menggogong, jadi dia tidak
mengigit. Kesimpulannya bahwa dia tidak mengigit orang, jika terjadi hingga dia
dibunuh, itu sungguh suatu kesalahan besar.
Masalah
kedua, mengenai teori logika dari Moti, jika ada dua pilihan Cinta Secara
Universal (兼相爱jian xiang ai) dan Tidak Saling Membenci
(别相恶 bie xiang
e). Jika kita mengakui antar manusia
tidak ada perbedaan dan tingkatan, maka disitu baru akan ada “Cinta”.
Sebaliknya jika kita mengakui antar manusia ada perbedaan dan tingkatan, maka
disitu akan ada rasa saling ”membenci”. Karena itu kita tidak mengusulkan
saling membenci, maka kita tidak memberi gagasan antar manusia harus ada
tingkatan dan perbedaan, agar tidak timbul rasa saling membenci. Inilah teori
dan hukum logika dari Moti.
Tapi
jangan dilupakan bahwa dua pilihan atau prasyarat diatas ini adalah Moti yang
mengemukakan, dan juga beliau yang mengatakan bahwa seperti air dan api yang
tidak dapat bersatu. Sepertinya tidak ada alternatif lain. Tapi bagaimana jika
ada alternatif ke 3, ke 4? Dimana bisa tidak ada “Cinta Universal” dan juga
tidak ada “Saling Menbenci”, maka teori logika Moti ini akan terbantahkan.
Sehingga cendiakwan ada yang mengumpamakan masalah ini, seperti kita memasang kancing baju saat
memakai kemeja, jika pertama kali salah masuk lobang pandanannya maka kancing
yang di pasang selanjutnya akan salah semua. Maka disebutkan bahwa Teori Logika
Moti masih ada masalah disini. Menurut
kenyataan, adanya perbedaan cinta pada manusia itu adalah normal, manusia pada
hakekatnya akan mencintai dirinya sendiri, lebih dominan daripada cinta kepada
orang lain. Jadi para cendikiawan ahli moralitas
dan sosiologi dalam membahas masalah moral dan masalah sosial, tidak bisa tidak
harus mempertimbangkan sifat-sifat hakekat manusia tersebut. Maka dikatakan bahwa Moti dalam hal ini ada
masalah.....
Menurut
cendikiawan Yi Zhong Tian(易中天)*3, perdebatan antara Moti dan Wu Ma Zi walaupun
kata-katanya sangat tajam, dan disertai contoh-contoh yang dikemukakan secara
alami, tapi logikanya ada ketidak sesuaian. Karena secara normal setiap orang,
cinta terhadap dirinya umumnya akan melebihi cintanya terhadap orang lain.
Inilah sifat alami manusia.
Tapi
walaupun pemikiran Moti melampaui realita idealisme sosial, bagaimanapun
“Cinta” dari Konfusinisme yang disebut Cinta Benovolence/Kebajikan/仁爱 apakah memang
akan menjadi satu-satunya pilihan yang terbaik?
Melalui
cerita-ceirta diatas dapat terkuak masalah dari gagasan Konfusianisme, seperti
apa yang telah dikatakan oleh Wu Ma Zi : “Saya cinta saya sendiri melibihi
cinta saya terhadap Bapak Ibu” .
Menurut
cendikiawan Feng You Lan (冯友兰)*2 mengatakan bahwa kata-kata ini tidak seperti
ucapan dari kaum Konfusianis, karena bagi Konfusianisme bhakti kepada orangtua
atau Xiao(孝) adalah yang paling utama. Mana mungkin
seorang Konfusianis mengatakan kalimat demikian, dimana mencintai diri sendiri
melebihi cinta terhadap orangtua.
Menurut
Feng You Lan ini bisa-bisa karangan Moti, tapi menurut Yu Zhong Tian ini
karangan murid-murid Moti, tujuannya untuk mengeritik kaum Konfusianis. Namun
walau bagaimanapun kritikan ini cukup masuk akal dan beralasan.
Alasannya
berdasarkan hukum logika, dari jenjang yang ringan hingga ke-jenjang yang lebih
berat, cinta terhadap negara sendiri melebihi cinta terhadap negara orang lain;
cinta terhadap orang dalam negeri sendiri melebih cinta terhadap orang luar
negeri; cinta terhadap orang sedesa melebihi cinta terhadap orang negeri
sendiri; cinta terhadap orang sekampung sendiri melebihi cinta terhadap orang
sedesa; cinta terhadap orang semarga melebihi cinta terhadap orang sekampung;
cinta terhadap kerabat sendiri melebihi cinta orang yang semarga; cinta
terhadap Ibu Bapak melebihi cinta terhadap saudara; cinta terhadap sendiri
melebihi cinta terhadap Ibu Bapak. Ini menurut hukum logikanya. (Cinta terhadap : Negara orang < negaraku
< orang luar negeri < orang senegara < orang sedesa < orang
sekampung< orang semarga < Kerabat
< Saudara < Bapak < Ibu < Sendiri ).
Jadi
pada titik terakhir ini yang akan menjadi persoalan, karena menurut ajaran
Konfusianis, Cinta Benovolence, “Bhakti Orang Tua”( Xiao孝) menjadi titik
pokok ajarannya, bahkan cinta kepada Bapak harus lebih besar dari cinta kepada ibu.
Sekarang masalahnya berdasarkan apa harus mencintai Bapak melebihi Ibu. Jika dikatakan cinta anak itu merupakan hukum
alam, sedang ajaran Kong Hu Cu tentang “Bhakti Orangtua” (Xiao孝) itu terlihat
bukanlah berdasarkan hukum alam.
Karena kenyataan alamiah, cinta
terhadap Ibu itu melebihi cinta terhadap Bapak, berlawanan dengan apa yang
diajarkan oleh Konfusianisme.
Di
Tiongkok maupun negara lainpun yang paling dicintai adalah sang Ibu. Nyanyian-nyanyian
maupun cerita-cerita banyak menyimbolkan “IBU” misal Sungai di sebut ibu,
Negara disebut Ibu Pertiwi dan lain-lain ....
Di Tiongkok sungai Huanghoo disebut Sungai Ibu ( 黄河=母亲河) ; sekolah
almamater disebut sekolah ibu (母校) ; Nyanyian banyak yang menyanjung
kesayangan ibu misalnya “世上只有妈妈好”(shi shang zhi you mama
hao)”Dalam dunia hanya Ibu yang terbaik”,
di Indonesia juga ada nyanyian
“Kasih Ibu Sepanjang Masa”
Kasih ibu kepada beta
Tak Terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagaikan surya menerangi dunia.
Tak Terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagaikan surya menerangi dunia.
Ketentuan
Konfusianis yang mengatur berkabung untuk Bapak meninggal 3 tahun dan Ibu 1
tahun, apa alasannya? Berdasarkan alasan apa harus demikian? Hingga kini tidak
ada yang tahu.
Maka
kritikan Motis terhadap Konfusinisme merupakan tembakan yang sangat jitu
mengena pada titik terlemah mereka. Sehingga tidak heran jika Menzius memaki
Moti “binatang”......
Lalu
apa alasannya sehingga Menzius memaki Moti demikian kasarnya?
Marilah
kita bahas pada tulisan berikut ini
(
Bersambung ...... )
*2 http://baike.baidu.com/view/2038.htm
, Feng You Lan (冯友兰 1895-1990) filosof Tiongkok modern,
pendidik.
*3
http://baike.baidu.com/view/19398.htm Yi Zhong Tian(易中天lahir 1947)
seorang Professor, lulusan Universitas
Wuha 1981(武汉大学wuhan taxue)
Daftar Perpustakaan :
-
先秦诸子百家争鸣:
易中天 CCTV
-
经典阅读文库 ---- 论语 李薇/主编
-
经典阅读文库 ---- 道德经 李薇/主编
-
中国古典名著精品 ---- 菜根谭 洪应明
著
-
Internet
: http://friesian.com/confuci.htm :
Confucius
-
孔子 ----- 維基百科,自由的百科全書 Internet
-
网址:http://www.popyard.org
-
中国人生叢书 -----
墨子的人生哲学 杨帆/主编 陈伟/著
-
Internet
: http://baike.baidu.com
-
The
Sayings of Mensius / 英译孟子
史俊赵校编
-
南华经
庄子
周苏平
高彦平
注译
安徽人民出版社
-
庄子
逍遥的自由人 林川耀 译编 出版者 :常春树书坊
-
http://www.sxgov.cn/bwzt/wmsxx2/lf/447465_1.shtml 春秋五霸之---晋文公
-
“When
China Rules The World - The rise of
middle kingdom and the end of the western world” by Martin Jacques ALLEN LANE an imprint of
Penguin Book, First Published 2009
No comments:
Post a Comment