Saturday 11 June 2016

Kong Hu Cu – Kongfusianisme – Pendukung dan Pengeritik Pada Zaman Pra-Dinasti Qin 551 – 221 SM
Jilid II

( 3 )
Moti

Resep dan Solusi Moti Untuk Memperbaiki Keadaan Masyarakat 墨子对社会的药方

Di tulisan yang lalu dibahas resep Kong Hu Cu dalam mengatasi keadaan masa itu dengan = Benvolence = Kebajikan dan Cinta仁爱 , kala itu resep ini tidak juga bisa terlaksana.   Kemudian apakah resep dan solusi Moti untuk memperbaiki keadaan masa itu?  

Dalam kebudayaan Tiongkok ada yang mengatakan bahwa dokter yang terbaik adalah dokternya negara(上医医国shang yi yi guo). Moti dijuluki dokternya negara, beliau telah meng-dianogsa penyakit negara pada waktu itu.   

Beliau mengatakan : Apa kerja “Nabi” atau orang kudus? adalah demi  memeriksa penyakit masyarakat. Dia harus mengetahui penyebab kekacauan masyarakat, barulah dapat menyembuhkan penyakit kekacauan tersebut. Harus di-diagnose secara benar penyebab sakitnya barulah dapat diobati.  (圣人以治天下    为事者也    必知乱之所自起    焉能治之   《墨子  兼爱》 Sheng ren yu zhi tian xia,  wei shi zhi ye,  bi zhi luan zhi suo qi,  yan neng zhi zhi).

Moti mengatakan seperti seorang dokter pemeriksa pasien harus diketahui secara jelas, mengapa pasien ini bisa kena penyakit tersebut. Jika tidak mengetahui penyakitnya, maka dokter tidak akan bisa mengobatinya secara tepat.  ( 医之攻人之疾然   不知疾之所自起   则弗能攻  《墨子  兼爱》 Yi zhi gong ren zhi ji ran,  bu zhi ji zhi suo zhi qi,  ze fu neng gong).

Maka dalam buku “Moti & Cinta Unversil” 《墨子  兼爱》 yang pertama beliau menguraikan, sebab-musabab dan gejala-gejala penyakit masyarakat kala itu, dan asal usul penyakit dari keadaan sosial pada masa itu.  Moti mengatakan keadaan penyakit pada masa itu adalah: Negara dengan negara lain saling berperang, antara kepala keluarga penguasa (Tafu/Direktur rumah tangga) saling berebut kuasa dan harta, antara seksama manusia saling membunuh. Inilah penyakitnya. (国相攻   家相篡   人相贼《墨子  兼爱》guo xiang gong , jia xiang cuan , ren xiang zei)

Mengapa sosial masyarakat bisa terjangkit penyakit demikian? Harus dicari sebab musabab tersebut. Moti menganggap bahwa penyakit ini disebabkan oleh karena penguasa tidak punya kebijakan, pejabat tidak setia, orangtua tidak punya kasih, anak tidak cinta/bakti orangtua. Maka terjadilah keadaan seperti diatas ini.  (君不惠  臣不忠  父不慈  子不孝   jun bu hui , chen bu zhong , fu bu ci , zi bu xiao).   

Tapi yang paling pokok menurut Moti adalah tidak ada rasa saling cinta mencintai, pada dasarnya tidak ada rasa cinta mencintai antar individu. Sebagai orangtua tidak mencintai anaknya, tegah merusak kepentingan-kepentingan anaknya sendiri untuk kepentingan diri orangtuanya; sebagai anak tidak mencintai orangtua, tegah merusak kepentingan orangtuanya sendiri demi dirinya sendiri; sebagai penguasa tidak mencintai pejabat bawahannya, tegah merusak kepentingan pejabatnya untuk kepentingan dirinya sendiri; sebagai pejabat tidak mencintai penguasa tegah merusak kepentingan penguasanya demi keuntungan dirinya sendiri.

Pendek kata semua orang saling tidak mencintai satu sama lain, masing-masing memikirkan keuntungan dirinya sendiri tanpa perduli orang lain. Inilah akar penyakitnya. Akibat dari penyakit ini, yang terjadi adalah yang kuat menekan dan mengganggu yang lemah. Kelompok orang yang banyak menekan dan mengganggu kelompok orang yang sedikit; yang kaya menekan dan mengganggu yang miskin; yang berkedudukan tinggi dan berpangkat menekan dan mengganggu yang tidak punya jabatan; yang pandai menekan dan mengganggu yang bodoh.

Pada pokoknya yang kuat memakan yang lemah.  (强执弱   众劫寡   富侮贫   贵傲贱   诈欺愚《墨子  兼爱》qiang zhi ruo , zhong jie gua , fu hui pin , gui ao qian zha qi yu).  Inilah penyakit sosial masyarakat pada masa itu. Dalam situasi demikian harus diobati dengan obat yang tepat. Menurut Moti dalam situasi ini yang kurang adalah Cinta, maka perlu ditambahkan Cinta.

Bagaimana cara menambahkan Cinta? Moti mengajarkan Cintailah orang lain seperti kamu mencintai dirimu tanpa pandang bulu.  Inilah yang disebut : “Saling Cinta” (兼相爱 jian xiang ai) atau” Cinta Universal” (兼爱jian ai).  

Yang dapat dikembangkan artinya sebagai berikut : Perlakukanlah negara orang lain seperti negaramu sendiri, perlakukanlah keluarga orang lain seperti keluargamu sendiri, perlakukanlah badan orang lain seperti badanmu sendiri.  (视人之国    若视其国    视人其家    若视其家    视人之身    若视其身《墨子  兼爱》 Shi ren zhi guo, ruo shi qi guo,  shi ren zhi jia ,  ruo shi qi jia,  shi ren zhi shen ,  ruo shi qi shen)   

Jika badan orang lain diperlakukan sepertimu sendiri, maka kamu tidak akan menyakiti dan mencelakakan orang lain. Demikian juga keluarga orang lain jika diperlakukan seperti keluarga sendiri, maka tidak akan menyakiti dan mencelakakan keluarga orang lain. Negara orang lain jika diperlakukan seperti negara sendiri, maka kita tidak akan tegah merusak atau menghancurkan negara orang lain. Maka menurut Moti jika semua orang berlaku demikian maka dunia akan “Damai Sentosa”.....

Secara teoritis gagasan ini cukup masuk akal, tapi secara realita apa memang bisa terlaksana?
Sebenarnya Moti juga sudah menduga bahwa semua orang akan menganggap tidak dapat terlaksana. Maka beliau memberi penjelasan lebih lanjut bahwa gagasan ini bisa terlaksana, dengan memberi contoh-contoh, bagaimana beliau dapat membuktikannya? Dengan memberikan contoh-contoh praktis, memberi penjelasan, memberi gagasan-gagasan dan membuat suatu eksprimen-eskprimen.

Memaparkan kenyataan dengan memberi contoh cerita : Ada orang yang mengatakan bahwa Cinta Universil memang bagus, tapi sulit untuk bisa dipraktekkan. Lalu beliau bertanya: Seberapa susahnya melakukan itu? Apakah akan seperti kita mengapit gunung sambil mencoba untuk terbang? Apakah memang akan sedemikian susahnya? Jika kamu mengatakan bahwa tidak ada orang yang dapat melaksanakannya, maka akan saya kasih contoh nyata.  

Beliau mengatakan bahwa Ta Yu (大禹) sudah melaksanakan, Shang Tang Wang (商汤王), Zhou Wen Wang(周文王), Zhou Wu Wang (周武王) ( Mereka itu Kaisar-kaisar pertama dan terdahulu di Tiongkok yang sangat bijak) juga telah melaksanakan, kenapa dikatakan tidak bisa terlaksana. Begitulah Moti memberi contoh.

Moti memberi penjelasan bahwa berbuat demikian ada banyak manfaatnya daripada mudaratnya, karena jika kita mencintai orang, maka orang itu akan mencintai kita. Jika kita membantu orang, maka orang itu juga akan membantu kita. Jelas ini akan saling menguntungkan? Kenapa kita tidak mau melakukannya?  (爱人者    人必从而爱之   利人者从而利之《墨子  兼爱》 Ai ren zhe , ren bi cong er ai zhi,  li ren zhe cong er li zhi).   
Inilah alasan dan penjelasan Moti.

Moti memberi gagasan : cinta harus  dilakukan dengan cara Top Down, dimulai dari atas kebawah. Jika penguasa melopori untuk melakukan (Cinta Universal), semua juga akan ikut melakukan yang sama.

Moti lebih lanjut mengatakan bahwa apa susahnya untuk melakukan cinta universal? Ini hanyalah mecintai orang lain saja. Apakah mencintai orang itu susah? Apakah lebih sulit daripada menahan lapar? Apakah lebih sulit daripada memakai baju jelek? Apakah lebih sulit daripada maju ke medan perang untuk berkorban nyawa? Hal seperti ini jika pimpinan melopori melakukannya atau memberi perintah untuk melakukannya, pasti akan banyak orang yang akan melakukannya.   

Moti menceritakan kenyataan seperti contoh dimana Raja Chu Ling Wang(楚灵王) dari negara Chu (), dia gemar dan suka orang yang berpinggang langsing. Yang dia sukai adalah wanita dengan pinggang ramping termasuk juga para pejabat-pejabat lakinya. Dia tidak suka para pejabat atau abdi negara dengan perut gendut. Akibatnya para pejabat dan abdi negara semua coba berdiet, sehingga beberapa pejabat saat hadir untuk beraudensi harus jalan merayap-rayap berpegangan dinding karena menahan lapar dan lemas. Ini menunjukkan jika pimpinan memberi perintah atau melopori, semua akan berbuat sama. Ini membuktikan segala gagasan bisa terlaksana.  

Moti bercerita lagi. Raja Wu (吴王wu’wang) seorang pemberani, dia menyukai pasukan yang gagah berani. Sehingga para pasukannya saat maju ke medan perang tidak takut mati dan maju dengan gagah berani. 

Ada lagi cerita tentang Raja Chu yang akhirnya jadi satu pemeo dan nyanyian: “Raja Chu gemar pinggang langsing, akibatnya pejabat istana banyak mati kelaparan.  Raja Wu gemar pendekar pemberani,  akibatnya tubuh rakyat banyak yang  barot-barot atau skar(scar) bekas luka.  (楚王好细腰   宫中多饿死  吴王好剑术  国人多伤疤  Chu wang hao xi yao , gong zhong duo ee si,  wu wang hao jian shu  , guo ren duo shang ba)

Alasan ini memang hingga kini kadangkala masih berlaku, seperti satu contoh saat menjelang zaman “Order Baru” runtuh, pernah di Indonesia memiliki seorang perwira tinggi (pimpinan angkatan darat), dia ini konon sangat menghargai “Waktu”, dan waktu baginya disimbolkan dengan “Arloji”. Seperti diketahui secara umum, arloji dipasang di lengan kiri (mungkin dengan pertimbangan mayoritas orang lebih aktif tangan kanan, jadi agar arloji tidak cepat rusak atau menggangu saat melakukan suatu kegiatan, maka arloji jadi lazim dipasang di lengan kiri). Di Indonesia tangan kiri digunakan kebanyakan orang jika mencuci pantat saat habis buang air besar, jadi tangan kiri bisa disimbolkan segala yang kotor dan tidak bersih, sehingga tradisi di Indonesia menyodorkan sesuatu kepada orang dengan tangan kiri dianggap tidak sopan dan tidak hormat.  Dengan alasan diatas sang perwira tinggi ini memproklamirkan kepada anak buahnya untuk menghargai waktu, dengan mengajurkan memasang arloji ditangan kanan. Maka sejak saat itu banyak anak buahnya memasang arloji di lengan kanan. (Artikel ini penrnah penulis baca dari Majalah Tempo, hanya sayang penulis tidak tahu edisi dan tanggal penerbitannya ).
 
Jadi jika top down pasti terlaksana. Jika pimpinan melopori untuk bersikap “Cinta Universal” (兼爱jian ai), maka semua rakyat juga akan ikut bersikap”Cinta Universal” juga.   

Moti adalah seorang fisikawan, ilmiahwan, tidak heran jika beliau sering mengadakan eksprimen, dengan eksprimen ini beliau memberi gagasannya. Dengan Eksprimen-eksprimen : Marilah kita melakukan eksprimen,  kata Moti, misalnya kita mempunyai 2 orang Shi ().   

Yang satu menganut gagasan Cinta Universal, yang satu menentang Cinta Universal. Orang pertama akan berpikir, bahwa dia akan memperlakukan orang lain seperti dia melakukan untuk dirinya sendiri, melayani teman sendiri seperti melayani dirinya sendiri. Saat teman ini lapar, dia memberi makanan, saat kedinginan memberi temannya pakaian hangat, saat teman ini sakit, dibawalah ke dokter, saat teman ini meninggal, juga mengurus penguburannya. Karena orang ini menganut Cinta Universal.   

Sedang shi yang lain penentang Cinta Universal, dia mengatakan bagaimana saya bisa menganggap teman saya seperti saya sendiri? Saat teman lapar dia tidak perduli untuk memberi makanan, saat kedinginan tidak perduli untuk memberi pakaian hangat, saat temannya sakit dibiarkan tidak coba menolong, saat temannya meninggal juga tidak coba bantu mengurus penguburannya. Jika suatu hari kamu mau berpergian jauh, kepada siapa keluarga kamu untuk dititipkan? Yang kamu pilih teman Shi yang mana? Yang Shi pertama atau yang kedua? Maka secara umum dan menurut akal sehat orang bisa menebak jawabannya. Disini bisa dilihat bahwa gagasan “Cinta Universal” ini adalah gagasan yang benar ....

Jika kiranya masih ragu marilah kita coba lagi eksprimen ini, kata Moti : Ada dua pimpinan atau raja suatu negara, yang satu menganut Cinta Universal, yang satu menentang Cinta Universal.    Yang menganut Cinta Universal, saat melihat rakyatnya kelaparan dia memberi makanan, saat rakyat kedinginan dia memberi pakaian, saat sakit mengobatinya, saat meninggal menguburnya.   Yang satu lagi saat rakyat kelapar, kedinginan, sakit, mati tidak diperdulikan, sehingga negara kacau balau banyak keributan, rakyat berontak, rakyat berantam satu sama lain.   Jika kita diminta memilih hidup diantara satu negara ini, negara mana yang kiranya kita pilih?

Gagasan ini sebenarnya sangat mudah dimengerti.  Jelaslah bahwa gagasan Cinta Universal (兼爱 jian ai) yang benar.   Cinta Universal itu memang baik, bisa mendatangkan kawan, juga baik untuk kawan, bisa mendapat dukungan rakyat, dicintai rakyatnya.

Kenapa kita harus tidak melaksanakan Cinta Universal?  Inilah kekuatan gagasan Moti, begitu rapi dan sempurna dan komplek. Tidak ada alasan untuk tidak melaksanakan gagasannya. Yaitu semua orang untuk saling cinta mencintai, tanpa perlu ada batasan-batasannya.....

Maka saat itu ketika gagasannya disebar ke masyarakat, terjadi gelombang besar dalam masyarakat untuk mendukung gagasannya. Sehingga dukungannya melebihi dari Kongfusianis.   Ketika itulah Motisme merasa sudah saatnya untuk menantang ajaran dan gagasan Konfusianisme.

Dalam buku “Moti” ada yang menceritakan tentang polemik dengan Konfusianis, salah satu perdebatan adalah dengan Wu Ma Zi(巫马子) seperti yang pernah diceritakan di Bab terdahulu. Wu Ma Zi berkata kepada Moti :   “Tuan (Moti) mengatakan bahwa jika tuan cinta orang dunia, maka orang dunia juga akan mencintai tuan, dan ini akan bermanfaat bagi orang dunia. Ini semua tuan yang mengatakannya, tapi ternyata tidak ada orang yang mencintai tuan. Saya tidak cinta dunia, tapi juga tidak ada orang yang mencelakakan saya.”(子兼爱天下   未云立也   我不爱天下   未云贼也  功皆未至  子何独自是   而非我哉 《墨子  耕柱》(Zi jian ai tian xia,  wei yun li ye,  wo bu ai tian xia,  wei yun zei ye, gong jie wei zhi,  zi he du zi shi,  er fei wo zai). 

Dengan kata lain “Resep Moti” maupun “Resep Kong Hu Cu” dua-duanya juga tidak berhasil mengobati penyakit masyarakat pada masa itu. Kita sama-sama tidak berhasil, jika memang kita sama-sama tidak berhasil. Dengan dasar apa tuan mengatakan bahwa “Resep” tuan itu adalah benar? Dan “Resep” saya salah?.....

Moti mengatakan : “Umpamanya ada rumah terbakar, ada seorang melihat ada kebakaran dia mengambil api untuk menambah api pada rumah yang terbakar tersebut. Ada seorang lain lagi begitu melihat ada rumah kebakaran, mengambil se-ember air untuk menyiram rumah kebakaran tersebut. Namun akhirnya keduanya sama-sama tidak berhasil. Yang mengambil api tidak dapat menambah besarnya api, dan yang mengambil air juga tidak berhasil memadamkan api kebakaran.”

Jadi keduanya sama-sama tidak berhasil. Mohon tanya siapa yang kamu setujui dan dukung, yang mengambil api atau yang mengambil air?”.  
Wu Ma Zi menjawab : “Tentu saja, saya menyetujui dan mendukung yang membawa air...”.   Moti berkata lebih lanjut: “Itulah sebabnya mengapa saya ini setuju untuk menentang kamu (Konfusianis)”.   

Dengan kata lain maksud Moti gagasan “ = Benvolence = Kebajikan” dari Kong Hu Cu seperti orang yang mengambil api untuk membakar rumah kebakaran agar api menjadi lebih besar, tapi gagal. Tapi “Cinta Universal” usulan saya (Motisme) itulah yang memang  benar-benar bertujuan memadamkan api.

Maka kedua kita ini bagaikan “Api dan Air” yang tidak akan serasih....   Inilah suatu pertentangan yang sangat sengit dari Motisme terhadap Konfusianisme....  Maka tidak heran pendukung besar Konfusianisme generasi setelah Moti yaitu --- Mensius/Mengzi 孟子 menguntuk habis Motisme, bahkan menuduh Moti sebagai binatang (墨子是禽兽也mo zi shi qin shou ye). Ini kasar sekali...

Peristiwa ini juga mengherankan, keduanya mengatakan bahwa penyakit masyarakat pada masa itu karena tidak ada “Rasa Cinta”, orang dunia harus saling cinta mencintai. Tapi kenapa hingga Mensius menyebut “Binatang” kepada Moti? Ini benar-benar mengherankan, kiranya perlu dicari jawabannya. Maka para cendikiawan dan sejarahwan coba mencari sebab musababnya.  Ternyata penyebabnya terletak pada gagasan “Cinta” dari Konfusianisme, dan gagasan “Cinta” dari Motisme berbeda.  Walaupun keduanya memberi gagasan “Cinta”, tapi caranya berbeda. 

“Cinta” yang diusulkan oleh Kong Hu Cu adalah Cinta Benevolence/Kebajikan/仁爱.

Apa itu Cinta Benevolence/Kebajikan/仁爱 itu? Cinta Benevolence/Kebajikan/仁爱 itu adalah cinta yang ada batasannya, ada tingkatannya. Karena cinta ini bertitik tolak dari kerabat sendiri, yaitu mulai dari hubungan darah yang bersangkutan, jadi perasaan cinta antar mereka. 

Perasaan tersebut adalah yang paling handal, karena bagaimanapun darah akan lebih kental daripada air (血浓于水xie nong yu shui) dan ini adalah kodrat, tidak perlu adanya pembuktian, tidak perlu harus diajarkan.  

Yang paling kita cintai adalah Ayah Ibu, anak dan saudara, kemudian lingkarannya diperbesar sedikit, mencintai paman dan bibi, saudara sepupu, lalu diperbesar lagi lingkarannya, cinta kepada orangtua semarga, saudara semarga, diperbesar lagi lingkarannya, cinta terhadap orang sekampung, sedesa, sedaerah, diperbesar lagi batasannya Cinta orang senegara sendiri, kemudian yang terakhir masih ada yang tersisa sedikit yaitu Cinta terhadap orang minoritas dan orang luar negeri.  

Jadi Cinta ini bertitik tolak dari sanak keluarga kemudian menjalar keluar kelingkaran yang lebih besar, kerabat, saudara sekampung sedaerah, terus meluas keluar, sehingga menurut teori fisika makin keluar dan makin jauh rasa cintanya juga makin melemah dan mengecil (seperti gelombang yang terjadi di air kolam yang tenang, jika dilempar batu terjadi gelombang, dimana gelombang akan makin melebar dan melamah).

Pandangan inilah yang sangat mempengaruhi dimana tradisi Tionghoa saat berkabung kerabat dibagi menjadi lima tingkatan berdasarkan kedekatan dari hubungan kekerabatan, dimana saat berkabung kedekatan hubungan darah dibagi menjadi lima tingkatan berdasarkan kedekatan dari strata hubungan keluarga, yang menyimbolkan makin jauh hubungan keluarganya seolah makin kecil rasa cintanya.

Jadi Cinta dari konfusianisme adalah Cinta yang ada tingkatannya. Sedang “Cinta” yang diusulkan Motisme adalah “Cinta Universal” tanpa ada perbedaan berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan, dan tidak boleh ada tingkatannya. Jadi Cintanya kepada semua orang tanpa membedakan apakah dia keluarga sendiri atau bukan, orang luar negeri atau dalam negeri, mayoritas atau minoritas, semua cintanya sama, tanpa dibeda-bedakan .....  Inilah yang dinamakan “Cinta Universal/兼爱”.   

Maka dalam aksara Tionghoa (jian) dan (ren) ini yang menjadi simbol perbedaan dan batas pemisah dari kedua tokoh tersebut. Cinta Benevolence/Kebajikan/(仁爱ren ai) dari Kong Hu Cu ada batasannya dan berjenjang.

Sedang Cinta Universal/(兼爱jian ai) dari Moti adalah tanpa ada batasannya, rasa cintanya sama rata.  Moti mengatakan “Cinta” harus sama rata tidak boleh bertingkat dan tidak boleh ada batasannya, jika ada perbedaan dan dibatas-batasi tidak dapat dikatakan “Cinta”  ( 不兼则不爱bu jian ze bu ai). Karena menurutnya cinta tidak boleh egois, jika egois maka tidak akan ada cinta.

Menyangkut masalah ini pernah ada perdebatan antara Moti dengan Konfusianis . Tidak tahu apa cerita ini memang benar terjadi atau hanya karangan kaum Motis.   Lagi-lagi dengan Wu Ma Zi, dia mengatakan kepada Moti : “Tuan mengusulkan cinta universal, cinta tanpa perbedaaan, tanpa ada tingkatan, hal ini saya tidak akan bisa melakukannya. Saya lebih mencintai orang Zhou dari negeriku (Negara Zhou/诌国人zhou guo ren) daripada cinta saya terhadap orang luar negeri yang dari Negara Yue (越国人yue guo ren). Saya lebih mecintai orang Zhou ( ) dibanding dengan orang dari negara Lu (), dan cinta saya terhadap orang Lu lebih besar dibandingkan dengan cinta saya terhadap orang negara Yue (). Saya lebih cinta orang negeri saya dan negara saya jika dibandingkan cinta terhadap negara luar dan orang-orang dari negara luar. (Wu Ma Zi berasal dari negara Zhou kira-kira di daerah Shantung sekarang kampung halamannya Mensius, berbatasan dengan negara Lu. Sedang Negara Yue berada jauh diselatan). Dan saya lebih cinta orang desa saya daripada orang dari negara saya. Saya lebih cinta kerabat saya daripada orang desa saya. Cinta saya terhadap Ibu Bapak melebihi cinta saya terhadap kerabat yang lain. Terakhir saya lebih cinta diri saya daripada cinta saya terhadap Ibu Bapak saya.  Logikanya karena makin dekat maka cinta saya akan makin kental. Ini disebabkan karena jika saya dipukul saya akan merasa sakit, tapi orang lain tidak akan merasakannya. Saya dipukul orang, saya merasakan sakit, jika saya memukul orang saya tidak merasakan sakit, jika demikian orang lain apa mau perduli dengan rasa sakit saya. Mengapa saya tidak coba untuk mengatasi rasa sakit saya sendiri, dan untuk apa saya harus membantu orang lain merasakan sakitnya. Jika ini saya lakukan, bukankah saya ini menjadi penyakitan (jiwa)? Maka saya umumkan bahwa saya hanya akan mengorbankan orang lain untuk kepentingan saya sendiri, tidak mungkin mau mengorbankan diri untuk kepentingan orang lain.”  Ini adalah komentar Wu Ma Zi.  

Setelah mendengar komentar Wu Ma Zi ini.  Moti bertanya kepada Wu Ma Zi :  “Saya ingin bertanya, apakah pemikiran yang Tuan katakan kepada saya ini, harus disimpan dalam hati, atau boleh diumumkan kepada khalayak ramai ?”  
Wu Ma Zi menjawab: “Ini adalah pemikiran dan gagasan saya, memang seharusnya diumumkan kepada khalayak ramai, tidak ada alasan untuk disimpan dalam benak.”  
Maka serta merta Moti berkata: “ Baiklah, tapi berarti habislah tuan.”.   

Mengapa? Karena ini jelas menunjukan egoisme. Menurut Moti begitu pemikiran ini diumumkan, maka akan terjadi dua pendapat atau dua alternatif, setuju dan menentang.   Yang setuju akan mengatakan bahwa memang benar kita harus memikirkan kepentingan diri kita sendiri, jangan mengorbankan diri kita untuk kepentingan orang lain.

Tapi bagaimana dengan orang yang dikorbankan? Pasti akan menentang pemikiran ini. Yang terjadi, jika ada satu orang yang setuju pasti ada satu orang lain yang menentang, yaitu pihak yang dikorbankan, dan orang lain itu adalah kamu,

Dengan kata lain yang lebih ekstrim jika ada satu yang setuju maka akan ada satu orang yang akan dibunuh,  jadi yang dibunuh itu kamu.  Jika ada 10 orang yang setuju maka akan ada 10 orang yang membunuh kamu, selanjutnya jika orang sedunia yang setuju maka orang sedunia juga yang akan membunuh kamu. Itulah alasannya mengapa dikatakan tuan pasti akan mati.” Inilah hukum logika Moti. 
Jika sampai terjadi diumumkan, maka ada banyak yang menentangnya, pihak yang dikorbankan dengan sendirinya akan membunuhnya. Jika orang sedunia menentang, maka ada orang sedunia yang akan membunuhnya. Maka kesimpulannya pada akhirnya semua orang dunia akan membunuhnya.......  Moti adalah ahli dalam bidang fisika, insinyur, ilmiahwan, ahli logika, kaum Motisme adalah yang pertama mempelajari tentang “Ilmu/Hukum Logika” di Tiongkok.

Cendikiawan menganggap bahwa pendapat Moti ini ada benarnya dan juga ada tidak benarnya. Memang benar jika kamu mengorbankan orang lain untuk keuntungan dirinya sendiri, maka akan ditentang semua orang, karena berarti tidak memikirkan sama sekali kepentingan orang lain.

Sebaliknya yang tidak benar adalah bahwa kita tidak bisa mengatakan bahwa karena kita mementingkan diri sendiri jadi harus dibunuh, kita boleh mengutuk pendapat seseorang, tapi tidak perlu harus membunuhnya.

Selain itu yang jelas bahwa ketika itu Wu Ma Zi telah megemukakan pendapatnya, tapi kenyataanya tidak semua orang terus membunuhnya. Disamping itu orang yang mementingkan dirinya sendiri, sering kali secara terbuka tidak akan menunjukkan dan mengumandangkan kepada khalayak, biasanya diluar tampaknya mereka menunjukkan bahwa mereka juga memikirkan orang lain, tetapi secara diam-diam sebenarnya melakukan untuk keuntungan dirinya.

Bahkan orang yang benar-benar mementingkan untuk keuntungan dirinya, sering dengan lantang mengatakan bahwa perbuatannya demi keuntungan orang lain dan mengorbankan dirinya.  

Sudah menjadi rahasia umum orang yang sering gembar-gembor biasanya dalam prateknya tidak melakukan apa-apa. Seperti ada pemeo Tionghoa yang mengatakan “Anjing yang mengogong biasanya tidak menggigit, anjing yang menggigit tidak mengonggong”. Jadi Wu Ma Zi seperti anjing yang menggogong, jadi dia tidak mengigit. Kesimpulannya bahwa dia tidak mengigit orang, jika terjadi hingga dia dibunuh, itu sungguh suatu kesalahan besar.

Masalah kedua, mengenai teori logika dari Moti, jika ada dua pilihan Cinta Secara Universal (兼相爱jian xiang ai) dan Tidak Saling Membenci (别相恶 bie xiang e).   Jika kita mengakui antar manusia tidak ada perbedaan dan tingkatan, maka disitu baru akan ada “Cinta”. Sebaliknya jika kita mengakui antar manusia ada perbedaan dan tingkatan, maka disitu akan ada rasa saling ”membenci”. Karena itu kita tidak mengusulkan saling membenci, maka kita tidak memberi gagasan antar manusia harus ada tingkatan dan perbedaan, agar tidak timbul rasa saling membenci. Inilah teori dan hukum logika dari Moti.

Tapi jangan dilupakan bahwa dua pilihan atau prasyarat diatas ini adalah Moti yang mengemukakan, dan juga beliau yang mengatakan bahwa seperti air dan api yang tidak dapat bersatu. Sepertinya tidak ada alternatif lain. Tapi bagaimana jika ada alternatif ke 3, ke 4? Dimana bisa tidak ada “Cinta Universal” dan juga tidak ada “Saling Menbenci”, maka teori logika Moti ini akan terbantahkan. Sehingga cendiakwan ada yang mengumpamakan masalah ini,  seperti kita memasang kancing baju saat memakai kemeja, jika pertama kali salah masuk lobang pandanannya maka kancing yang di pasang selanjutnya akan salah semua. Maka disebutkan bahwa Teori Logika Moti masih ada masalah disini.  Menurut kenyataan, adanya perbedaan cinta pada manusia itu adalah normal, manusia pada hakekatnya akan mencintai dirinya sendiri, lebih dominan daripada cinta kepada orang lain.   Jadi para cendikiawan ahli moralitas dan sosiologi dalam membahas masalah moral dan masalah sosial, tidak bisa tidak harus mempertimbangkan sifat-sifat hakekat manusia tersebut.  Maka dikatakan bahwa Moti dalam hal ini ada masalah.....

Menurut cendikiawan Yi Zhong Tian(易中天)*3, perdebatan antara Moti dan Wu Ma Zi walaupun kata-katanya sangat tajam, dan disertai contoh-contoh yang dikemukakan secara alami, tapi logikanya ada ketidak sesuaian. Karena secara normal setiap orang, cinta terhadap dirinya umumnya akan melebihi cintanya terhadap orang lain. Inilah sifat alami manusia.  

Tapi walaupun pemikiran Moti melampaui realita idealisme sosial, bagaimanapun “Cinta” dari Konfusinisme yang disebut Cinta Benovolence/Kebajikan/仁爱 apakah memang akan menjadi satu-satunya pilihan yang terbaik?

Melalui cerita-ceirta diatas dapat terkuak masalah dari gagasan Konfusianisme, seperti apa yang telah dikatakan oleh Wu Ma Zi : “Saya cinta saya sendiri melibihi cinta saya terhadap Bapak Ibu” . 

Menurut cendikiawan Feng You Lan (冯友兰)*2 mengatakan bahwa kata-kata ini tidak seperti ucapan dari kaum Konfusianis, karena bagi Konfusianisme bhakti kepada orangtua atau Xiao() adalah yang paling utama. Mana mungkin seorang Konfusianis mengatakan kalimat demikian, dimana mencintai diri sendiri melebihi cinta terhadap orangtua.

Menurut Feng You Lan ini bisa-bisa karangan Moti, tapi menurut Yu Zhong Tian ini karangan murid-murid Moti, tujuannya untuk mengeritik kaum Konfusianis. Namun walau bagaimanapun kritikan ini cukup masuk akal dan beralasan.

Alasannya berdasarkan hukum logika, dari jenjang yang ringan hingga ke-jenjang yang lebih berat, cinta terhadap negara sendiri melebihi cinta terhadap negara orang lain; cinta terhadap orang dalam negeri sendiri melebih cinta terhadap orang luar negeri; cinta terhadap orang sedesa melebihi cinta terhadap orang negeri sendiri; cinta terhadap orang sekampung sendiri melebihi cinta terhadap orang sedesa; cinta terhadap orang semarga melebihi cinta terhadap orang sekampung; cinta terhadap kerabat sendiri melebihi cinta orang yang semarga; cinta terhadap Ibu Bapak melebihi cinta terhadap saudara; cinta terhadap sendiri melebihi cinta terhadap Ibu Bapak. Ini menurut hukum logikanya.  (Cinta terhadap : Negara orang < negaraku < orang luar negeri < orang senegara < orang sedesa < orang sekampung< orang semarga <  Kerabat < Saudara < Bapak < Ibu < Sendiri ).

Jadi pada titik terakhir ini yang akan menjadi persoalan, karena menurut ajaran Konfusianis, Cinta Benovolence, “Bhakti Orang Tua”( Xiao) menjadi titik pokok ajarannya, bahkan cinta kepada Bapak harus lebih besar dari cinta kepada ibu. Sekarang masalahnya berdasarkan apa harus mencintai Bapak melebihi Ibu.  Jika dikatakan cinta anak itu merupakan hukum alam, sedang ajaran Kong Hu Cu tentang “Bhakti Orangtua”  (Xiao) itu terlihat bukanlah berdasarkan hukum alam.   Karena  kenyataan alamiah, cinta terhadap Ibu itu melebihi cinta terhadap Bapak, berlawanan dengan apa yang diajarkan oleh Konfusianisme.  

Di Tiongkok maupun negara lainpun yang paling dicintai adalah sang Ibu. Nyanyian-nyanyian maupun cerita-cerita banyak menyimbolkan “IBU” misal Sungai di sebut ibu, Negara disebut Ibu Pertiwi dan lain-lain ....  Di Tiongkok sungai Huanghoo disebut Sungai Ibu ( 黄河=母亲河) ; sekolah almamater disebut sekolah ibu (母校) ; Nyanyian banyak yang menyanjung kesayangan ibu misalnya “世上只有妈妈好”(shi shang zhi you mama hao)”Dalam dunia hanya Ibu yang terbaik”,   di Indonesia  juga ada nyanyian “Kasih Ibu Sepanjang Masa”
Kasih ibu kepada beta
Tak Terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagaikan surya menerangi dunia.

Ketentuan Konfusianis yang mengatur berkabung untuk Bapak meninggal 3 tahun dan Ibu 1 tahun, apa alasannya? Berdasarkan alasan apa harus demikian? Hingga kini tidak ada yang tahu.   

Maka kritikan Motis terhadap Konfusinisme merupakan tembakan yang sangat jitu mengena pada titik terlemah mereka. Sehingga tidak heran jika Menzius memaki Moti “binatang”......

Lalu apa alasannya sehingga Menzius memaki Moti demikian kasarnya?

Marilah kita bahas pada tulisan berikut ini
( Bersambung ...... )

*2 http://baike.baidu.com/view/2038.htm , Feng You Lan (冯友兰 1895-1990) filosof Tiongkok modern, pendidik.
*3  http://baike.baidu.com/view/19398.htm Yi Zhong Tian(易中天lahir 1947) seorang Professor,  lulusan Universitas Wuha 1981(武汉大学wuhan taxue)

Daftar  Perpustakaan :
-          先秦诸子百家争鸣易中天 CCTV
-          经典阅读文库 ---- 论语       李薇/主编
-          经典阅读文库 ---- 道德经       李薇/主编
-          中国古典名著精品 ---- 菜根谭      洪应明  
-          Internet : http://friesian.com/confuci.htm  : Confucius
-          孔子  -----   維基百科,自由的百科全書 Internet
-          网址:http://www.popyard.org
-          中国人生叢书    -----   墨子的人生哲学        杨帆/主编    陈伟/
-          Internet : http://baike.baidu.com
-          The Sayings of Mensius / 英译孟子      史俊赵校编
-          南华经    庄子   周苏平    高彦平   注译    安徽人民出版社
-          庄子   逍遥的自由人     林川耀 译编  出版者 :常春树书坊
-          http://www.sxgov.cn/bwzt/wmsxx2/lf/447465_1.shtml   春秋五霸之---晋文公
-          “When China Rules The World -  The rise of middle kingdom and the end of the western world”  by Martin Jacques ALLEN LANE an imprint of Penguin Book, First Published 2009

No comments:

Post a Comment