Sunday 12 June 2016

Kong Hu Cu – Kongfusianisme – Pendukung dan Pengeritik Pada Zaman Pra-Dinasti Qin 551 – 221 SM
Jilid II

( 4 )

Patung Mensius


Dua Pendekar Moti dan Mensius 两位侠士墨子和孟子

Mengzi 孟子atau Menzius/Mensius bermarga Meng (meng), bernama Ke (ke) dalam literatur barat disebut Master Meng. Mengzi adalah seorang filosof besar Tiongkok. Ia adalah penerus ajaran Khong Hu Cu setelah Khong Hu Cu wafat. Pada umur 15/16 tahun pergi ke negara Lu menjadi murid dari cucu Khong Hu Cu yang bernama Zi Si子思.  Menngzi lahir di negera Zou (邹国zou’guo) dikota Zou (邹城zou’cheng) dalam Provinsi Shandong kurang lebih 30 Km dari Qufu kampung halaman Kong Hu Cu. Ayahnya bernama Ji, dipanggil Gong Yi公宜, ibunya bermarga Zhang, tapi ada yang mengatakan bermarga Li/) *4

Mensius孟子, semasa kecil diasuh oleh ibunya Zhang () yang sangat bijaksana. Mereka pernah berpindah tempat tinggal sampai tiga kali; pertama tempat tinggalnya dekat tanah pemakaman, ibunya sangat khawatir ketika melihat bahwa anaknya sering menirukan orang yang melaksanakan upacara pemakaman. Kemudian ibunya pindah rumah dekat pasar, namun kembali ibunya juga merasa khawatir karena anak ini sering menirukan sebagai layaknya seorang pedagang yang melakukan transaksi jual beli. Akhirnya, sang ibu memilih untuk tinggal di dekat sekolah dengan harapan agar putranya bisa belajar dan bersekolah seperti halnya anak sebaya lainnya.

Namun pada suatu hari pernah terjadi, Mensius kecil ini pulang sekolah lebih awal dari biasanya.  Ketika itu ibunya sedang menenun kain. Sang ibu berfirasat bahwa Mensius telah bolos dari sekolahnya. Melihat ini, ibunya segera mengambil pisau dan memotong kain yang sedang ditenunnya. Mensius menjadi heran dan bertanya kepada Ibunya mengapa melakukan itu? Ibunya mengatakan bahwa ia akan seperti tenunan yang belum jadi ini, tidak akan berguna bilamana tidak bersungguh-sungguh belajar. Ini sebagai peringatan kepada putranya, supaya anaknya tidak membolos lagi. Sejak itu Mensius sadar dan rajin belajar dan tidak bolos serta mangkir sekolah.
Seperti halnya Kong Hu Cu, Mensius banyak mengajarkan tentang Watak Sejati (Xing) manusia yang memiliki sifat bajik dari “Tian” yakni berupa Cinta Kasih (Ren), Kebenaran/Ketaatan (Yi), Li (Tatakrama/Susila), Bijaksana (De) dan Dapat dipercaya (Xin).

Setiap manusia telah dikaruniai dengan Wu Chang五常 (Lima Kebajikan) tersebut, oleh karena itu menurut Mensius, Watak Sejati (Xing) manusia itu bersifat bajik (人之初,性本善ren shi chu, xing ben shan). Menurut Mensius hal tersebut dapat dibuktikan, apabila ada seorang anak kecil yang tidak tahu apa-apa secara tiba-tiba hendak terjerumus ke dalam sumur, maka setiap orang yang melihatnya pasti akan segera tergerak hatinya untuk menolong dan menyelamatkannya tanpa menghiraukan siapa anak kecil itu. Hal inilah yang dimaksudkan oleh Mensius bahwa pada dasarnya manusia memiliki perasaan atau hati nurani yang sama, tetapi karena pengaruh lingkungan maka Watak Sejati (Xing) yang bersifat bajik tadi bisa dirusak oleh keadaan lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu menjadi kewajiban setiap insan untuk selalu memelihara dan merawat Watak Sejatinya agar selalu memancarkan sifat-sifat baik.

Beliaupun sama seperti Kong Hu Cu membawa murid-muridnya mengembara ke negara-negara, sering melakukan pembicaraan dan menyebarkan gagasan-gagasannya kepada para Raja atau penguasa pada masa itu untuk meyakinkan mereka agar supaya menjadi pemimpin yang benar dan bermoral.

Namun para raja kala itu belum mau menerimanya. Disamping itu pula beliau mengajarkan tentang ‘demokrasi’ dalam pemerintahan, karena seorang Raja atau pemimpin itu dipercaya mendapatkan mandat dari Tian (Langit) atau disebut dengan Tian Ming (天命). Dia harus bertindak sebagai ayah bunda rakyatnya. Ditegaskannya pula bahwa :"Tian melihat seperti halnya rakyat melihatnya, dan Tian mendengar seperti halnya rakyat mendengarnya."

Sebenarnya antara Konfusianisme dan Motisme mempunyai banyak persamaan, ajaran mereka sama-sama tentang “Cinta”, Konfusianisme “Cinta Benevolent(仁爱ren ai)” , Motisme tentang “Cinta Universal (兼爱jian ai)” , tapi ada tokoh lain yang juga terkenal dari kaum Konfusianisme yaitu Mensius孟子, yang mengeritik habis-habisan terhadap Motisme.

Mensius Lahir tahun 372SM, wafat tahun 289SM (berumur 83 tahun), jadi setelah Kong Hu Cu wafat barulah Moti lahir; setelah Moti wafat Mensius baru lahir. Kong H u Cu lebih tua dari Moti 80 tahun lebih, Moti lebih tua dari Mensius 90 tahun lebih.  Mensius lahir setelah Kong Hu Cu wafat 300 tahunan, tapi Mensius adalah pemuja dan menganut ajaran Kong Hu Cu. Sehingga oleh generasi berikutnya ajarannya disebut KongMeng-isme”(孔孟之道kongmeng zhidao)”. Kemudian mengapa Mensius mengeritik habis Moti, tutur kata dan sikapnya dengan Moti kiranya perbedaannya terletak dimana?

Memang para cendikiawan melihat Mensius mengeritik Moti adalah suatu yang aneh, karena kedua tokoh ini sebenarnya banyak kemiripannya. Sebaliknya Mensius sangat berbeda dengan Kong Hu Cu yang menjadi u Hu Cu panutannya. Sebenarnya perbedaan antara Kong Hu Cu dan Mensius cukup lebar.

Disini terlebih dahulu akan kita bahas perbedaan Kong Hu Cu dan Mensius, barulah kita bahas tentang perbedaan Mensius dan Moti. Kemudian kita bahas persamaan Mensius dan Moti.   Karakter dan sifat pribadi Kong Hu Cu dan Mensius perbedaannya sangat jauh, antara lain garis besarkan seperti tabel dibawah ini:

Karakter Kong Hu Cu
Karakter Mensius 孟子
1.       Sabar dan ramah (宽厚谦和guan he qian he)
2.      Tutur katanya halus dan tidak langsung
      ( 温文尔雅 wen wen er ya)
3.      Terhadap orang selalu merendah
      (为人低调wei ren di tiao)
1.      Keras dan kaku (刚直不阿kang zhi bu a)
2.      Berhati lurus dan tutur katanya tajam
(心直口快 xin zhi ge kuai)
3.      Karakter sangat percaya diri dan eskpresif.   (个性张扬 ke xing zhang yang)

Kong Hu Cu memang seorang yang sangat ramah dan sabar sifatnya, rendah hati, selalu menghargai tata-krama dan kesopanan, semboyannya “Menghormat dan mengalah, damai yang diutamakan dan dimuliakan” “礼之用  和为贵li zhi yong , he wei gui”. Beliau menghadapi orang selalu memperhatikan tatakrama kesopanan, selalu menghargai kehormatan orang lain. Selalu mencoba tidak berkonfrontasi saat adanya perbedaan pandangan, tapi Mensius justru kebalikannya.

Pernah terjadi suatu ketika Mensius sedang bersiap-siap untuk menghadap Raja Qi (齐王qi wang) ke Istana, segala persiapannya sudah beres untuk berangkat, tiba-tiba seseorang utusan Raja Qi datang dan berkata: “Raja sedang sakit flu tidak bisa keluar berangin-anginan, jadi tidak dapat datang sendiri untuk mengundang Tuan langsung, tapi jika Tuan bisa ke Istana untuk ber-audensi sekarang, maka beliau akan berusaha untuk menemui Tuan juga. Marilah kita sama-sama menghadap beliau sekarang, bagaimana?”

Mensius sebenarnya juga sudah siap ber-audensi, tapi mendengar utusan Raja berkata demikian maka Mensius serta merta berkata: “Maaf, saya sendiri juga sedang flu, jadi tidak bisa berangkat ber-audensi sekarang, saya juga tidak bisa kena angin sekarang. Maaf  saya tidak bisa menghadap.....”

Kedua hari setelah kejadian ini, kebetulan di Istana ada anggota keluarga salah satu pejabat pengurus rumah tangga istana (dafu) yang meninggal. Mensius sedianya baru mau berangkat untuk melayat, saat itu  salah satu muridnya datang memberitahu : “ Guru, guru... celaka ini, kemarin guru mengatakan sedang flu tidak bisa mengahadap raja Qi. Tapi hari ini guru akan datang untuk melayat ke Istana, apa tidak salah?”    

Mensius menjawab: “Apanya yang salah, kemarin saya sakit, tapi hari ini saya sudah sembuh.. ayo pergi...” Saat baru keluar dijalanan,  salah satu muridnya lari-lari menyusul untuk melapor : “ Guru...guru... celaka niihh...Raja Qi mengirim seorang tabib ke rumah, katanya guru sedang sakit, jadi raja mengutus tabib tersebut. Kita terpaksa mengatakan bahwa guru sedang menuju ke Istana. Jadi kami minta guru cepat-cepat ke Istana saja menghadap Raja Qi.”

Tapi justru Mensius tidak mau pergi menghadap, jika tidak pergi menghadap berarti tidak bisa pulang, karena tabib sedang menunggu dirumah. Terpaksa Mensius pergi ke rumah temannya yang bernama Jing Chou景丑untuk menginap.   

Teman ini jadi bingung dan berkata “Saya jadi bingung melihat Mensius ini, seharusnya hubungan antara raja dan pejabat ada tatakramanya. Seorang Konfusianis seharusnya sangat patuh akan tatakrama, tapi Mensius berbuat demikian sepertinya tidak bijaksana.”   
Mensisus berkata :“Saya beritahu anda bahwa dalam dunia ada tiga hal yang paling harus kita hormati: Pertama, Kedudukan/Jabatan ;  Kedua, Usia – Yang lebih tua harus dihormati;  Ketiga, Budipekerti – orang yang berbupekerti tinggi harus dihormati. Raja Qi tidak boleh karena berkedudukan tinggi lalu ingin meremehkan orang yang berusia lebih tua, atau lebih cendikia dari dia, dan lebih berbudipekerti darinya. ( 天下有达尊三   爵一   齿一   德一 《孟子  公孙丑下》tian xia you da zun san, jue yi, chi yi, de yi).   

Mensius berkata : “Jika seorang penggede mengalami keterbatasan, memerlukan bantuan keahlian dari bawahannya, tidak patut untuk menyuruh pesuruh mengundangnya, harus datang sendiri mengundang untuk meminta bantuannya. Tidak boleh memanggil dan menitahkan seseorang untuk datang menyuruh kita untuk datang memberi nasehat atau gagasan secara seenaknya dengan tidak bertatakrama, kita seorang terpelajar tidak akan datang menemuinya...” (大有为之君   必有所不召之臣 《孟子  公孙丑下》da you wei zhi jun , bi you suo bu shao zhi chen).  

Ini menunjukan bahwa Mensius adalah seorang shi atau pendekar yang mempunyai harga diri, beliau seorang pemberani. Walaupun sama seperti Kong Hu Cu mengembara dengan murid-muridnya kenegara-negara untuk menyebarkan gagasannya, tetapi beliau tidak mau menunduk-nunduk dan meminta-minta supaya gagasannya bisa diterima.    

Bahkan beliau pernah berkata : “Saat kamu mencari kerja dan bertemu dengan calon majikan, pertama janganlah memandang tinggi calon majikanmu. Remehkanlah calon majikan ini, anggap saja bahwa dia tidak ada apa-apanya.... jangan menyajung-nyajung kedudukan calon majikanmu dan merasa rendah diri karena jabatan atau kedudukan calon majikanmu, dengan demikian barulah kamu bisa mengajukan gagasan-gagasanmu.. (说大人则藐之  勿视其巍巍然  《孟子  尽心下》 shuo da ren ze miao zhi,  wu shi qi wei wei ran).   Coba bayangkan jika benar-benar kita bersikap demikian, apakah tidak berakibat tidak akan dapat pekerjaan? Tapi demikianlah watak dari Mensius.

Kedua, Kong Hu Cu “Tutur katanya halus dan tidak langsung” saat membicarakan sesuatu cendrung tidak langsung dan berputar, berusaha tidak menyinggung perasaan pihak lain. Bicaranya sangat santun agar pihak lawan bicara menjadi relek, jika tidak ditanggapi ya tidak apa-apa. Tapi Mensius tidaklah demikian halus dan sabar.

Suatu kali Mensius menghadap Raja Qi Xian Wang (齐宣王 ) dan bercerita : “Ada seorang, dia mempunyai teman, saat akan berpergian dia menitipkan sanak keluarganya kepada si teman ini minta dia untuk bantu merawatnya. Tapi ketika dia pulang dia melihat anak istrinya kedinginan tidak terawat dan kelaparan. Teman seperti ini harus kita apakan?”   
Raja Qi menjawab : “Putuskan saja hubungannya (弃之qi zhi), punya teman seperti itu untuk apa..”    
Mensisus berkata lagi: “ Benar ! Tapi jika ada seorang pejabat, dia tidak becus mengurus pekerjaannya. Mohon tanya kepada Yang Mulia,  pejabat demikian harus diapakan?”
Raja Qi menjawab : “ Pecat saja!( 已之yi zhi)” Mensisus bertanya lagi : “ Baik..baik.. betul! Seperti yang telah dikatakan tadi, satu teman ketika dititipi sanak keluarganya, teman ini menelatarkannya, maka hubungan teman ini baiknya kita putuskan, seorang pejabat jika tidak becus mengurus pekerjaanya kita pecat saja, tapi jika seorang Raja mengurus negara, negaranya menjadi kacau, Raja ini harus kita apakan......?”  
Raja Qi hanya bisa menyengir dan menggoyang-goyangkan kepala.....sambil mengalihkan pembicaraan. tidak menjawab .........” (王顾左右而言wang gu zuo you er yan” ). 

Diatas ini masih sedikit ramah bagi Mensius. Masih ada cerita yang lebih dasyat yang akan diceritakan kemudian. Memang tabiat Mensius ini bisa kurang disukai orang. Beliau ini apa yang ingin dikatakan langsung saja dikatakan, tidak perduli pihak lawan bicara suka atau tidak suka.   

Beliau ini berpendapat bahwa : “Kebenaran selalu lurus, kebenaran adalah lurus dan polos, jika kita tidak dapat menggunakan sesuatu yang paling polos, lurus, paling jelas, paling mudah dimengerti, dan dengan bahasa yang paling sederhana yang bisa langsung dimengerti dalam mengemukan gagasan-gagasan kita, maka gagasan-gagasan kita itu bukanlah suatu kebenaran. (不直  则道不见 《孟子 藤文公下》 bu zhi , ze dao bu jian).  
Mensius berpendirian jika memang benar, ada apa yang harus ditakutkan.... Inilah ketidak samaan Mensius dengan Kong Hu Cu yang kedua.

Perbedaan yang ketiga,  Kong Hu Cu orang yang sangat rendah hati, tidak sombong, beliau berkata dirinya adalah “hanya penerus dan penyambung lidah saja. Saya tidak mencipta” (述而不作shu er bu zuo), padahal justru Kong Hu Cu banyak mencipta. Memang beliau penerus dan penyebar dari gagasan-gaagasan yang sudah ada, tapi dalam proses penyebarannya justru banyak mencipta untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian dengan sikon (situasi dan kondisi) yang ada.

Sehingga terciptalah ajaran-ajarannya sendiri yang khas, kelihatannya tidak mencipta, padahal kenyataannya justru suatu Pencipta Agung. Namun Kong Hu Cu tetap merendah walaupun dianggap Nabi oleh khlayak, selalu berkata: “Jika saya dikatakan seorang Nabi dan Bijak, saya tidak berani menerimanya (若圣与仁  则吾岂敢ruo sheng yu ren, ze wu qi gan).  

Lain lagi dengan Mensius, beliau sangat confidence dan percaya diri, kata-katanya yang termasyasur adalah “Kalian ingin dunia ini damai? Jika menginginkan dunia damai zaman sekarang, kecuali saya siapa lagi yang bisa menciptakannya..... hanya diri saya!”  (如欲平治天下   当今之世  舍我其谁也《孟子  公孙丑下》ru yu pin zhi tian xia, she wo qi shui ye).  Kata-kata ini sungguh-sungguh sangat PD (Percaya Diri) sekali. Maka tidak heran jika Mensius menghadapi siapa saja tidak mau berbasa basi, termasuk juga terhadap muridnya sendiri.

Lain dari Kong Hu Cu terhadap muridnya sangat sabar dan telaten, semboyan beliau adalah “Anda(murid) cukup mengatar sepuluh potong daging kering, maka akan saya temui dan akan saya jadikan muridku, dan saya akan mendidikmu..” Yang maksud disini adalah semua orang bisa menjadi murid atau sekedar minta petunjuk atau konsultasi dan lain sebagainya, hanya cukup memberi beliau ala kadarnya berupa 10 potong daging kering (dendeng) sebagai tanda hormat saja. (自行束脩以上  吾未尝无悔焉   《论语  述而》 zi xing xiu yu shang, wu wei chang wu hui yan).

Mensius lain lagi,  untuk hal yang serupa dia berujar: “Jika dia terlihat seperti meremehkan, jutru saya akan mendidik dia.  Jika seorang datang membawa 10 potong daging kering, dia minta petunjuk, tapi walaupun dia ogah-ogahan, justru saya akan tetap memberi petunjuk-petunjuk, tidak perduli apa pendengarnya suka atau tidak suka). 予不屑之教诲也者  是亦教诲之而已矣 《孟子  告子下》 (yi bu xie zhi jiao hui ye zhe , shi yi jiao hui zhi er yi yi).   Kata-kata ini mungkin hanya Mensius yang berani mengutarakannya, tidak semua guru zaman sekarangpun mau mengatakan hal demikian, karena kuatir dibenci orang..

Kong Hu Cu sangat berperasaan, pada detik-detik kesulitan dan terjepit masih bisa mengeluh dan berkomentar bagaimana untuk lepas dari kesulitannya. Seperti di Jild I diceritakan bahwa saat beliau dan murid-muridnya terjepit, karena gagasannya tidak ada yang mau menerima, pernah berkomentar untuk naik kapal menyeberangi lautan..... 

Tapi Mensius lain lagi, beliau selalu optimis tidak perduli apa gagasannya diterima atau tidak , akan tetap optimis. Beliau juga sama seperti Kong Hu Cu berkeliling ke negara-negara mempromosikan gagasan dan ajarannya, tapi tidak ada negara atau raja manapun pada kala itu yang mau menerimanya.... Resep Konfusianisme sama sekali tidak dapat mengobati penyakit masyarakat kala itu, yang sudah terlanjur sangat bobrok, mentalitas para penguasa negara dan masyarakat sudah benar-benar parah.  

Beliau pernah berkata kepada seseorang: “Apakah kamu ingin mengembara untuk menasehati para penguasa-penguasa daerah? (游说诸侯you shuo zhu hou). Akan saya beritahu kamu, bagaimana harus bersikap sebelum melakukannya:  “ Jika kamu pergi mempromosikan gagasan kamu dan diterima oleh si pendengarnya kita akan senang, tapi jika tidak diterima oleh pendengarnya, kita juga akan tetap senang....” tidak perduli amat diterima atau tidak diterima, pokoknya sudah saya kemukakan gagasan saya..... (人知之   亦嚣嚣   人不知   亦嚣嚣  《孟子 尽心上》ren zhi zhi , yi xiao xiao, ren bu zhi, yi xiao xiao)  (嚣嚣=tetap senang/optimistik).

Mengapa Mensius akan tetap optimistis dan senang, karena beliau menganggap gagasannya adalah”Menjunjung Tinggi Kebajikan, Kesenangan dan Kebenaran” (尊德乐义zun de le yi).  Menurut pendapatnya yang paling kita hormati adalah budipekerti, yang paling kita senangi adalah kebenaran. Selama untuk kebenaran, kita akan tetap senang, walaupun orang lain tidak mengerti kita dan tidak mau menerima gagasan kita, tidak ada masalah bagi kita”. 

Beliau berujar selama menjunjung tinggi kebajikan, kesenangan dan kebenaran, maka kamu akan selalu menjadi orang yang optimistis dan merasa senang selamanya, pada saat kepepet dan terjepitpun tetap tidak akan meninggalkan kebenaran, pada saat mujur dan berhasilpun juga tidak akan meninggalkan kebenaran dan kejujuran..(尊德乐义  则可以嚣嚣矣  故士穷不失义  达不离道《孟子 尽心上》 zun de le yi, ze ke yi xiao xiao yi, gu shi qiong bu shi yi, da bu li dao).

Lebih lanjut Mensius mengatakan : “Jika saya berhasil, dan menjadi pejabat, saya bisa mewujudkan cita-cita saya, maka saya akan men-sejahterakan rakyat, membuat peraturan yang memakmurkan rakyat, dimana kepandaian dan kemampuan saya akan saya sumbangkan kepada rakyat jelata. Jika saya sedang tidak mujur, saya akan menjaga diri sendiri, akan menggunakan kemampuan dan keunggulan saya mengekspresikan diri saya dan perbuatan saya untuk memberi contoh dan tauladan kepada semua orang. (得志  则加于民  不得志  修身见于世  穷则独善其身  达则兼济天下《孟子 尽心上》 de zhi , ze jia yu min, xiu shen jian yu shi, qiong ze du shan qi shen, da ze jian ji tian xia).   Pendek kata karena kita sebagai Konfusianis, selalu mengutamakan budipekerti dan kebenaran, jadi yang pertama saya harus menjadi orang bijak, dengan gagah berani dan jujur hidup dalam dunia ini..... Jika berhasil melaksanakan gagasan politik saya, saya akan laksanakan cita-cita saya untuk mensejahterakan rakyat, agar semua rakyat menjadi makmur.... Jika ini tidak terlaksana, maka akan tetap berbuat sesuai dengan gagasan saya untuk menjadi contoh dan tauladan...... Inilah Mensius.

Dari cerita diatas dapat terlihat bahwa Kong Hu Cu adalah sosok yang menyejukan, sedang Mensius adalah sosok yang mengebu-ngebu bak seorang pendekar, yang membuat pembacanya juga ikut melonjak-lonjak dan bersemangat..... seolah-olah terbawa ke-arus medan pertempuran. Sehingga oleh cendikiawan Yi Zhong Tian(易中天) dilukiskan seperti sajak dari sastrawan kesohor Tiongkok kuno Du Pu 杜甫:
“Kongzi sangat lembut bak tiada suara”   
“Menzi bak kuda liar yang melesat kelangit”
Kong Hu Cu (孔子: 润物细无声   run wu xi wu sheng)
Mensius  (孟子:一洗凡马空 yi xi fan ma kong)

Sebenarnya karakter Mensius justru lebih mirip Moti. Kesamaan karakter Mensius dan Moti sama-sama seperti pendekar yang gagah berani dan pantang menyerah. Keduanya sama-sama Anti Perang dan Cinta Rakyat.  Sehingga bisa diuraikan kurang lebih seperti tabel berikut :

Moti墨子
Mensisus孟子
1. Pendekar Lapangan 行侠 xing xia
2. Anti Perang / Kaum Pasifis 反战 fan zhan
1. Pendekar Pembela Kebenaran仗义 zhang yi
2. Mencintai Rakyat 爱民 ai min

Moti sebagai Pendekar Lapangan, dapat tercermin dari cerita yang sudah kesohor di Tiongkok tentang kisah beliau dalam mencegah penyerangan Negara Chu terhadap Negara Song sebagai berikut.  

Kala itu ada seorang ahli pertukangan dari Negara Lu bernama Gong Shu Ban (公输班), telah menciptakan suatu alat perang untuk menyerang benteng. Dia menjual inovasinya kepada Raja Chu(). Dengan alat ini Raja Chu hendak menyerang Negara kecil Song.

Mendengar kabar ini Moti cepat-cepat berangkat ke Negara Chu dengan berjalan kaki 10 hari 10 malam, tidak tahu berapa sepatu rumput yang dia habiskan, kaki juga sudah melepuh. Sampai di Negara Chu, Moti ingin menghadap Raja Chu. Tapi bertemu dulu dengan Gong Shu Ban.  Ketika Gong Shu Ban bertemu dengan Moti,  dia berkata: “Tuan telah jauh-jauh datang kesini, apa yang bisa saya bantu?”

Moti menjawab: “Ya. saya mempunyai seorang musuh di Utara, apakah Tuan bisa membantu saya berbuat sesuatu?”.
Mendengar ini Gong Shu Ban mukanya langsung mengernyit, Moti berkata “Jika berhasil imbalannya 200 tail mas”   
 Gong menjawab : “waah... ini tidak bisa, tidak baik mencari uang dengan membunuh orang. Seorang ksatria dan orang budiman tidak membunuh orang demi uang. Saya adalah pendekar budiman (ksatria) (义士yishi ), prinsip saya adalah membela demi kebenaran dan keadilan(正义zheng yi). Mana bisa hanya untuk uang, saya harus membunuh orang...”  
Moti bertanya lagi: “Satu sen pun juga tidak?”.  
Gong mejawab: “ Ya, satu senpun juga tidak!”.
Moti melanjutkan : “Kamu mengatakan satu senpun tidak akan membunuh? Tapi kamu akan menyerang Negara Song, berapa banyak orang yang akan kamu bunuh dalam penyerangan ini? Kamu menyerang Negara Song tujuannya untuk apa?”.    
Gong menjawab :”Saya sih bukan mau berperang. Yang mau berperang adalah Raja Chu.”   
Moti berkata :” OK. Jika Raja yang mau menyerang, mari kita menghadap Raja Chu.”

Lalu mereka sama-sama menghadap Raja. Moti bertanya kepada Raja Chu :“Jika ada seorang dalam rumahnya sudah mempunyai makanan enak dan mewah, tapi dia mencuri arak tetangganya; dia juga mempunyai pakaian sutra dan pakai mewah, tapi dia mencuri pakaian rombeng tetangganya; dia memiliki kereta mewah, tapi mencuri kereta reyok tetangganya, orang seperti ini baiknya kita istilahkan apa?”.  
Raja menjawab; “Orang ini pasti penyakitan (jiwa), kleptomania, penyakit merampok dan mencuri.”.    
Moti berkata: “ Ohh... ya.  Sekarang ini, antara Negara Chu dan Negara Song adalah seperti dua keluarga bertetangga yang baru kita bicarakan. Kalian Negara Chu sangat luas dan kaya, punya segala-segalanya, sedang Negara Song adalah negara kecil rakyatnya miskin, apapun tidak ada yang diharapkan darinya. Anda ingin menyerang negara ini untuk apa? Kini Negara Chu memiliki tanah yang luas, yang kurangnya hanya rakyat tidak banyak. Tanah Chu luas tapi orangnya jarang, sedang Negara Song memiliki banyak rakyat, tapi justru kekurangan tanah. Jika Anda menyerang mereka, tidak hanya Anda akan mengorbankan rakyat Anda, tapi tanah yang direbut juga tidak luas, untuk apa? Apakah Anda ini juga terjangkit penyakit mencuri dan merampok? “  

Mendengar ini, Raja Chu tidak bisa menjawab.... Tapi Raja Chu dan Gong Shu Ban tidak sudi melepas niat penyerangan ini. Raja Chu mengatakan :”Saya sudah beli alat ini, alat ini juga merupakan alat baru, jika tidak terpakai apa tidak sia-sia, sayang jika tidak digunakan.”
Moti menjawab:” Baiklah jika demikian. Tapi marilah kita coba apakah alat ini benar-benar effektif atau tidak?”   

Maka Moti dan Gong Shu Ban, masing-masing melepaskan ban pinggangnya, dan membuat lingkaran dari ban pinggangnya seolah-olah sebagai benteng. Lalu minta Gong mengambil sebuah market peragaan alat perang baru ciptaannya, dan Moti bertindak seolah menahan penyerangan dengan sebuah alat peragaan (market) ciptaanya juga. Mereka coba memperagakan alatnya masing-masing, dimana Gong coba menyerang benteng dengan alat ciptaannya, dan Moti coba menahan serangannya dengan alat ciptaannya juga.   Akhirnya setelah berkali-kali diperagakan, Gong selalu gagal untuk bisa menembus masuk ke benteng lawannya. Dalam sejarah tercatat peristiwa ini dalam buku “Moti” Gong coba sembilan kali penyerang dengan segala taktik, sembilan kali Moti berhasil menangkalnya. (九设攻城之机变  墨子九拒之 《墨子  公输》jiu she gong cheng zhi ji bian, mo zi jiu ju zhi ). 

Akhirnya Gong mengaku kalah, dan diam saja.... Moti juga berdiam diri.... tapi akhirnya Gong berkata: “Saya masih mempunyai akal, bagaimana menghadapi kamu. Tapi saya tidak akan mengatakannya.”.  
Moti berkata : “Saya tahu apa akal kamu untuk menghadapi saya. Tapi saya juga tidak akan mengatakannya.”.   
Raja Chu jadi bingun dan berkata:”Kalian ini berbicara apa? Bicaralah..terus terang...”. 
Moti berkata:”Saya tahu maksud Tuan Gong, kecuali jika Tuan membunuh saya sekarang, maka tidak ada orang lain lagi yang bisa menolong Negara dan Raja Song untuk membantu mempertahankan bentengnya. Kemudian Anda bisa dengan mudah menggempur Negara Song. Benarkah begitu?....Tapi perlu saya beritahu bahwa murid-murid saya sebanyak 300 orang lebih telah membawa alat ciptaan saya ini, beserta dengan akal taktik saya ini. Kini sudah siap diatas benteng Song! Justru sekarang menunggu kedatangan tentara kalian untuk menyumbangkan nyawa kalian”.   
Raja Chu serta merta berkata ;”Sudah..sudah tidak jadi menyerang....”

Setelah yakin bahwa Raja Chu membatalkan niat penyerangannya, Moti kembali pulang.  Saat Moti pulang melewati Benteng Negara Song, tiba-tiba hujan deras sekali. Moti berkata kepada penjaga benteng “Bolehkah saya berteduh sebentar selama hujan ini masih turun.”.   Orang Negara Song berkata: “Tidak bisa, kamu tidak boleh masuk!” .    

Ini membuktikan bahwa Moti dengan Raja dan Negara Song sama sekali tidak ada ikatan atau kerjasama apapun dalam mencegah niat penyerangan Negara Chu terhadap Negara Song. Misi Moti adalah murni sebagai kaum Pasifis --- Anti Perang.... Melaksanakan gagasan dan ajarannya..... Inilah  menunjukan bahwa Moti adalah benar-benar seorang Pendekar Lapangan....

Mensius juga mirip dengan Moti, adalah seorang Ksatria Pembela Kebenaran.  Suatu ketika di Negara kecil Zou () terjadi peristiwa peperangan, diserang Negara tetangga. Dalam Negara Zou terdapat 30 orang pejabat lebih telah dibunuh oleh tentara Negara tetangga, rakyat Zou melihat ini hanya berpangku tangan menonton tidak membantu sama sekali. Mengetahui ini Raja Zou sangat masgul, mengapa rakyat saya menjadi begini???

Melihat orang sendiri dibunuh musuh, sama sekali tidak membantu? Apakah perlu diadakan reformasi dan perbaikan iklim politik?  Melihat ini semua Raja menjadi kesal sekali, akhirnya Raja berkeputusan mengundang Mensius minta petunjuk.   

Raja Zou bertanya kepada Mensius: “Bagamana ia baiknya untuk bertindak?”.  
Mensius menjawab : “Memang patutlah demikian. Siapa suruh sehari-hari  Anda tidak adil terhadap rakyatnya, tidak melayani mereka.” (Kebetulan tahun itu Zou mengalami paceklik). Lanjutnya: “rakyat kelaparan dan menggelandang kemana-mana untuk minta bantuan makanan, orang muda mengembara minta makan, orang tua mati kelaparan di rumah. Sedang digudang Istana tersimpan makanan, harta benda berharga, daging, tapi pejabat kerajaan tidak melapor adanya bencana kelaparan ini, hanya melihat rakyat mati kelaparan dan sengsara, pejabat seperti ini matipun tidak perlu diperdulikan.”  
Inilah Mensius, tegas dan tajam mengeritik sang Raja, bak pendekar  ksatria pembela kebenaran.....  Itulah mengapa dikatakan Moti Pendekar Lapangan, Mensius Ksatria Pembela Kebenaran....

Kesamaan Kedua antara Moti dan Mensisus. Mensius Anti Perang , Mensius Cinta Rakyat. Moti jelas Anti Perang, bahkan ada karangan bukunya yang berjudul “Non-Offesif”(非攻feigong = anti penyerangan)”.  

Moti merupakan tokoh pertama di Tiongkok yang Anti Perang atau Kaum Pasifis Pertama, tidak hanya Anti Perang juga Cinta Perdamaian. Moti mengatakan, ada seorang mencuri buah pear dan buah li tetangganya, orang mengatakan dia orang jelek. Ada orang lain mencuri ayam dan anjing tetangganya, orang mengatakan bahwa orang ini lebih jelek dari orang pertama yang mencuri pear dan buah li. Ada orang lain lagi yang mencuri sapi dan kuda tetangganya, orang ini dikatakan lebih jelek lagi dari yang mencuri anjing dan ayam. Ada lagi orang yang membunuh orang, orang ini melanggar hukum berat dikatakan lebih jelek lagi.    
Dari cerita diatas ini menunjukan bahwa derajat pelangaran yang merugikan orang lain makin besar, maka derajat kejelekannya makin besar, hukumannya juga makin berat. Maka hukuman dan dosa si pencuri ayam dan anjing lebih berat daripada pencuri buah pear dan li; hukuman dan dosa pencuri sapi dan kuda lebih besar daripada pencuri ayam dan anjing; orang yang membunuh orang hukuman dan dosa orang ini, sudah sepatutnya lebih besar daripada orang yang mencuri sapi dan kuda. Membunuh orang hukuman dan dosanya lebih dari merampok dan mencuri.    

Sekarang bagaimana jika ada seorang membawa serombongan tentara membunuh banyak sekali orang. Tapi orang ini tidak dihukum dan dikatakan tidak berdosa, melainkan disebut Jagoan dan Pahlawan. Ini Aturan apa? Ini namanya tidak ada aturan. Orang seperti ini yang menyerang negara lain dan membunuh banyak rakyat orang, harusnya dihukum bagaimana?    Mensius meneruskan : “Seharusnya orang ini dihukum seberat-beratnya, karena orang ini telah dengan ganas membunuh orang banyak.”

Perlu diketahui bahwa pada zaman saat Mensius masih hidup, keadaan masyarakat lebih buruk dari zamannya Moti masih hidup. Moti hidup pada zaman awal “Peperangan Negara-negara (战国zhan’guo), sedang Mensius hidup pada zaman dipertengahan/medio zaman “Peperangan Negara-negara”.    Mensius melukiskan perang pada masa itu seperti berikut : “Demi untuk memperebutkan sebidang tanah, maka penduduk yang tinggal dibidang tanah ini seluruhnya dibunuh”.  (Selayaknya orang yang melakukan perang demikian mendapat hukuman yang paling berat,  karena jelas perang macam ini adalah perang agresi). (争地以战  杀人盈野  争城以战   杀人盈城  《孟子  离娄城》 zheng di yi zhan, sha ren ying ye, zheng cheng yi zhan, sha ren yin cheng)

Memang di Tiongkok semenjak zaman “Perang Musim Semi dan Gugur” perang sudah mulai tidak ada aturan, hukum perang sudah diabaikan, makin lama makin parah. Hingga zaman “Peperangan Negara-negara”, perang hanya untuk ambisi dan keserakahan pribadi seseorang. Pernah sekali Mensius bertanya jawab dengan Raja Liang Hui(梁惠王) ,
Mensius berkata: “Membunuh orang dengan sebatang tongkat dan dengan sebilah pisau, apakah ada bedanya?”   
Raja Liang menjawab : “Jelas tidak ada bedanya. Sama-sama membunuh orang.”   
Mensius berkata : “Baik. Tidak ada bedanya kan... Sekarang coba lihat sekarang Negara Liang bandingkan dengan Negara Wei, dapur Anda penuh dengan daging, kandang kuda Anda berisi kuda-kuda yang sehat dan gagah, tapi rakyat Anda walaupun masih hidup namun kurus kering dan pucat tanpa punya makanan, dimana-mana banyak mayat mati kelaparan, Anda ini layaknya seperti pemimpin serombongan binatang liar yang membunuh rakyatnya sendiri. Inilah politik Anda. Tidakkah ini berarti Anda telah membunuh orang dengan politik Anda? Lalu Anda sebaiknya kita sebut apa? Apakah bukan panglima binatang liar yang memangsa manusia?” (庖有肥肉    厩有肥马    民有饥色     野有饿殍    此率兽而食人也 《孟子 梁惠王上》(pao you fei rou, jiu you fei ma, min you ji shi , ye you ee piao, ci shuai shou er shi ren ye).    

Kemudian lanjutnya : “Kita ketahui bahwa antara binatang liar saling mangsa memangsa, orang mengatakan bahwa orang semacam ini adalah berhati binatang. Anda sebagai pemimpin negara seharusnya berbuat bajik, tapi sebaliknya telah membunuh rakyatnya sendiri. Dengan hak apa Anda menyebut dirinya sebagai Bapak dan Ibu rakyat, pantaskah Anda menyebut diri sebagai pemimpin negara?”  


Dari disini kita bisa dilihat, perasaan dan derajat kecintaan Mensius terhadap rakyat jauh melebihi Moti. Terlihat juga Mensius secara kepribadian, karakter, keberanian, jauh mendekati Moti daripada Kong Hu Cu.

Tetapi yang mengherankan kaum Konfusianis  pertama yang mengeritik habis Moti justru Mensius, hal ini cukup mengherankan, mengapa? Para cendikiawan coba meneliti dari sudut pandang kedua tokoh tersebut. 

Seperti telah diceritakan dimuka “Cinta Universal” usulan Moti adalah mencintai negara orang seperti mencintai negara sendiri ; mencintai keluarga orang seperti keluarga sendiri ; mencintai orang lain seperti mencintai diri sendiri. 视人之国    若视其国    视人其家    若视其家    视人之身    若视其身《墨子  兼爱中》 shi ren zhi guo, ruo shi qi guo,  shi ren zhi jia ,  ruo shi qi jia,  shi ren zhi shen ,  ruo shi qi shen.)      

Tapi Mensius mengatakan : “Karena dikeluarga saya memiliki orangtua (Ibu Bapak), maka saya akan melayani orangtua orang lain seperti saya melayani orangtua/Ibu Bapak saya sendiri. Karena di rumah saya ada adik kakak, maka saya juga akan melayani adik kakak orang lain seperti saya melayani adik kakak sendiri.”  (老五老   以及人之老   幼吾幼   以及人之幼《0孟子 梁惠王上》lao wu lao, yi ji ren zhi lao , you wu you, yi ji ren zhi you). (以及yi ji= bertitik tolak pada dirinya; 若视 ruo shi= sama dan serupa)

Jika dilihat sepintas kedua pandangan diatas semestinya sama? Kenapa pandangan yang terlihat sama, tetapi terjadi pertentangan bak seperti air dan api, kenapa bisa terjadi konflik yang sangat sengit? Dasar perbedaannya pada hakekatnya kiranya terletak dimana?

Marilah kita telaah dan bahas di tulisan berikutnya....

( Bersambung ......... )

*4 http://zh.wikipedia.org/wiki/墨子


Daftar  Perpustakaan :
-          先秦诸子百家争鸣易中天 CCTV
-          经典阅读文库 ---- 论语       李薇/主编
-          经典阅读文库 ---- 道德经       李薇/主编
-          中国古典名著精品 ---- 菜根谭      洪应明  
-          Internet : http://friesian.com/confuci.htm  : Confucius
-          孔子  -----   維基百科,自由的百科全書 Internet
-          网址:http://www.popyard.org
-          中国人生叢书    -----   墨子的人生哲学        杨帆/主编    陈伟/
-          Internet : http://baike.baidu.com
-          The Sayings of Mensius / 英译孟子      史俊赵校编
-          南华经    庄子   周苏平    高彦平   注译    安徽人民出版社
-          庄子   逍遥的自由人     林川耀 译编  出版者 :常春树书坊
-          http://www.sxgov.cn/bwzt/wmsxx2/lf/447465_1.shtml   春秋五霸之---晋文公
-          “When China Rules The World -  The rise of middle kingdom and the end of the western world”  by Martin Jacques ALLEN LANE an imprint of Penguin Book, First Published 2009

No comments:

Post a Comment