Kong Hu Cu – Kongfusianisme – Pendukung
dan Pengeritik Pada Zaman Pra-Dinasti Qin 551 – 221 SM
Jilid IV
( 5 )
Dipandang Dari Sudut Kejiwaan Manusia 人性是个问题
Dalam tulisan
dimuka telah dibahas tentang alur pemikiran Legalis yang mengusulkan
“Menciptakan Sejarah Dengan Kekuatan” (“横行霸道”heng xing ba
dao) dan “Pisau bermata dua dan tiga bilah golok”, pemikiran kaum Legalisme ini
hubungannya dengan Konfusianisme, Motisme dan Daoisme sebenarnya masih
mempunyai hubungan yang tidak jauh. Wakil tokoh Lagalis Hanfei韩非
dan Lisi 李斯keduanya adalah
murid dari Guru Besar kaum Konfusianisme
Xunzi荀子. Mungkin akan
timbul pertanyaan mengapa seorang guru dari Konfusianis bisa menghasilkan dua
orang tokoh Legalisme? Akar dari pemikiran Legalisme ini kiranya datang dari
mana ?
Guru besar Yi
Zhong Tian易中天 menyoroti hal
ini dari sudut kejiwaan manusia dan mengatakan bahwa pemikiran Hanfei
sebenarnya masih sangat erat hubungannya dengan Konfusianisme (儒家rujia),
Motisme(墨家mo jia) dan
Daoisme(道家dao jia). Hanfei
merupakan tokoh pemikir terakhir dari zaman ‘Peperangan Negara-negara’,
pemikirannya ada yang bersifat meneruskan dan ada yang bertentangan dengan
pandangan dari Pemikir-pimikir pada zaman pendahulunya.
Pemikiran Hanfei
terpengaruh oleh siapa saja? Yang pertama terpengaruh dengan ‘Sikap dingin dari
Laozi’, didepan telah kita bahas tentang perbedaan antara Laozi dan Zhuangzi,
yang paling pokok adalah Laozi dingin sikapnya (寡情gua
qing), dan Zhuangzi Perasa (善感 shan gan).
Membaca
buku-buku Laozi akan terasa sangat dingin, demikian juga dengan buku-buku
Hanfeizi. Untuk zaman itu Hanfei dan Laozi merupakan yang paling dingin
sifatnya, Mensius dan Moti merupakan yang paling hot atau panas, seperti telah
dikemukakann di depan bahwa Moti dan Mensius adalah bagaikan seorang Pendekar
Lapangan dan Pendekar Pembela Kebenaran (行侠仗义xing xiazhang
yi) semangatnya mengebu-ebu.
Sedang Laozi dan
Hanfei ciri-ciri khususnya dingin dan seolah tak acuh. Dikatakan bahwa orang
yang hangat biasanya coba menyelamatkan dunia, namun orang yang dingin biasanya
selalu ingin mengutuk. Seperti yang biasa dikatakan dalam pertandingan
olahraga, penonton akan lebih bisa melihat kesalahan pemain. Maka Laozi dan
Hanfeizi kadangkala melihat permasalahan akan lebih jelas dan mendalam
dibandingkan dengan pimikir-pemikir pada kala itu, karena mereka berdua ini
sikapnya dingin. Maka disebut dalam bahasa Tionghoa ‘Orang yang melihat dengan mata dingin,
seperti penonton pertandingan yang dapat melihat lebih jelas permasalahan
permainan’ (冷眼旁观 旁观者清leng yan pang
guan, pang guan zhe qing ).
Hanfei dengan
Moti juga ada saling kaitannya, Hanfei seolah menjadi penerus dari sikap dingin
dari Laozi, dan menjadi penerus utilitarianisme dari Moti. Hanfei (韩非) dan Moti (墨子mozi)
ada persamaannya yaitu sebagai utilitarianis (功利主义者gong li zhu yi
zhe).
Mereka
membicarakan tentang kegunaan atau utilitarian, hanya bedanya Moti mengusulkan
kegunaan bagi dunia, sedangkan Hanfei mengusulkan kegunaan untuk Raja atau
Penguasa Tertinggi. Namun semuanya mengusulkan akan ‘Kegunaan’, sehingga
dikatakan bahwa Hanfei juga ada menaruh sempati terhadap Moti. Misalnya ada
seorang yang mengeritik bahwa gaya tulisan Moti ini sangat tidak menarik,
memang menurut penilaian cendikiawan sekarang bahwa tulisan Moti merupakan yang
paling sederhana bahasanya dibandingkan dengan penulisan pemikir-pemikir kala
itu.
Tapi untuk
kritikan ini Hanfei membela Moti, untuk membantah ini Hanfei menceritakan dua
cerita. Yang satu disebut “Qin Bo Bermantu” (秦伯嫁女qin bo jia nv),
yang lain lagi disebut “ Orang Zheng Membeli Mutiara” (郑人买珠zheng ren mai
zhu).
Raja Qin(秦)
memberikan putrinya kepada Putra Mahkota Raja Jin (晋) sebagai mantu,
memang antara Negara Qin dan Jin telah lama berbesanan. Sehingga hingga kini mereka
disebut “Berbaikan antara Negara Qin dan Jin” ( 秦晋之好qin jin zhi
hao). Saat Raja Qin menghantar putrinya ke negara Jin disertai juga banyak
dayang-dayang muda dan cantik-cantik yang luar biasa. Setelah sebulan mantu
sang Pangeran justru lebih senang terhadap dayang-dayangnya, karena mereka
lebih cantik dari istrinya sendiri yaitu Putri Raja Qin. Hanfei mengatakan
bahwa orang ini (Raja Qin晋) tidak pandai
mengawinkan putrinya kepada orang lain.
Ada lagi seorang
penjual mutiara dari negara Chu (楚),
dia mengemas mutiaranya dengan cantik sekali. Mutiara ini ditawarkan kepada
orang dari negara Zheng (郑), orang ini
melihat kemasan mutiara yang ditawarkan sangat cantik sekali, maka mutiara
dikembalikan kepada penjual dan dia hanya mau beli kemasannya. Sehingga
timbulah pribahasa dalam bahasa Tionghoa (买椟还珠mai du huan zhu)
yang berarti ‘Bisanya hanya menjual kemasan tidak bisa menjual mutiara’, maka
kemasan yang terlalu cantik melebihi isinya adalah sesuatu yang tidak baik.
Hanfei
mengatakan mengapa tulisan Moti sangat sederhana, karena mengawatirkan orang
yang membaca tulisannya akan hanya memperhatikan keindahan tulisannya dan tidak
melihat dan men-camkan isinya. Itulah mengapa Moti tidak menulis dengan bahasa
yang indah-indah. Karena ‘Isi dan
Penampilan’ menurut Hanfei, isi lebih berguna dari penampilan. Karena saya ini
adalah kaum utilarianis maka saya lebih mementingkan kegunaan daripada
penampilan. Agar tidak menghalangi
‘Isi’nya, lebih baik mengorbankan penampilan.
Maka disini bisa
dilihat bahwa Hanfei adalah seorang Ultilarianis dan menentang Performisme.
Menurut pendapat Hanfei antara Isi dan Penampilan adalah suatu yang
berkontradiksi, lain lagi menurut Konfusianis Isi dan Penampilan adalah
merupakan suatu kesatuan.
Ada yang
bertanya kepada Zi Gong murid dari Kong Hu Cu : Seorang bijak mempunyai moral
dan budi yang terhormat dan terbaik, apakah tidak lebih baik jika langsung saja
ditunjukan kedua karakter ini sekaligus, bukankah sudah cukup? Kenapa harus dengan
Tata Kehormatan dan Kesopanan serta Tatakrama lagi? Kenapa harus dengan
penampilan dan pakaian khusus yang dengan macam-macam model dan corak,
berdadan, berkostum serta harus berlaku dengan tatacara yang prenik-prenik dan
berlaku anggun dan lain semacamnya? (君子质而已矣 何以文为《论语·颜渊》jun
zi zhi er yi yi, he yi wen wei).
Zi Gong menjawab
: “Haiyaa, mengapa Tuan sebagai orang Bijak mengatakan macam begini,
benar-benar ketinggalan, perkataan ini susah untuk bisa ditarik kembali.”
.
Lebih lanjut Ia
mengatakan: “Harimau dan Macan Tutul, Kambing dan Anjing perbedaanya dimana?
Mereka sama-sama memiliki kulit, sama-sama memiliki bulu. Tapi bulu harimau dan
macan tutul mempunyai ornamen dan corak yang berbeda, tapi bulu kambing dan
anjing tidak mempunyai ornamen. Namun jika kulit macan dan macan tutul, kambing
dan anjing ini dikerok bulunya dan tinggal kulitnya, apakah masih ada
perbedaan? Jelas tidak. Orang Bijak seperti harimau dan macan tutul, dan orang
kecilan adalah seperti kambing dan anjing. Orang Bijak jika tidak mempunyai
kostumnya sendiri dan coraknya sendiri, apakah tidak akan sama dengan orang
kecilan, mana bisa dibedakan ?”
(质犹文也 文犹质也 虎豹之鞟 犹犬羊之鞟《论语·颜渊》Zhi
you wen ye, wen you zhi ye, hu bao zhi kuo, you quan yang zhi kuo).
Tapi Hanfei membantahnya
dengan mengatakan bahwa Isi dan Penampilan adalah berkontradiksi. Isi dan
Penampilan seperti Batu bara yang membara dan Bongkah Es. Menurut Hanfei, apakah bisa menempatkan Batu bara
yang membara dan Bongkah Es dalam satu kotak, dan hidup berdampingan sepanjang
masa? Musim Panas dan Musim Dingin apakah bisa datang bersamaan? Tidak mungkin. Maka Isi dan
Penampilan adalah saling berkontradiksi berlawanan.
(冰炭不同器而久 寒暑不兼时而至 《韩非子 显学》 Bing tan
bu tong qi er jiu, han shu bu jian shi
er zhi).
Permasalahan ini
sementara kita tinggalkan saja dulu sekarang, benar atau salah kita bahas
kemudian. Yang menjadi pertanyaan
mengapa Hanfei sengaja mengemukakan permasalahan ini? Tidak lain untuk melawan
opini Konfusianisme, terutama tentang sistim Tatakrama yang diusulkan mereka.
Menurut Hanfei Tatakrama identik dengan Penampilan, tapi Isi identik dengan
Sifat atau Karakter atau Perasaan Manusia.
Tata Krama seperti kemasan dari ‘Sifat, Karakter, Perasaan Manusia’.
Seperti juga suatu barang yang dihias, mengapa harus dihias diberi ornamen?
Menurut Hanfei sesungguhnya karena barang ini tidak bagus.
(礼为情貌者也 文为质饰者也《韩非子 解老》 Li wei qing mao
zhe ye, wen wei zhi shi zhe ye)**.
Dia mengatakan
seperti Batu Giok “He Shi”(indah) apakah masih perlu dicat untuk diberi
ornamen? Muiara yang sangat indah apakah perlu untuk dikemas dan dibungkus ?
Jelas tidak. Maka sesuatu yang sangat bagus dan cantik tidak diperlukan kemasan
dan hiasan-hiasan lagi.
( 和氏之璧 不饰以五彩 隋侯之珠 不饰以银黄《韩非子 解老》He shi zhi bi,
bu shi yi wu cai, sui hou zhi zhu, bu shi yi yin huang).
Dimuka pernah
diceritakan tentang seorang bernama Heshi和氏 yang menyumbangkan
batu giok kepada Raja Chu. Sama juga
seperti seorang gadis cantik tidak perlu bersolek juga akan terlihat cantik,
tapi seorang yang jelek rupa perlu untuk bersolek berat untuk bisa terlihat
agak cantik. Makanan yang segar tidak perlu banyak bumbu juga akan enak
dimakan.
Menurut hemat
Hanfei segala sesuatu yang di-hias-hias bisa dijamin bahwa kualitas barang
tersebut pasti tidak bagus. Jika ‘Sifat, Karakter, Perasaan’ seorang harus
diberi hiasan-hiasan berupa Tatakrama maka dapat dijamin ‘Sifat, Karakter,
Perasaan’ orang tersebut tidak baik.
Maka menurut kesimpulan Hanfei, kaum Konfusianis makin mempertahankan
dan mengajurkan Tatakrama dan mengata ini tidak boleh tidak ada, maka makin
menunjukkan dan membuktikan bahwa orang ini sifatnya pasti jahat. Kritikan ini
benar-benar menohok kaum Konfusianis.
Tapi contoh
diatas ini hanya menurut “Hukum Logika” Hanfei yang mengatakan bahwa Isi dan
Penampilan saling berdiri sendiri. Namun menurut “Hukum Logika” Konfusianis,
Isi dan Penampilan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, dikarenakan
orang Bijak itu terhormat maka dia itu berbudi dan sopan santun. Maka menurut
Konfusianis makin seorang mengerti dan berlaku sopan dan bertatakrama, orang
tersebut akan makin menunjukkan bahwa dia terhormat, berbudi dan berkarakter
baik. Pendapat dan pandangan Hanfei ini
sebenar terpengaruhi dengan seorang Guru Besar dari Konfusianisme yang bernama
Xunzi 荀子. Hanfei adalah
murid dari Xunzi.
Xunzi荀子
Xunzi荀子(Tahun
313SM – 238SM) ini bernama Kuang (况), juga bernama Xunqing (荀卿) atau Sunqing (孙卿) seorang Guru
besar terakhir dari Kaum Konfusianisme pada zaman Pra Qin Dinasti. Muridnya yang paling menonjol adalah Hanfei (韩非) dan Lisi ( 李斯) keduanya adalah
Legalis.
Yang akan
menjadi pertanyaan mengapa murid dari seorang Guru Besar Konfusianis bisa
menjadi tokoh Legalis? Apakah perbedaan antara Xunzi dengan Kong Hu Cu dan
Mensius? Perbedaannya terletak pada sifat dan karakter masing-masing dari
pribadi mereka.
Kong Hu Cu tidak
pernah membahas tentang ‘Karakter dan sifat’ orang. Mensius tidak mau membahas tentang hal
tersebut, tapi dia ada juga membahas hal ini dengan tujuan hanya untuk
merespon. Sejak Kong Hu Cu memberi gagasan tentang ‘Cinta Benovolence’(仁爱ren
ai), untuk mengusulkan gagasan ini apakah ada dasar untuk mempertimbangkan
‘Karakter dan Sifat’ ini, karena jika ingin mengusulkan tentang ‘Cinta
Benevolence’, apakah sudah ada dasar karakter dan sifat tersebut? Jika dasar ini tidak ada, maka
perasaan cinta ini tidak akan bisa eksis. Pada saat demikian ada seorang yang
coba berdebat dengannya. Orang ini bernama Gaozi (告子), orang ini dalam catatan sejarahnya
tidak lengkap dan jelas.
Dari catatan
sejarah yang ada, sejarahwan menduga bahwa dia ini lebih muda dari Moti, lebih
tua dari Mensius. Karena dalam buku “Moti” ada tercatat tentang dia, dan ada
catatan tentang perdebatan dengan Mensius.
Gaozi lebih
menekankan dan banyak membahas akan ‘Karakter dan Sifat’ manusia, bahkan lebih
banyak membahas tentang karakter bawaan manusia, dia pernah mengatakan sifat
yang didapat dari lahir disebut “Karakter’性xing atau Watak
Sejati” manusia (生之谓性sheng zhi wei
xing).
Mensius bertanya
: “ Sifat yang didapat dari lahir adalah karakter atau watak sejati (性xing),
tapi apakah yang putih memang putih ?”
(生之谓性 犹白之谓白与《孟子 告子》sheng
zhi wei xing, you bai zhi wei bai yu).
Gaozi menjawab :
“Ya memang.”.
Mensisus
bertanya : “Baik, Yang putih memang putih, sekarang saya tanya apakah putihnya
bulu burung dan putihnya salju, putihnya salju dan putihnya batu giok juga
sama? ”.
Gaozi menjawab
lagi : “Ya. sama ”.
Mensius bertanya
lagi : “Baiklah kalau begitu, jika
demikian karakter anjing sama dengan karakter sapi, karakter sapi sama dengan
karakter manusia. Semua sama-sama Karakter” ?
Arti dari
pertanyaan dan jawaban Mensius ini ada dua lapis, pertama jangan membahas
‘Karakter Manusia’ secara abstrak, demikian juga jangan secara abstrak membicarakan
tentang ‘Putih’. Coba sandingkan putihnya bulu burung dan putihnya salju apakah
akan sama? Jelas akan tidak sama, demikian juga dengan putihnya salju dan
putihnya batu giok.
Yang kedua
jangan membahas ‘Karakter’ manusia sebagai mahluk hidup, karena karakter sapi
dan anjing seksama mahluk hidup akan dianggap tidak ada perbedaan. Demikian
juga karakter sapi dan babi akan juga dianggap tidak ada perbedaan, terakhir
karakter manusia juga akan dianggap seperti karakter babi. Sama sekali tidak bisa dianalogikan demikian.
Masalah karakter
manusia adalah sesuatu yang tidak terhindarkan, jika permasalahan karakter ini
tidak bisa diatasi, maka dasar budi pekerti dan kebajikan ini tidak akan
mempunyai dasar. Lebih lanjut Gaozi memberi ilustrasi lagi untuk perdebatan
ini, dia mengatakan: “Karakter manusia itu seperti batang pohon Liu (willow)
berkulit merah (杞柳qi liu),
batangnya dapat dibuat untuk anyaman keranjang (seperti batang rotan),
kebajikan dan kebenaran (仁义ren yi) seperti
“batang yang dibuat untuk tulangan keranjang anyaman yang dilingkarkan dibagian
atas keranjang” (桮棬bei quan) yang
bisa dibengkokkan yang berarti lentur, maka ‘Kebajikan dan Kebenaran’ itu
lentur sifatnya”.
Mensius menjawab
: Ini tidak benar. Jika kamu coba merunut batang liu ini sesuai dengan sifat
dan karakter dari “bei quan” ini, maka dia tidak lentur lagi, karena batang ini
memang sudah agak bengkok, jadi hanya mengikuti kontur lengkunganannya, kemudian
dijadikan suatu lingkaran anyaman. Maka ini bukan lentur lagi. Maka seorang
jika sudah memiliki dasar rasa ‘Kebajikan dan Kebenaran’ , maka karakter ini
akan tidak lentur lagi”.
Tapi
permasalahannya apakah manusia itu memiliki dasar Budi Pekerti? Gaozi
mengatakan tidak ada. Dia mengatakan bahwa karakter manusia itu seperti aliran
air, bisa ke kanan dan ke kiri tidak menentu. Cinta juga akan sama seperti air
mengalir bisa kemana saja, maka karakter manusia itu tidak bisa dibedakan “baik
dan jahat”.
Mensisus
mengatakan memang aliran air bisa ke
kanan dan ke kiri, tapi apakah tidak bisa ke atas dan kebawah? Semua aliran air
akan ke bawah, tidak ada yang mengalir ke atas, demikian juga karakter manusia
juga akan demikian. Semua karakter manusia itu akan menuju ke arah yang lebih
baik, tidak menuju ke arah yang lebih jahat. Maka Mensius mengatakan bahwa
Manusia tidak mungkin tidak memiliki nurani baik, air akan selalu mengalir
kebawah, dan menusia akan coba menuju keatas, tapi air akan selalu mengalir ke
tempat yang lebih rendah, ini adalah hukum alam.
(人无有不善 水无有不下 人往高处走 水往低处流 这才是规律Ren wu you bu
shan, shui wu you bu xia, ren wang gao chu zou, shui wang di chu liu, ze zai
shi gui lv).
Namun akan
timbul pertanyaan, jika memang karakter manusia itu semua akan menuju yang
lebih baik, kenapa masih ada yang jahat?
Mensisus mengatakan karena situasi dan kondisi yang menyebabkan hal
tersebut terjadi. Ini seperti juga air akan selalu mengalir ke bawah, tetapi
apakah tidak ada air yang naik keatas gunung? Jelas ada. Kita bisa mengarahkan
air keatas gunung, dengan membendung aliran air, maka air akan meluap keatas.
Maka karakter manusia memang akan menuju kearah yang lebih baik, tapi jika
dikondisikan dan dipaksa untuk berbuat jahat, maka dia akan bisa berbuat jahat.
Tapi jika dilihat dari sudut nuraninya dia sebenarnya memiliki karakter baik.
Maka Mensius
mengatakan bahwa ‘Karakter manusia yang menuju kearah kebaikan, akan seperti
aliran air, bisa menjadi baik.
(人性之善也 犹水之就下也 可以为善 乃所谓善矣《孟子 告子》Ren
xing zhi shan ye, you shui zhi jiu xia ye, ke yi wei shan).
Dan pandangan
ini oleh cendikiawan dari dulu sudah dikatakan : “Dasar karakter manusia
asalnya adalah baik. (人性本善ren xing ben
shan)”. Semua cendikiawan menaksirkan pandangan Mensius ini sebagai hal yang
demikian. Tapi ada sebagian cendikiawan yang tidak setuju dengan penaksiran
demikian, seharusnya pandangan Mensius adalah “Dasar karakter manusia cendrung
menuju ke arah baik (人性向善ren xing xiang
shan)”. Maka dikatakan bahwa manusia lebih memungkinkan karakternya akan menuju
ke arah yang baik. Bisa menjadi baik.
Mensius
mengatakan manusia itu memiliki empat macam karakter bawaan lahir :
-
Nurani
welas asih yang terpendam (侧隐之心ze yin zhi xin)
-
Nurani
merasa malu dan jahat (羞恶之心xiu e zhi xin)
-
Nurani
hormat menghormati orang (恭敬之心gong jing zhi
xin)
-
Nurani
untuk menilai benar dan salah (是非之心shi
fei zhi xin)
Nurani terpendam
untuk rasa kasihan, nurani rasa malu dan jahat, nurani rasa untuk hormat
menghormati, nurani untuk menilai salah dan benar adalah milik semua manusia. (侧隐之心 人皆有之 羞恶之心 人皆有之 恭敬之心 人皆有之 是非之心 人皆有之《孟子 告子》ze
yin zhi xin, ren jie you zhi, xiu e zhi xin, ren jie zhi you, gong jing zhi
xin, ren jie zhi you, shi fei zhi xin, ren jie zhi you).
Nurani terpendam untuk rasa kasihan adalah rasa
cinta benevolence, nurani merasa malu dan jahat adalah rasa kebenaran, nurani
hormat menghormati orang adalah tatakrama, nurani menilai benar dan salah
adalah akal sehat.
(侧隐之心 仁也 羞恶之心 义也 恭敬之心 礼也 是非之心 智也《孟子 告子》ze
yin zhi xin, ren ye, xiu e zhi xin, yi ye, gong jing zhi xin, li ye, shi fei
zhi xin, zhi ye).
Setiap orang
pasti memiliki rasa yang demikian, ini adalah karakter sosial manusia. Asalkan
dia adalah manusia sosial pasti memiliki rasa dan sifat yang demikian. Inilah
instink sosial manusia.
Maka ‘Cinta,
kebenaran, tatakrama, dan akal sehat’ (仁义礼智
ren yi li zhi) setiap orang pasti memilikinya, bukannya karena “di-isi” dari
luar, masalahnya sering kali kita tidak menyadari dan memperhatikannya.
Mensius
mengatakan kita tidak pernah memikirkan dan menyadarinya hal ini (夫思而已fu
si er yi). Saat tidak disadari nurani kebaikan ini bisa sekonyong-konyong
ter-ekpresikan. Misalnya pada saat adanya bencana alam, maka banyak orang akan
tergerak rasa iba, sempati dan kedermawanannya, tidak tegah melihat banyak
orang menderita akibat bencana alam. Inilah yang dimaksud dengan Nurani
terpendam rasa welas asih/kasihan (侧隐之心ze yin zhi xin).
Ini telah
menjelaskan tentang dasar dari cinta, kebenaran, tatakrama dan budi/kebajikan,
moralitas (仁义道德ren yi dao de)
yang merupakan dasar dari nurani atau
karakter dasar manusia. Sebab Budi Pekerti dan kebajikan tanpa dasar karakter
dasar manusia adalah hal yang tidak mungkin akan bisa ada.
Tapi mengapa
manusia bisa memiliki “Nurani terpendam
untuk rasa kasihan, nurani rasa malu dan jahat, nurani rasa untuk hormat
menghormati, nurani untuk menilai salah dan benar ? Karena tanpa karakter ini
berarti bukanlah manusia. Lalu nurani atau karakter ini datangnya dari mana?
Jika tidak percaya akan adanya sifat alami ini,
kemudian datang dari mana? (侧隐之心 羞恶之心 恭敬之心 是非之心ze yin zhi xin,
xiu e zhi xin, gong jing zhi xin, shi
fei zhi xin)
Kekurangan-kekurangan
dan loophole ini hanya dijawab oleh Xunzi kala itu. Xunzi mengatakan bahwa
“Manusia dasarnya bersifat jahat” (人心本恶ren xin ben e), dalam konteks ini dia
membagi sifat manusia menjadi dua bagian .
Bagian pertama
dinamakan Xing (性) atau watak sejati, bagian yang lain
dinamakan Kepalsuan (伪Wei atau pseudo). Menurut Xunzi, watak
sejati Xing (性) adalah sifat asal manusia dari lahir,
sifat ini adalah alami. Jika manusia menjadi binatang maka akan memiliki sifat
ini.
Kepalsuan (伪Wei atau pseudo)
adalah sifat buatan manusia sebagai akibat bersosial, manusia sebagai manusia
sosial barulah akan memiliki sifat ini.
Xunzi mengatakan: “Sifat bawaan lahir manusia juga dimiliki binatang,
sifat ini almiahnya adalah jahat. Mengapa manusia itu bisa memiliki sifat baik?
Karena telah terjadi perubahan setelah lahir, yaitu Kepalsuan (伪Wei).
(人之性恶 其善者伪也 《荀子 性恶》ren zhi xing e, qi shan zhe wei ye).
Inilah yang
dinamakan perbedaan antara Sifat Alami dan Sifat akibat sosialisasi manusia ( 性伪之别xing wei zhi bie
). Ini menurut Xunzi harus membagi sifat manusia menjadi dua bagian tersebut.
Perkataan Xunzi ini dapat menimbulkan kesalah pahaman, sehingga banyak orang
mengatakan bahwa Xunzi berpandangan bahwa “Dasar manusia sifatnya jahat” (人性本恶ren xing ben e)
. Ini sebenarnya salah. Karena tidak mempertimbangkan pandangan Xunzi bahwa
sifat manusia itu harus dibagi menjadi dua bagian yaitu Xing (性) dan Wei (伪), yaitu Sifat
bawaan lahir dan Sifat sebagai akibat manusia bersosial.
Watak sejati (性Xing) itu hanya
salah satu bagian dari sifat-sifat manusia, maka cendikiawan mengajurkan untuk
memahami ini perlu membaca buku Xunzi “ 王制wang zhi”.
Dimana dia membagi benda dan mahluk dalam dunia menjadi empat tingkatan :
Pembagian tingkatan benda dan mahluk menurut Xunzi :
·
Manusia
--- Memiliki jiwa , kehidupan, perasaan, dan rasa kebenaran.
·
Hewan/binatang
--- Memiliki perasaan tanpa memiliki rasa kebenaran.
·
Pohon
dan rumput --- Memiliki kehidupan tanpa memiliki perasaan.
·
Air
dan Api --- Memiliki jiwa tapi tidak memiliki kehidupan
(荀子划分世界存在物的等级 xun zi hua fen
shi jie cun zai wu de deng ji
·
人ren- 有气 有生 有知 有义 you qi, you sheng, you zhi, you yi
·
禽兽jin shuo- 有知而无义you zhi er wu yi
·
草木zhao mu- 有生而无知you sheng er wu
zhi
·
水火shui huo – 有气而无生you qi er wu
sheng)
Tingkat yang
paling rendah adalah Api & Air, yang lebih tinggi darinya adalah Pohon
& Rumput, yang lebih tinggi lagi Binatang dan Hewan, yang paling tinggi
adalah Manusia. Hanya manusia yang memiliki fisik, perasaan, memiliki rasa
sopan santun dan tatakrama, dan rasa kebenaran/keadilan, maka manusia menjadi
mahluk yang teringgi tingkatannya dan terhormat.
Terhormatnya
teletak dimana? Yaitu terletak pada ‘Tata Krama dan Budi/Kebajikan’ (道德dao de), dari
sini bisa dilihat dengan jelas bahwa jika ‘Tata Krama & Budi/Kebajikan’ itu
bukan sifat bawaan manusia, maka itu bukan manusia namanya. Bagaimana mungkin
bisa menilai pandangan Xunzi adalah ‘dasar sifat manusia adalah jahat’? karena
yang ditekankan oleh Xunzi adalah ‘Tata Krama dan Budi/Kebajikan’ .
Ada lagi
kata-kata Xunzi yang dengan jelas mengatakan bahwa orang adalah untuk orang (人可以为人ren ke yi wei
ren), perbedaan manusia dengan binatang dan hewan tidak hanya melulu karena
manusia berkaki tegak, dan badannya tidak berbulu? Jelas tidak. Tapi terletak
pada ‘Tata Krama dan Budi/Kebajikan’ (道德dao de) ( 非特以其二足
而无毛也《荀子非相》fei te yi qi er
zu, er wu mao ye).
Memang logika
Xunzi ini sangat membanggakan, beliau merupakan Pemikir kala itu yang paling
memiliki pandangan ilmiah. Padangan beliau ini merupakan orang pertama di
Tiongkok yang membedakan ilmu zoologi dan biologi manusia serta ilmu sosial
manusia.
Perbedaan Binatang
dan Manusia secara ilmu biologi adalah berdiri tegak dan tidak berbulu (二足无毛er zu wu mao).
Tapi dalam ilmu sosial perbedaannya adalah memiliki Perasaan dan Keadilan atau
Kebenaran. Jadi tidak ada alasan bahwa menuduh pandangan beliau adalah ‘sifat
dasar manusia adalah jahat’( 人心本恶ren xin ben e).
Maka pandangan
dia lebih cocok dikatakan ‘Manusia ada memiliki dasar sifat jahat’ (人性有恶ren xing you e),
karena sifat manusia terdiri dari dua bagian, yang cendrung kearah sosial
adalah baik yang disebut Wei (伪), sedang sisi yang merupakan bawaan
lahir itulah yang ada bersifat jahat. Yi Zhong Tian mengkatakan penilaian ini
lebih tepat menilai pandangan Xunzi.
Kemudian maksud
dan tujuan Xunzi berpandangan demikian itu apa? Maksud dan tujuannya adalah
untuk memberi dasar alasan kepada ‘Sistim Tata krama dan sopan santun (礼乐li yue)’.
Seperti diketahui bahwa inti ajaran Konfusianisme adalah ‘Cinta Benevolence,
Kebenaran/Keadilan, Sistem Tatakrama dan Sopan Santun’(仁义礼乐ren yi li yue).
Kong Hu Cu
membahas dan membicarakan hal ini semua. Sedang Mensius dan Xunzi hanya
membahas dan membicarakan hanya setengahnya. Mesius lebih banyak menekankan
akan ‘Cinta Benevolence dan Kebenaran/Keadilan’ (仁义ren yi), sedang
Xunzi lebih menekankan ‘Sistim Tatakrama dan Kesopanan’ (礼乐li yue). Mensius
demi mencari basis untuk dasar ‘Cinta Benevolence dan Kebenaran/keadilan’ (仁义ren yi), maka
dia mengusulkan dan berpandangan bahwa ‘ Sifat manusia itu menuju kearah
kebaikan’ ( 人性向善 ren xing xiang shan) . Sedang Xunzi demi mencari basis untuk dasar
‘Sistim Tatakrama dan Kesopanan’ (礼乐li yue), maka dia harus menekankan bahwa
‘Manusia ada memiliki dasar sifat jahat’(人性有恶ren xing you
e).
Kemudian akan
timbul pertanyaan mengapa dengan adanya
‘Manusia ada memiliki dasar sifat jahat’ (人性有恶ren xing you e)
lalu dibutuhkan ‘Sistim Tatakrama dan Kesopanan’ (礼乐li yue)?
Xunzi memberi
alasan sebagai berikut : Orang itu kenapa butuh ‘Sistim Tatakrama dan
Kesopanan’ (礼乐li yue), mengapa perlu memiliki ‘Tata
Krama dan Budi’ (道德dao de)? Karena sifat bawaan orang
secara kodrati sebagai mahluk itu adalah jahat. Jika tidak dengan sistim sosial
mengubahnya, manusia itu bisa menjadi binatang.
(人之欲为善者 为性恶也《荀子
性恶》ren zhi yu wei shan zhe, wei xing e
ye).
Kemudian timbul
lagi pertanyaan, jika manusia itu menjadi binatang lalu bagaimana? Xunzi
mengatakan jika manusia menjadi binatang, maka tidak akan bisa hidup. Karena
daya tahan hidup manusia itu lebih rendah dari binatang, tenaga manusia tidak
sebesar sapi, kemampuan jalannya tidak sama dengan kuda, ketajaman mata manusia
tidak sejauh burung elang, kita tidak bisa terbang seperti burung, tidak bisa
hidup dalam air seperti ikan. Sebagai Manusia satu-satunya jalan untuk bisa
bertahan hidup karena hidup berkelompok secara sosial. Dikatakan orang hanya
bisa hidup berkelompok (人能群ren neng qun).
Lalu manusia
mengandalkan apa untuk bermasyarakat dan bersosial?
Pertama
mengandalkan ‘Pembagian’ yaitu pembagian tugas yang disebut ‘Tata Tertib’.
Kedua
mengandalkan ‘Kebenaran/Keadilan’ (义yi) yaitu ‘Tatakrama dan Budi’(道德dao de).
Ketiga
mengandalkan ‘Tatakrama dan Kesopanan’ (礼) yaitu
implementasi untuk melaksanakan dan mempertahankan ‘Tata Tertib’.
Keempat adalah
Hiburan (乐yue), karena jika semua sudah tertib dan
bertatakrama sudah bisa jalan dengan
baik, maka orang perlu ada hiburan untuk bersenang-senang.
Sistim Kesopanan
dan hiburan mendukung manusia untuk membentuk kelompok sosial. Ini semua
dinamakan Wei (伪). Tanpa ada perubahan dan pengekangan
sosial demikian sifat manusia tidak mungkin akan berubah menjadi baik. Maka
satu-satunya harus ada “Sistim kesopanan dan tatakrama’ (礼乐li yue) (而无伪则信不能自美er wu wei ze xin
bu neng zi mei). Karena sifat kodrati manusia itu ada cendrung jahat, maka
manusia tidak bisa merubah diri sendiri menjadi baik, yang bisa merubah hanya
“Nabi”(圣人sheng ren) atau Guru Pendidik.
Sebaliknya
dikatakan bahwa sesudah diadakan
perubahan setelah lahir, maka ada tatakrama, ada sistim sopan santun, hiburan,
cinta benevolence, keadilan dan kebenaran, dan ini semua dapat mengubah
seseorang yang dasarnya tidak baik seperti binatang, untuk dijadikan seorang
yang terhormat dan menjadi orang yang dihargai sedunia.
Jadi benda yang
paling berharga didunia yaitu ‘Manusia’, sehingga dikatakan bahwa sosialisasi
dapat ‘Mengubah manusia biasa menjadi orang terhormat dan orang berharga’(涂之人可以为禹tu zhi ren ke yi
wei yu). Maksudnya ambil saja sembarang orang
dijalanan, jika bisa dididik untuk melaksanakan sopan santun, tatakrama dan
dibina budi pekertinya, maka dia akan menjadi orang terhormat dan berharga.
(sehingga menjadi seperti Dayu 大禹= raja bijak
sebelum tahun 2070 SM ). Ini sama dengan pandangan Mensius “orang biasa
juga bisa menjadi orang bijak dan baik” (人皆可为尧舜ren jie ke wei
yao shu = orang biasa juga bisa jadi “Yao Shun” = Raja bijak pada zaman sebelum
tahun 2000 SM).
Inilah pandangan
umum kejiwaan dari Xunzi, kemudian kita akan bertanya apa kiranya hubungannya
dengan Hanfei? Bagaimana Hanfei mengubah pemikiran dan pandangan Xunzi ini
menjadi Pemikiran dan Pandang dia sebagai Legslisme?
Marilah kita
bahas dalam tulisan berikutnya.......
( Bersambung
........ )
**
(礼乐 = 人性,人情,人心 li yue = ren
xing, ren qing, ren xin)
Daftar
Perpustakaan
- 先秦诸子百家争鸣: 易中天 CCTV
- 经典阅读文库 ---- 论语 李薇/主编
- 经典阅读文库 ---- 道德经 李薇/主编
- 中国古典名著精品 ---- 菜根谭 洪应明
著
- Internet :
http://friesian.com/confuci.htm :
Confucius
- 孔子 -----
維基百科,自由的百科全書 Internet
-
网址:http://www.popyard.org
- 中国人生叢书 -----
墨子的人生哲学 杨帆/主编 陈伟/著
- Internet :
http://baike.baidu.com
- The Sayings of
Mensius / 英译孟子
史俊赵校编
- 南华经 庄子
周苏平
高彦平
注译
安徽人民出版社
- 庄子 逍遥的自由人 林川耀 译编 出版者 :常春树书坊
- http://www.sxgov.cn/bwzt/wmsxx2/lf/447465_1.shtml 春秋五霸之---晋文公
- “When China Rules The World - The rise of middle kingdom and the end of the
western world” by Martin Jacques ALLEN
LANE an imprint of Penguin Book, First Published 2009
No comments:
Post a Comment