Kong Hu Cu – Kongfusianisme – Pendukung
dan Pengeritik Pada Zaman Pra-Dinasti Qin 551 – 221 SM
Jilid
Jilid
IV
( 1 )
Polemik Kaum Kongfusianis dan
Legalis 儒法之争论
Legalisme adalah
satu-satunya pemikiran yang sangat berbeda dengan Konfusianime, Motisme,
Daoisme. Jika Konfusianis dan Motis masing-masing mengusulkan “Cinta
Benevolence’ dan Cinta Universal’, namun Daois mengusul ‘Tidak Berbuat’
apa-apa, biarkanlah semua berkembang secara alamiah.
Tapi ketiga
pemikir ini semua mengusulkan untuk kembali kemasa yang telah lewat. Sedang Legalis justru mengusulkan suatu
pembaharuan dan reformasi untuk masa yang akan datang, sehingga mereka ini
menjadi terkecualian dari pemikir-pemikir pada zaman Pra Dinasti Qin.
Seperti
diketahui bagi pemikir yang terpenting, dia harus bisa menganalisa dan memberi
pendapat serta memberi pertimbangan-pertimbangan terhadap keadaan zamannya.
Untuk kegiatannya ini mereka harus mengeluarkan banyak energi, tapi bagi
pemikir Legalis bukan hanya harus mengeluarkan energi juga harus bersimbah
darah dan bahkan mengorbankan nyawanya.
Bahkan dapat
dikatakan bahwa diantara pemikir-pemikir Pra Dinasti Qin, Legalisme merupakan
satu-satunya pemikir yang dalam implementasinya harus mengorbankan nyawa dan
darah sebagai persembahannya. Dengan kata lain dapat dikatakan satu “ajaran”
yang berdarah. Yang harus mengeluarkan darah dan mengorbankan nyawanya, tidak
hanya orang-orang dari kalangan bangsawan dan rakyat yang berdosa dan tidak
berdosa pada saat itu, tapi juga tokoh
utama dan pencetus pemikrian ini sendiri juga harus bersimbah darah dan menjadi
korban. Misalnya : Shang Yang商鞅 dan Han Fei韩非.
Shang Yang (商鞅)
adalah tokoh Reformer terkenal pada zaman ‘Peperangan Negara-negara’, lahirnya
kira-kira semasa Mensius dan Zhuangzi, bahkan lebih tua sedikit dari mereka.( Lahir Tahun 395SM Wafat Tahun 338SM). Berasal dari Negara Wei(卫),
maka dinamai juga sebagai Wei Yang (卫鞅). Dia ini juga
cucu dari penguasa tertinggi dari Negara Wei.
Seperti telah dijelaskan pada Jilid II dimuka, kala itu bangsawan dibagi
menjadi 4 tingkatan yaitu Raja, Penguasa Daerah, Direktur Rumah Tangga , Shi ( 天子,诸侯,大夫,士)
Bangsawan贵族gui zu
|
Rakyat Jelata平民ping min
|
Budak奴隶nu li
|
Mandat Langit(Raja) 天子tian zi
Penguasa Daerah/Gubernur诸侯zu he
Direktur Rumah Tangga大夫
Ahli Surat(scholar)/Silat(pendekar) 士shi
|
Ahli Surat/Silat士
Petani农
Buruh工
Pedagang商
|
Kerabat Raja (天子tian
zi) disebut Wang Zu (王族). Putra Raja
disebut Wangzi (王子), Cucu Raja
disebut Wangsun (王孙). Penguasa
Daerah/Gubernur (诸侯zu he) dibagi
menjadi 5 tingkatan Gong, Hou, Bo, Zi, Nan (公,侯,伯,子,男), tapi semuanya
bisa disebut Gong (公). Kerabatnya
disebut Gong Zu (公族), Putra-putra
mereka disebut Gongzi (公子), Cucu mereka
disebut Gongsun (公孙).
Shangyang adalah
cucu dari Penguasa Daerah Negara Wei (卫) atau Gongsun (公孙)
dari Negara Wei, maka dinamai juga Gong Sun Yang (公孙鞅). Kemudian
mengapa dinamai Shang Yang (商鞅)? Karena
setelah datang ke Negara Qin (秦国), bakal raja
Qin yaitu Qin Xiao Gong (秦孝公), memberinya
jabatan didaerah Shang (商) sebagai
wilayah kekuasaannya, sehingga dia disebut Shang Jun (商君) atau Kepala
Penguasa Daerah Shang juga disebut Shang Yang (商鞅). Kemudian nama
ini melekat padanya sepanjang sejarah Tiongkok sebagai tokoh nomor wahid Kaum
Legalisme.
Perlu dijelaskan
disini bahwa saat Shang Yang hidup di Negeri Wei, negeri ini sudah berkembang
menjadi satu negara kecil, menjadi bagian dari negara kesatuan dari Negara Wei (魏) (lain dari Wei卫 sama laval
bacaannya), saat itu Negara Wei (魏) ini lebih
besar dari Negara Wei (卫), jadi walaupun
dia itu keturunan bangsawan, tapi tidak mempunyai pengaruh dan kedudukan
apa-apa, karena berasal dari negara kecil.
Maka dia harus
bekerja, dan mengabdi kepada Pejabat
(Patih Gong Shu Zuo公叔坐) di Negara Wei (魏)
sebagai Pengurus Rumah Tangganya (家臣). Gong Shu Zuo(公叔坐)
sang majikan sangat senang kepada Shang Yang, dia menyadari bahwa Shang Yang
adalah seorang yang sangat berbakat dan hebat.
Maka saat menjelang wafat Gong Shu Zuo公叔坐
merekomendasikan Shang Yang kepada Raja Wei Hui Wang (魏惠王), tokoh ini
telah kita ceritakan di Jilid II (Bab 6), beberapa kali berdiskusi dengan
Mensius yaitu Liang Hui Wang (梁惠王), dinamai
demikian karena Ibukota Negara Wei(魏) berada di Da
Liang(大梁), maka Dia
dinamai juga sebagai Raja Liang Hui Wang (梁惠王). Untuk
selanjutnya akan kita gunakan sebutan Raja Liang Hui Wang (梁惠王).
Saat Gong Shu
Zuo (公叔坐) sakit keras
menjelang ajal Raja Liang Hui Wang (梁惠王) menjenguknya.
Ketika itu Raja Liang Hui Wang berkata kepada Gong Shu Zuo (patihnya): “Selama
ini saya mengadalkan bantuan anda mengurus negara, jika sampai terjadi sesuatu
yang serius pada anda (wafat), negara
kita harus bagaimana ?”.
Gong Shu Zuo
menjawab: “Gong Sun Yang (公孙鞅) bisa mewakili
saya untuk pekerjaan itu.”.
Raja Laing Hui
Wang mendengar ini tidak memberi reaksi apa-apa dan diam saja.
Gong Shu Zuo
berkata lagi : “Yang Mulia, Gong Sun Yang (公孙鞅) adalah tokoh
kelas wahid, jika Yang Mulia tidak mau memakai dia, Yang Mulia harus memenggal
dia, karena jika dia sampai pergi mengabdi ke negara lain, maka dia akan
menjadi musuh besar negara kita.”.
Mendengar ini
Raja Liang Hui Wang mengangguk-anggukkan kepalanya dan berkata :
“Baik....baik... sekarang Anda baik-baik istirahatlah saja dulu... ” kemudian dia keluar dan pulang.
Begitu keluar,
dengan segera Gong Shu Zuo memanggil Gong Sun Yang (公孙鞅) dan berkata :
“Anakku, Maafkan saya, saya ini harus mementingkan negara daripada pribadi,
saya harus setia kepada Negara dan Raja dulu baru kemudian setia kepada teman.
Tadi saya telah menawarkan Anda kepada Yang Mulia-Raja. Kelihatannya Yang Mulia
tidak sudi mempekerjakan anda, saya minta kamu segera lari saja”.
Gong Sun Yang
tenang saja dan berkata : “Majikan, terimakasih sekali tuan telah merawat saya
selama ini, tapi Raja setelah mendengar penawaran tuan untuk mempekerjakan
saya, tapi juga tidak akan menerima saya,
maka Raja juga tidak akan menuruti anjuran tuan untuk membunuh saya.
Saya tidak perlu buron.”.
Ternyata memang
benar Raja Liang Hui Wang ketika keluar berkata kepada para pengikutnya :
“Ini,... Gong Shu Zuo rupanya telah kena demam tinggi, sehingga omongannya
ngacau, omong kosong, saya diminta untuk menyerahkan kepengurusan negara kepada
Gong Sun Yang. Apa tidak lucu? ” .
Akhirnya memang
Gong Sun Yang tidak dibunuh. Setelah Gong Shu Zuo meninggal Gong Sun Yang
terpaksa hilang pekerjaan, maka dia pergi ke Negara Qin(秦国). Dinegara Qin dia diterima oleh Qin Xiao Gong(
秦孝公),
Qin Xiao Gong menyadari akan kepandaian Gong Sun Yang maka dia sangat
disayangi, bahkan dianggap sebagai mustika atau asset negara. Langsung saja Qin
Xiao Gong memerintahkan untuk melaksanakan “Reformasi Shang Yang” *9
“Reformasi Shang
Yang” suatu reformasi yang berdasarkan pada filsafat Legalisme yang ditulis
dalam buku [Buku Dari Shang Jun]( The
Book of Lord Shang商君書). Buku ini
ditulis berdasarkan “Kodefikasi Hukum” dari Li Kui (李悝) salah satu Menteri dari Negara Wei魏
(魏文侯
tahun403SM – 387SM ), buku ini ditulis kira-kira tahun 407SM menjadi ‘Buku
Hukum” (Fajing, 法经) yang kelak
menjadi dasar dari “Kodefikasi Hukum” zaman dinasti Qin & Han(秦汉).
Shang Yang sangat terpengaruh dengan buku ini dan mem-formulasikan lagi secara
dogmatis, bahkan lebih keras lagi, sehingga menjadi filsafat Legalisme di
Tiongkok.
Li Kui merupakan
pencetus pertama dari Legalisme, dia mengeluarkan peraturan ‘Peraturan tentang
tata guna tanah pertanian’ (“尽地力之教”jin di li zhi
jiao), dimana detailnya masih banyak tidak diketahui, tapi pada pokoknya
melakukan intensifikasi pertanian.
Dia merangkum
pengalaman hasil panen yang baik untuk menjadikan studi banding untuk
meningkatkan produksi kelak. Melaksanakan kebijaksanaan ‘Hukum Bagi Hasil Yang
Adil’(“善平籴”政策”shan
ping” zheng’ce), dimana saat panen bagus, surplus produksi dibeli pemerintah,
saat paceklik bisa dibeli kembali dengan harga rata-rata.
Menghapuskan
perlindungan istimewa kepada bangsawan atas penguasaan budak, dan memberi
pengahargaan bagi yang berjasa untuk negara. Setelah reformasi hukum
dilaksanakan, Negara Wei(魏) menjadi salah
satu negara yang terkuat kala itu.
Selain itu beliau juga merangkum hukum dinegara-negara sekitarnya sebanyak
6 Jilid menjadi satu ‘Buku Hukum” (Fajing, 法经)
yang isinya mengatur penanganan terhadap para pesakitan, kriminal, dan
pelanggar hukum lainnya. Buku ini menjadi “Buku Hukum” yang sangat komplit dan
sempurna (semacam KUHP masa kini) sepanjang sejarah Tiongkok. Hanya sayang
“Buku Dari Shang Jun”( The Book of Lord Shang商君書) dan ‘Buku
Hukum” (Fajing, 法经) ini hingga
kini masih lenyap dan belum ditemukan.
“Buku Hukum”
inilah yang dibawa Shang Yang ke Negara Qin秦. Qin Xiao Gong
justru menggunakan buku ini sebagai dasar untuk memaklumatkan “Reformasi Shang
Yang” (商鞅變法shang yang
bian fa), maka
negara Qin berkembang menjadi kuat dan berhasil meng-unifikasi Daratan
Tiongkok.
Kembali kepada Qin Xiao Gong dengan mengumumkan berlakunya “Reformasi
Shang Yang” maka Negara Qin dengan cepat menjadi kuat dan besar bahkan berhasil
meng-unifikasi seluruh Daratan
Tiongkok. Sedang Raja Liang Hui Wang mendengar
berita itu sungguh sangat menyesal tidak mendengarkan saran dari Patihnya Gong Shu Zuo(公叔坐).
Namun bagi Shang
Yang walaupun sangat berhasil dalam mereformasi negara Qin, begitu Qin Xiao
Gong meninggal maka dia akhirnya dihukum mati, bahkan matinya sangat tragis
dengan hukuman tubuhnya ditarik dengan 5 kuda ( 车列che lieh).
Hukuman ini ada dua macam yang satu hidup-hidup ditarik dengan 5 kuda, yang
kedua mayatnya yang ditarik 5 kuda. Cara menariknya dengan leher diikat tali,
kedua tangan dan kaki diikat, kemudian ditarik kuda hingga tubuh putus menjadi
5 bagian. Shang Yang diduga dihukum dengan cara yang kedua, dibunuh dulu baru
kemudian mayatnya ditarik dengan 5 kuda. Demikianlah nasib Shang Yang yang
sebagai ahli politik, pemikir, filosof yang sangat terkenal pada zaman
“Peperangan Negara-negara” juga sebagai tokoh utama dari Legalisme.
Selama hidup di
Negara Qin, dia telah melakukan dua kali reformasi dengan “Reformasi Shang
Yang” (商鞅變法shang yang
bian fa) yang isinya antara lain, rakyat harus saling mengawasi satu sama lain atau pengawasan melekat (连坐lian zuo);
memberi penghargaan kepada tentara yang berjasa(奖励军功jiang’li
jun’gong); Intensifikasi
pertanian dan perdagangan (重农抑商zhong nong yi
shang); menghapus sistim nepotisme (废除世卿世禄制fei chu shi qing
shi lu zhi); menghapuskan sistim persawahan lama dan melaksanakan sistim
pertanian yang lebih maju (废除井田制以及推行县制fei chu qing
tian zhi yi ji tui xing xian zhi) dan lain-lain.
Karena kala itu
sistim kemasyarakatan berada dalam sistim feodal, dan sistim perbudakan sudah
mulai runtuh, maka reformasi Shang Yang sangat cocok dan mendukung dalam sistim
feodal ini, sesuai dengan perkembangan sejarah kala itu. Disamping itu juga
mendapat dukungan dari kaum penguasa dan kekukuhan dari Shang Yang sendiri.
Reformasi ini setelah dilaksanakan 10 tahun di Negara Qin, negara ini menjadi
satu negara yang kuat. Tapi reformasi ini telah mengorbankan kepentingan kaum
bangsawan, maka setelah Qin Xiao Gong meninggal Shang Yang mendapat
pembalasannya dengan difitnah dan dibunuh.
Selain itu tokoh
utama dari Legalisme dari generasi berikutnya Han Fei, juga dikarenakan
gagasannya sendiri harus mengorbankan jiwanya sendiri. Han Fei itu kiranya
siapa dan bagaimana kisah tragisnya?
Han Fei(韩非)
berasal dari Negara Han(韩), bahkan masih
kerabat dari Raja Han(王族wang zu)
jadi juga dari keluarga bangsawan. Dia ini sangat mengerti dengan keadaan saat
itu, menyadari bahwa Negara Han adalah lemah dan kecil, cepat atau lambat pasti
akan mengalami paceklik dan bencana alam, maka tanpa henti-hentinya dia menulis
surat kepada Raja Han untuk mengadakan ‘Reformasi’ besar-besaran. Tapi raja
tidak mengubrisnya. Ada kelemahan dari Han Fei bahwa dia tidak pandai bicara
(gagap), tapi sangat mahir dalam menulis, maka di rumah dia rajin menulis.
Karangannya
suatu ketika tersebar di Negara Qin, ada seorang yang sangat tertarik akan
tulisannya, orang ini tidak lain adalah Qin Shi Huang (秦始皇). Namun saat
itu dia masih belum menjadi kaisar, maka tidak bisa disebut demikian, melainkan
disebut Qin Wang Ying Zheng (秦王嬴政). Dia ini
setelah membaca karangan Han Fei menyadari bahwa tulisan ini luar biasa
bagusnya, maka dia berujar : “Apabila saya bisa berkesempatan berbincang dengan
pengarang ini, matipun saya merasa tidak kecewa atau penasaran.”.
Seperti bisa
diketahui pada masa itu, seorang raja
jika menginginkan seseorang pastilah bisa dilakukannya, sedangkan saat
itu Negara Qin sudah menjadi negara super power. Apa susahnya untuk mendapatkan
hanya seseorang.
Dengan segera
mengerahkan tentaranya untuk menyerang Negara Han. Raja Han selama ini sama
sekali tidak perduli akan sosok seorang yang namanya Han Fei ini, baginya tidak
ada artinya sama sekali. Melihat bahwa Raja Qin mengerahkan tentara hanya untuk
seorang Han Fei, maka dia menyadari masalahnya tidak sepele lagi, pasti serius.
Dengan tergesa-gesa mengutus Han Fei ke Negara Qin.
Qin Wang Ying
Zheng setelah bertemu Han Fei kelihatannya tidak terlalu perduli, kemungkinan
terkait dengan kejiwaan pribadinya, sesuatu yang ingin didapatinya dan yang
mulanya dianggap suatu barang berharga, tapi ternyata dapat diperoleh dengan
mudah sekali, maka setelah dimiliki tidak dianggap apa-apa lagi.
Saat-saat
demikian ada seorang yang berbisik kepada raja: “Han Fei ini seorang dari
kerabat raja Han, apakah dia ini memang benar-benar bisa membantu Negara Qin?
Jika dia tidak mau dengan tulus membantu Negara Qin, Yang Mulia jangan memakai
dia. Jika Yang Mulia tidak mau memakainya dan memulangkan dia kembali, apakah
bukan melepas macan kembali kesarangnya? Apakah tidak baik jika dibunuh saja
dia.” Mendengar saran ini Qin Wang Ying Zheng langsung sadar dan dibunuhlah Han
Fei.
Han Fei
meninggal pada usia 47 tahun, diperkirakan merupakan tokoh pemikir termudah
yang meninggal pada zaman Pra Dinasti Qin. Disini disebutkan diperkirakan,
karena kala itu sangat banyak cendikia dan pemikir yang luput dari catatan
sejarah akibat dari keganasan zaman. Tapi menurut catatan sejarah yang ada, Han
Fei adalah yang paling pendek umurnya. Kong Hu Cu/Kongzi (孔子)
meninggal pada umur 73 tahun (Konfusinisme儒家ru jia); Xunzi 荀子meninggal
pada umur 76 tahun (Kongfusinisme儒家ru jia); Mensius
孟子meninggal
pada umur 84 tahun (Kongfusinisme儒家ru jia); Zhuangzi 庄子meninggal pada
umur 84 tahun (Daoisme道家dao jia); Moti 墨子meninggal
pada umur 93 tahun (Motisme墨家mo jia); Shang
Yang (商鞅) meninggal pada
umur 52 tahun (Legalisme法家fa jia); Han
Fei(韩非) meninggal pada
umur 47 tahun (Legalisme法家 fa jia). Tokoh yang mewakili Legalisme Shang Yang (商鞅) dan Han Fei (韩非) matinya tidak wajar dan korban fitnah serta tragis.
Shang Yang walaupun matinya sangat mengenaskan, tapi gagasannya masih
sempat dilaksanakan dan melihat keberhasilan dari kebijaksanaannya. Tapi Han
Fei meninggal sebelum sempat melaksanakan gagasannya dan melihat
keberhasilannya. Jika dibandingkan dengan pemikir-pemikir diatas tokoh yang
mewakili Legalisme ini semua mati tidak wajar. Hal ini penyebabnya karena apa? Menurut cendikiawan dan pakar penyebabnya
ada dua. Penyebab yang bisa terlihat dipermukaan dan penyebab tak terlihat yang
lebih dalam lagi.
Penyebab yang bisa terlihat dipermukaan, dapat dilihat dari kematian
Shang Yang karena telah “berdosa” terhadap orang lain, “berdosa” kepada siapa?
Tidak lain “berdosa” terhadap Pangeran atau Putra Mahkota Raja.
Saat Shang Yang melaksanakan “Reformasi’, Ia harus meng-implementasikan
peraturan baru, saat itu Putra Mahkota melanggar peraturan tersebut. Shang Yang
mengatakan: “Putra Mahkota melanggar hukum harus sama seperti rakyat melanggar
hukum, harus mendapat hukuman seperti lainnya”.
Tapi akhirnya ada rekayasa penuduhan, pelanggaran Putra Mahkota
dialihkan kepada Gurunya yang bernama Gong Zi Qian (公子虔 dia juga dari
kerabat bangsawan dan juga pejabat tinggi), hukumannya sangat berat yaitu
dengan dipotong hidungnya. Akibatnya sang guru ini tidak berani keluar rumah
selama 8 tahun karena merasa aib.
Setelah Qin Xiao
Gong meninggal digantikan oleh Putra Mahkota Qin Hui Wang (秦惠王),
Gong Zi Qian langsung bikin laporan kepada Raja Baru yang bekas muridnya bahwa
Shang Yang dituduh “Berniat” untuk makar (商鞅欲反shang yang yu
fan, 欲反= berpikir akan
makar). Berniat untuk makar apakah ada bukti dan bagaimana mencari buktinya?
Sedang Qin Hui Wang juga menaruh dendam kepadanya, maka langsung membuat
perintah untuk menangkap Shang Yang. Akhirnya dia tertangkap dan dibunuhlah
dia.
Han Fei juga
sama mati difitnah oleh seseorang, begitu mendengar fitnahan ini Qin Wang Ying
Zheng langsung mengurung Han Fei dipenjara. Dalam penjara Han Fei menulis surat
kepada Raja Qin dengan memberi pernyataan akan isi hati dan niat dirinya untuk
mengabdi, tapi surat tersebut tidak sampai pada Raja. Sebaliknya mendapat
balasan dengan kiriman racun. Han Fei dengan sangat dongkol akhirnya meneguk
racun tersebut dan meninggal. Namun ketika Qin Wang Ying Zheng mengetahuinya,
dan mengirim orang untuk menolongnya,
tapi sudah terlambat.
Lalu kita akan
bertanya: Siapakah yang mengfitnah Han Fei dan memberi bisikan kata-kata jahat
kepada Qin Wang Ying Zheng dan mengirim racun kedalam penjara kepada Han Fei?
Ada dua orang, salah satunya bernama Lisi, dia ini teman bejalar Han Fei. Han Fei (韩非) dan Lisi (李斯)
sama-sama murid dari Xunzi (荀子), pada saat
sebagai murid Xunzi, Lisi selalu tidak bisa menyaingi kepandaian Han Fei. Lisi telah lebih dulu mengabdi di Negara Qin
(秦).
Sekarang melihat Han Fei juga datang mengabdi kepada Negara Qin, dan Raja Qin
sangat menaruh perhatian kepadanya. Kita bisa bayangkan bagaimana sikap Lisi?
Dia ini menjadi cemburu dan takut tersaingi ( Inilah teman murid seperguruan?
Sering kali susah dipercaya...).
Dari cerita
diatas ada yang mengira bahwa Shang Yang dan Han Fei mati ditangan orang kecil,
padahal tidaklah demikian. Para cendikiawan banyak yang berpandangan bahwa
Shang Yang dan Han Fei ini mati ditangan para musuhnya, dan yang lebih penting
lagi bahwa mereka berdua ini mati ditangan mereka sendiri. Matinya diakibatkan
oleh “Ajaran dan Gagasannya”.
Dengan diadakan
reformasi maka mau tidak mau harus menghancurkan tantanan sistim politik dan
ekonomi yang sedang berlaku, dengan sendirinya banyak pihak-pihak yang tadinya
diuntungkan karena sistim ini diberlaku harus dikorbankan. Sedang ‘Reformasi
Shang Yang’ dapat terlaksana dengan lancar karena mendapat dukungan penuh dari
Raja Qin Xiao Gong. Tapi setelah Qin Xiao Gong meninggal, Shang Yang karena
hilang pendukung kuat politiknya. Maka tidak heran menjadi korban dari para
penentangnya. Sedang Han Fei karena bakat dan kepandaiannya telah menjadi
korban saingannya, teman sekelasnya
sendiri Lisi (李斯) yang
cemburu. Shang Yang dan Han Fei, satu
mati dari musuh politiknya, satu lagi mati ditangan teman sekolahnya yang
cemburu. Tapi ada cendikiawan lain (Yi Zhong Tian) mengatakan bahwa mereka
berdua mati disebabkan oleh ajaran dan gagasannya. Kenapa demikian?
Diatas telah
diceritakan bahwa sepenginggalnya Qin Xiao Wang. Gong
Zi Qian(公子虔) melapor kepada
Raja Qin Hui Wang penerus kerajaan yang baru bahwa Shang Yang berpikiran akan
makar. Begitu mendapat laporan ini Raja langsung mengeluarkan perintah untuk
menangkap Shang Yang.
Shang Yang tahu
bahwa dengan tuduhan demikian tidak mungkin dia bisa membela diri, karena
terbentur dengan musuhnya dan sistem buatannya sendiri, maka cepat-cepat
melarikan diri. Ketika tiba dikota perbatasan, hari sudah sangat larut malam,
maka dengan nafas tersengal-sengal mampir kesebuah penginapan, rencananya untuk
istirahat semalam.
Begitu masuk
penginapan dia menghadap pemilik penginapan yang sedang jaga dan berkata :
“Boss, saya minta satu kamar untuk menginap”.
Boss penginapan itu
berseru dalam hati Waah boleh juga ada langanan datang, dan berkata: “ Baik
tuan, tolong kartu indentitas tuan.”.
Shang Yang
menjawab : “Kartu Identitas!” dia pikir celaka,
kini bisa ketahuan siapa saya. Kemudian dia berkata lagi ; “Waah saya
lupa membawanya...sekarang saya tidak punya...”.
Boss penginapan
berkata: “Maaf tuan, Raja sudah menitahkan bahwa siapapun tanpa Kartu Idenditas
tidak diperkenankan menginap sebagai tamu.”.
Shang Yang
berkata lagi “Ayo Boss, bantulah saya hanya untuk semalam ini saja dan cuma
sebentar saja untuk istirahat, terimalah saya .... ”.
Si Boss berkata
: “Maaf sungguh-sungguh tidak bisa, karena jika ketahuan, saya bisa celaka.
Saya akan dikenakan pelanggaran ‘Hukum pengawasan
melekat (连坐lian zuo)”.
Yang berarti
jika tamu ini kebetulan adalah pelanggar hukum atau pesakitan, dan dia tidak
memiliki identitas diri dan membiarkan menginap dipenginapannya dan tidak
melapor. Jika kelak tamu ini tertangkap dan didakwa dan diputuskan sebagai
suatu pelanggaran hukum tertentu dan mendapat hukuman, maka si majikan
penginapan juga akan dikenakan tuduhan dan hukuman yang sama. Seperti diketahui
bahwa Shang Yang ini terkena hukuman ditarik
kuda, maka jika hingga dia menerimanya akan mendapat hukuman yang sama.
Ini menyebabkan Boss penginapan tidak akan mau menerimanya, resiko terlalu
besar.
Dalam keadaan
demikian Shang Yang berhela nafas panjang dan berkata : “Saya sungguh tidak
terpikir bahwa hukum yang saya buat, ternyata membawa penyakit mematikan
terhadap diri saya sendiri (为法之弊 一至此哉wei fa zhi bi,
yi zhi zhi zai)”.
Maka cerita
tersebut menjadi suatu contoh dari pribahasa : “Mati karena ulahnya sendiri (作法自毙zuo
fa zi bi)” atau dalam pribahasa kita mengatakan “ Membuat lubang terjerumus
sendiri”.
Kemudian kita
akan bertanya, apakah Hukum yang dibuat oleh Shang Yang ini baik atau tidak?
Dalam hal ini ada dua sisi, yang pertama kita harus melihat pada tiga point.
Hukum Shang Yang mempunyai kelebihan.
Pertama. Adil
dan tegas (公正严明gong zheng yan
Ming).
Kedua. Tanpa
kenal kedudukan (不畏权贵bu wei quan
gui).
Ketiga.
Membuktikan keampuhan hukum barunya dengan darah sendiri (血荐新法xie
jian xin fa).
Adil dan tegas, bisa dilihat dimana walaupun Putra Mahkota melanggar hukum juga tidak bisa
menghindar, tetap harus dihukum. Walaupun akhirnya dialihkan kepada gurunya,
tapi tetap hukuman harus dilakukan. Ada pemeo orang Tionghoa mengatakan
“Memukul anjing harus melihat majikannya”, tapi bagi Shang Yang hukuman bagi
Putra Mahkota tetap harus dijatuhkan, jadi rule of law benar-benar ditegakkan.
Tanpa kenal kedudukan.
Shang Yang dalam menjatuhkan hukuman kepada Putra Mahkota tersebut
diatas, momen-nya sangat kritis, karena
saat itu ‘Peraturan Shang Yang’ baru saja diumumkan untuk diberlakukan. Rupanya
Putra Mahkota dan gurunya serta kelompok yang menentang hukum itu ingin coba
menguji peraturan ini, kebetulan mereka melanggar hukum atas peraturan
tersebut. Tidak tahu secara jelas apakah pelanggaran ini sengaja atau tidak,
dalam sejarah tidak ada catatannya. Tapi bisa juga sengaja untuk menguji
bagaimana rule of law dari Shang Yang, mereka ingin tahu bagaimana reaksi dari
Shang Yang dengan reformasinya. Yang jelas tidak menguntungkan sebagian dari
mereka. Pada detik-detik demikian jika Shang Yang mundur dan tidak tegas, maka
kewibawaannya akan runtuh, reformasinya akan tidak jalan. Pada detik demikian
dia tidak perduli akan kedudukan si pelanggar hukum dan tetap menjalankan rule
of law, tindakan ini sangat patut dapat pujian.
Shang Yang
dengan diri pribadinya membuktikan bahwa “Alam tanpa kenal kasihan, hukum tanpa
kenal pribadi” (天无情 法无私tian wu qing, fa
wu shi). Menegakan hukum harus kokoh seperti gunung dan bermuka besi tanpa
belas kasihan (治法如山 跌面无情zhi
fa ru shan, die mian wu qing), dihadapan hukum setiap orang berlaku sama tidak
ada perbedaan dan pilih kasih, jika hukum dilanggar dan putusan hukuman sudah
dijatuhkan, maka tidak perduli apapun kedudukan si terhukum itu harus tetap
dilaksanakan, termasuk kepada pembuat peraturan itu sendiri. Maka dari sudut
pandang ini Shang Yang tidak bisa dikatakan “Mati karena ulahnya sendiri”,
melainkan harus dipuji bahwa “Shang Yang demi rule of law dan tegaknya
peraturan dan hukum baru yang diterbitkan sendiri harus mati secara gagah
berani secara terhormat.”
Namun kita harus
juga melihat sisi lain yaitu permasalahannya berada dimana? Kiranya
permasalahannya tidak terletak pada diri pribadi Shang Yang, tapi justru pada
“Hukum Shang Yang” sendiri yang ada masalah. Terutama terdapat cacat dari Hukum Shang Yang , seperti berikut :
Pertama. Hukum terlalu keras
(立法太严li
fa tai yan).
Kedua. Sanksi
hukumnya terlalu kejam (折法太酷zhi fa tai ku).
Ketiga. Tidak
boleh dibantah (不容置疑bu rong zhi yi).
Hukumnya terlalu keras, misalnya ada salah satu pasalnya yang menentukan : “Barang siapa yang
membuang sampah dipinggir jalan akan dihukum (弃灰于道者被刑qi hui yu dao
bei xing), dimana hukumannya bisa-bisa dipotong tangannya. Dan hukum ini lebih
ditujukan kepada rakyat jelata, karena kaum bangsawan kemungkinannya kecil akan
membuang sampah dijalanan.
Sanksi hukumnya terlalu
kejam, menurut catatan dalam Kitab Sejarah (Shi Shu史书),
Shang Yang suatu ketika dalam satu hari menghukum dengan memenggal kepala 700
orang di tepi sungai Wei (渭河weihe), sehingga
Sungai Wei menjadi merah airnya (渭水尽赤wei shui jin
chi). Jika kita bayangkan apakah memang perlu membunuh sekian banyak orang?
Apakah memang ada sebegitu banyaknya orang jahat? Ini bukanlah harga yang harus
dibayar untuk “Reformasi”nya, untuk ini tidak ada alasan untuk membela Shang
Yang. Tindakan ini dilakukan hanya untuk menegakkan totaliter dari para
penguasa, dengan tanpa segan-segan membunuh sekian banyak manusia yang tidak
berdosa. Peristiwa ini bagaimanapun harus dikutuk.
Tidak boleh dibantah, Hukum Shang Yang tidak boleh dibantah atau disanggah atau diperdebatkan.
Ketika ‘Hukum Shang Yang’ diumumkan untuk diberlakukan, seluruh negeri terjadi
polemik, banyak keluhan-keluhan dan usulan-usulan hingga ramai sekali. Banyak
sekali orang datang ke Istana untuk ber-audensi, mengatakan bahwa peratruan dan
hukum baru ini benar-benar tidak bisa diberlakukan dan tidak baik untuk
dilaksanakan. Tapi setelah beberapa tahun kemudian, ada dari mereka yang merasa
Reformasi Shang Yang beralasan, maka orang-orang ini kembali lagi ke Istana
untuk ber-audensi dan mengatakan bahwa Peraturan Baru ini memang tidak salah
dan baik. Shang Yang tidak perduli, dan mengatakan : “Dulu kalian mengatakan
bahwa saya salah, sekarang kalian mengatakan bahwa saya benar. Ini tidak boleh,
kalian semuanya harus diasingkan. Kalian ini ngawur, apakah kalian kira hukum
saya boleh diperdebatkan? ” Ini benar-benar lalim menyatakan baikpun tidak
diperkenankan, pokoknya tidak ada perdebatan harus dituruti.
Ini bisa disimpulkan bahwa hukum yang diterbitkan oleh Shang Yang adalah
untuk kekuasaan kaum penguasa dan untuk menekan rakyat jelata. Sama sekali
tidak ada pasal yang melindungi kepentingan rakyat, juga tidak ada memberi hak dan semangat
kepada rakyat untuk mendapat keadilan dalam hukum. Sehingga jika suatu kali
rakyat tertangkap oleh penguasa, maka mereka tidak ada kesempatan dan hak untuk
dapat membela diri.
Demikian juga terjadi pada Shang Yang sendiri, seperti telah diceritakan
diatas, apakah memang benar Shang Yang punya pikiran untuk makar? Jika dipikir
secara rasionil ini tidak mungkin, untuk apa dia makar? Tapi karena sudah
dituduh makar, maka tidak ada alasan apapun, dia itu harus juga menerima
tuduhan makar. Saat Shang Yang tertangkap tidak ada sidang pengadilan, tidak
ada pembelaan dari pengacara, tidak ada pengumuman kepada masyarakat, sama sekali
tidak ada. Begitu ketangkap langsung
dibunuh. Dalam hal ini siapa yang membunuh? Ya dia “sendiri” yang membunuh.
Inilah baru dapat dikata “mati karena ulahnya”. Maka Shang Yang mati secara gagah berani
demi gagasannya, tapi juga mati karena ulahnya. Juga bisa dikatakan bahwa Shang
Yang mati akibat dari “Ajaran dan Gagasannya”.
Han Fei juga mati akibat dari “Ajaran dan Gagasannya”. Ajaran Han Fei
itu apa dan bagaimana? Ajaran Han Fei sebagian besar adalah ajaran tentang
“Ilmu Muslihat atau Siasat”, Han Fei adalah tokoh pertama dalam sejarah
Tiongkok sebagai “Ahli Ilmu Muslihat dan Siasat” (阴谋学家yin mou xue jia), perlu diperhatikan disini bahwa dia itu bukan hanya“Ahli Ilmu Siasat” saja, tapi juga “Ahli Ilmu Muslihat”. Isi bukunya banyak sekali menulis tentang seluk beluk
akal muslihat. Misalnya ada cerita dalam buku Han Fei sebagai berikut:
Diceritakan bahwa Chu Huai Wang (楚怀王) atau Raja Chu
memiliki seorang selir cantik yang sangat dicintainya, tapi dia cerdik serta
pencemburu, dia bernama Zheng Xiu (郑袖), disejarah Tiongkok cukup terkenal. Dimana dengan akal muslihatnya
telah mengorbankan saingan-saingan baik dalam kancah hubungan rumah tangga
istana, juga dalam kancah politik
negara.
Suatu ketika Raja Wei (魏) memberi hadiah
seorang putri sangat cantik dan muda kepada Raja Chu, mendengar ini Zheng Xiu
mendatangi wanita ini dan coba berhubungan baik dengan dia, sehingga wanita
muda ini menganggap Zheng Xiu seperti saudara tuanya.
Suatu ketika
Zheng Xiu berkata kepada si wanita ini : “Adikku, kau benar-benar cantik....
pantes saja Yang Mulia sangat menyangani kamu. Tapi kamu tahu tidak, apa yang
paling disukai Yang Mulia dari kamu? ”.
Si wanita itu
langsung menjadi ingin tahu dan bertanya : “Oh kakakku, apa yang paling disukai
Yang Mulia dari saya?”.
Zheng Xiu menjawab sambil menyengir-nyegir : “Yang Mulia paling menyukai kamu, jika kamu
menyekah hidung kamu dengan lengah bajumu dihadapannya, gayamu sangat memikat
dan manis sekali.... kamu benar-benar sangat cantik....” (maksudnya menutup
hidung dengan lengah baju, sehingga hidung tidak terlihat dan hanya terlihat
mata sedikit, sambil badan bergaya menyamping sedikit seperti menari).
Si wanita ini sangat senang sekali, tidak tahu jika dia termakan
muslihatnya, maka setiap kali berhadapan dengan Raja dan berbicara dengannya,
si wanita ini selalu bergaya seperti diatas. Pertama Raja tidak sadar, tapi
setelah beberapa kali menjadi heran, tapi dalam hati diam saja dan bahkan
menduga apakah wanita cantik ini mungkin ada sedikit sakit jiwa.
Raja tahu bahwa Zheng Xiu sangat baik terhadap wanita ini, kemudian
ketika berkesempatan berduaan dengan Zheng Xiu, bertanya : “Kenapa wanita
cantik itu selalu menyekah hidung setiap berbicara dan berhadapan dengan saya
?”.
Zheng Xiu menjawab : “Yang Mulia sayapun tidak tahu..”.
Raja mendesak ; “Masak kamu tidak tahu. Ayo ayo bicara terus terang...
memangnya ada apa dan mengapa ?”.
Zheng Xiu pura-pura seperti segan menjawab : “Yang mulia saya merasa
tidak enak hati memberitahu... tapi saya pernah dengar bahwa katanya, dia itu
pernah bilang mulut Yang Mulia ada bau.....”.
Raja berkata : “Memangnya demikiankah? ” Raja diam dan pergi dengan hati
dongkol dan marah terpendam. Dalam hati berkata “baik akan saya coba lagi ....”.
Suatu kali didepan banyak orang Raja sengaja coba mendekat si Cantik ini
dan coba berbicara dengannya. Si wanita cantik ini cepat-cepat melakukan
gerakan menyekah hidung dengan lengah bajunya sambil bergerak seperti menari
dan mengitip sang Raja, dengan maksud mempersonakan dirinya dihadapan Raja.
Raja serta merta naik pitam dan berkata dengan suara tinggi ; “ Baik!
Kau ini benar-benar wanita rendahan, kau berani-beraninya bilang aku bermulut
bau busuk! Pengawal tangkap dia! Potong hidungnya!” Dipotonglah hidung si wanita cantik itu.
Berhasillah si Zheng Xiu ini untuk menyingkirkan saingannya dengan muslihat
yang licin.
Dan kisah ini ada ditulis dibuku Han Fei, maka Han Fei ini mengerti akan
Ilmu Muslihat. Tapi yang heran mengapa dia sendiri tidak menyadari bahwa teman
seperguruannya Lisi juga akan berbuat seperti Zheng Xiu terhadapnya.
Maka ada pepatah orang Tionghoa yang mengatakan “Menyuruh orang
mencelakakan orang, dirinya dicelakai orang” (教人算计 , 被人算计jiao
ren suan ji, bei ren suan ji). Tidak salah jika Han Fei mati akibat “Ajarannya”
sendiri.
Inilah ciri-ciri
khusus dari Legalisme. Ajaran Legalisme itu apa dan bagaimana, dan kenapa juga
disebut “Ajaran atau Pimikiran” yang berlumuran darah?
Kita ketahui
bahwa Konfusianisme, Motisme, Daoisme usulan , gagasan, dan ajarannya adalah
“Obat” untuk menyembuhkan atau memperbaiki keadaan dengan ‘Cinta Benevolence’,
‘Cinta Universal’, ‘Tidak Berbuat’, semua untuk menolong atau memperbaiki
keadaan masyarakat kala itu berupa “Obat”.
Tapi usulan dan gagasan Legalis lain lagi, yang disumbangkan adalah
“Pisau Jagal”. Pisau tidak boleh sembarangan diberikan kepada sembarang orang,
seperti ada pemeo yang mengatakan “ begitu pisau jagal keluar dari sarungnya
maka harus bersimbah darah” (刀出鞘 要见血dao chu qiao,
yao jian xie), jika tidak membunuh orang
lain, maka akan memakan nyawanya sendiri. Ada petata petiti yang mengatakan
“Bermain pisau terbunuh, bermain air basah, bermain api hangus”. Pisau tidak
boleh sembarangan dibikin main, seperti Han Fei sendiri juga pernah mengatakan
dengan jelas sekali bahwa kita untuk memberikan sebilah pisaupun tidaklah
mudah, Raja juga tidak mau menerimanya begitu saja.
Kemudian
Leglisme yang diwakili oleh Shang Yang dan Han Fei dan lainnya, mengapa masih
bersikukuh untuk coba menyerahkan pisau itu? Pisau itu diserahkan kepada siapa?
Bagaimana cara menyerahkannya? Pisau macam apa yang diserahkan?
Marilah kita
bahas dalam tulisan berikutnya.
( Bersambung
........ )
*9
http://zh.wikipedia.org/wiki/%E6%9D%8E%E6%82%9D
Li Kui (Chinese: 李悝;
pinyin: Lǐ Kuī; Wade-Giles: Li K'uei, fl. 4th century BC) was an
ancient Chinese government minister and court advisor to Marquis Wen of Wei (魏文侯,
r. 403 BC-387 BC) in the state of Wei. In 407 BC, he wrote the Book of Law
(Fajing, 法经), which was the basis for the codified laws of the
Qin and Han dynasties. It had a deep influence on state ministers of Qin such
as Shang Yang, who formulated the dogma and basis of the harsh Chinese
philosophy of Legalism. Along with his contemporary Ximen Bao, he was given
oversight in construction of canal and irrigation projects in the State of Wei.
*10
http://baike.baidu.com/view/591970.html?fromTaglist
孟子《齐桓晋文之事章》 表现了孟子反对霸道、主张王道的仁政思想。他的仁政主张,首先是要给人民一定的产业,使他们能养家活口,安居乐业。然后再“礼义”来引导民众,加强伦理道 德教育,这样就可以实现王道理想。这种主张反映了人民要求摆脱贫困,向往安定生活的愿望,表现了孟子关心民众疾苦、为民请命的精神,这是值得肯定的。但孟 子的思想也有其局限性。一是战国时期,由分裂趋向统一,战争难以避免。孟子往往笼[发‘垄’]统反对武力,显得脱离实际不合潮流。二是他的仁政主张完全建 立在“性善论”基础上,未免过于天真、简单。孟子的思想虽然值得赞许,与当时的却步有很大距离,自然行不通。特色:1、孟子善辩,本文很好地体现了孟子的 论辩风格。2、孟子长于譬喻,本篇也运用了不少生动的比喻.
*11
http://baike.baidu.com/view/77856.htm
申不害(约公元前385~前337) 亦称申子,郑韩时期人物(今河南新郑)人。战国时期韩国著名的思想家。他在韩为相19年,使韩国走向国治兵强。作为法家人物,以“术”者称,是三晋时期法家中的著名代表人物。
郑国灭国之时,申不害年岁约在20—30岁之间。作为一个亡国之贱臣,申不害可能杂学诸说。因 为在他之前的管子、李悝、慎到的学术理论中都有“术”的成份。有人根据申不害思想中有道家思想的痕迹,认为他是由道入法。这种说法有一定道理,但不能把他 的思想仅归为道法两家。
申不害相韩时,韩国已处弱势。韩昭侯即位不久,颇具雄心,任用贱臣申不害即为一例,申不害才华得有用武之地。
申不害的学术思想,明显地受到道家的影响,但他的直接来源是老子还是慎到,不得而知。但他的哲 学思想与慎到有极相似之处,他们都遵循老子的大统一哲学。“人法地,地法天,天法道,道法自然”。申不害认为,自然运行是有规律的,也是不可抗拒的。他认 为宇宙间的本质是“静”,其运动规律是“常”。他要求对待一切事情应以“静”为原则,以“因”为方法,“因”指“因循”,“随顺”。“贵因”指“随事而定 之”,“贵静”的表现就是“无为”。申不害把这些原则用于人事,构成他的社会哲学思想。“无为”主张的渊源即《老子》的“绝圣弃智”,申不害的“无为”, 要求的是君主去除个人作为的“无为”,以便听取臣下的意见。但是,申不害仅仅把这种“静因无为”的哲学思想用于“权术”之中。为了完善这种方法,他进一步 发挥《老子》“柔弱胜刚强”的思想,要求君主“示弱”,决不是指君主无所作为,只是君主决策前的一种姿态。在关键时刻,申子要求君主独揽一切,决断一切。 申不害的哲学思想,是君主哲学,是政治哲学。这种哲学由道家的“天道无为”演化发展来,是他的法家“权术”思想的基础。
申不害主“术”,但他所说的“术”,是在执行法的前提下使用的,而“法”又是用来巩固君主统治权的。因此他并不是不讲“法”与“势”的。
Daftar
Perpustakaan
- 先秦诸子百家争鸣: 易中天 CCTV
- 经典阅读文库 ---- 论语 李薇/主编
- 经典阅读文库 ---- 道德经 李薇/主编
- 中国古典名著精品 ---- 菜根谭 洪应明
著
- Internet :
http://friesian.com/confuci.htm :
Confucius
- 孔子 -----
維基百科,自由的百科全書 Internet
-
网址:http://www.popyard.org
- 中国人生叢书 -----
墨子的人生哲学 杨帆/主编 陈伟/著
- Internet :
http://baike.baidu.com
- The Sayings of
Mensius / 英译孟子
史俊赵校编
- 南华经 庄子
周苏平
高彦平
注译
安徽人民出版社
- 庄子 逍遥的自由人 林川耀 译编 出版者 :常春树书坊
- http://www.sxgov.cn/bwzt/wmsxx2/lf/447465_1.shtml 春秋五霸之---晋文公
- “When China Rules The World - The rise of middle kingdom and the end of the
western world” by Martin Jacques ALLEN
LANE an imprint of Penguin Book, First Published 2009
No comments:
Post a Comment