Friday 26 April 2019

Aspek Parade Maritim Kapal Perang Angkatan Laut


Sumber: www.boombastis.com

Liputan6.com memberitakan : “Rayakan HUT AL, China Undang Belasan Negara Ikut Parade Kapal Perang”

Republika juga memberitakan: “Cina Minta Angkatan Laut Dunia Jaga Perdamaian Maritim”

Parade Militer Maritim Tiongkok




Selama ini Tiongkok telah melakukan parade maritim AL-PLA sebanyak lima kali. Pertama kali pada tahun 1957 pada saat memperingati 30 tahun berdirinya PLA.

Kedua kali pada tahun 1995, parade militer maritim pertama kali dengan mengadakan latihan laut berskala besar di laut sebelum parade militer. Setelah latihan, kapal-kapal angkatan laut yang berpartisipasi dalam latihan itu mengadakan parade militer maritim.

Ketiga kali pada tahun 2005, Tiongkok dan Rusia menyelengarakan parade militer maritim dengan kapal yang paling elit di Tiongkok.

Ke-empat kali, parade militer maritim HUT ke-60 berdirinya AL-PLA. Dari perspektif ukurannya, jumlah delegasi nasional yang diundang, termasuk kapal yang berpartisipasi, sangat besar.

Ke-lima kali, tahun 2018, parade militer besar yang diadakan di Laut Tiongkok Selatan. Yang terdiri dari 48 kapal perang AL-PLA, 76 jet tempur dan 10 ribu personil militer berpartisipasi dalam parade militer maritim ini.


Khusus pada parade militer maritim tahun 2019 ini, diadakan untuk merayakan beridirinya AL-PLA tahun ke-70 pada  23 April 2019.

Sumber: news.cgtn.com

Presiden Tiongkok merangkap Ketua Komisi Militer Komite Senteral Partai Komunis Tiongkok (PKT), Xi Jinping pagi hari itu (23/4/2019) menggelar pertemuan dengan para ketua delegasi mancanegara yang diundang untuk menghadiri parade militer angkatan laut dalam rangka perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-70 AL-PLA.

Xi Jinping mengatakan: Laut memiliki arti penting bagi kelangsungan hidup dan perkembangan umat manusia. Perdamaian dan ketenteraman laut menyangkut keamanan dan kepentingan setiap negara di dunia, dan perlu dipelihara melalui upaya bersama. AL sebagai kekuatan utama di laut selalu mengemban tanggung jawab yang penting bagi peramaian dan ketertiban di laut. Kita seharusnya saling menghormati, memperlalukan satu sama lain setara secara sama derajat, meningkatkan kepercayaan dan dialog serta kerja sama pragmatis antar AL demi bersama-sama menempuh jalan keamanan yang saling menguntungkan dan menang bersama.

Selanjutnya Xi Jinping menunjukkan, saat ini, kerja sama di bidang-bidang pasar, teknologi, informasi dan kebudayaan dengan maritim sebagai induk dan wadahnya terjalin semakin erat. Tiongkok mengajukan inisiatif pembangunan Jalan Sutera Maritim abad ke-21 justru untuk mendorong konektivitas dan kerja sama pragmatis di laut, mendorong pertumbuhan perkembangan ekonomi serta mendorong integrasi kebudayaan maritim. Tentara Tiongkok akan berupaya bersama tentara negara lain untuk memberikan sumbangan positif demi perkembangan dan kemakmuran maritim.

Xi Jinping menyatakan, Angkatan Laut Tiongkok  akan terus meningkatkan pertukaran dan kerja sama dengan angkatan laut mancanegara, aktif melaksanakan kewajiban internasional, menjamin keamanan jalur pelayaran internasional, dan berupaya menyediakan lebih banyak produk keamanan publik. Setiap negara hendaknya mempertahankan prinsip berkonsultasi, menyempurnakan mekanisme komunikasi, meningkatkan kerja sama keamanan, dan mendorong penyelesaian perselisihan di laut.

Di sela-sela kegiatan AL multinasional kali ini akan diadakan seminar tingkat tinggi tentang pembentukan komunitas senasib sepenanggungan maritim.

Sumber: indonesian.cri.cn

Delapan belas kapal perang dari India, Jepang, Vietnam, Australia, dan tiga belas negara lain juga ikut serta dalam pawai tersebut. Dari AL-PLA 32 kapal perang, 39 pesawat terbang. Lebih ari 60 negara ikut serta

AS mengirim delegasi tingkat rendah ke Qingdao tetapi tidak mengirim kapal untuk ikut serta dalam parade.

AL-AS secara teratur mengirimkan kapal perangnya melalui Laut Tiongkok Selatan untuk menantang apa yang dianggapnya sebagai klaim Tiongkok di daerah itu.

Tiongkok menentang apa yang disebut sebagai kebebasan bernavigasi di dekat pangkalan-pangkalannya di rantai pulau Xisha Islands (Paracels) dan Nansha Islands (Spratlys), dan kapal-kapal Tiongkok sering membayangi rekan-rekan AS mereka ketika mereka menyimpang dekat wilayah yang diklaim Tiongkok.

Aspek Parade Militer Maritim Angkatan Laut

Parade Militer Maritim Angkatan Laut berbeda dengan Parade Militer Angkatan Darat. Pada parade militer maritim AL, kendaraan darat diganti dengan kapal perang.

Di antara semua unit atau angkatan militer di dunia, dapat dikatakan bahwa angkatan laut adalah yang paling seremonial. Selain terdapat berbagai etiket umum, juga memiliki banyak ritual unik.

Dapat dikatakan bahwa parade militer maritim tidak hanya menunjukkan gaya angkatan laut negara itu, tetapi juga mencerminkan kedaulatan dan martabat negara.

Apa latar belakang sejarah dan bentuk dari parade militer maritim angkatan laut dan etiket uniknya?

Karena sifat khusus lingkungan, bentuk parade militer maritim dan parade militer darat akan berbeda, dan dalam beberapa hal pada parade maritim memiliki etiket khusus sendiri.

Parade militer maritim biasanya diadakan untuk hari-hari khusus dari suatu negara, yang memperagakan atmospfir AL dari negaranya, yang biasanya merupakan isi dari proyek yang dilakukan oleh Angkatan Laut selama upacara festival tradisional selama festival-festival besar nasional, dan juga merupakan bagian penting dari jumlah total parade militer di banyak negara.

Ini memainkan peran yang sangat diperlukan dalam menunjukkan kekuatan maritim nasionalnya, meningkatkan pertukaran militer antara satu sama lain, dan memperkuat persahabatan antara orang-orang dari berbagai negara, agar semakin dihargai oleh Angkatan Laut dari berbagai negara.

Jadi apa tujuan menyelenggarakan parade ini? Di satu sisi, itu untuk menunjukkan kekuatan angkatan lautnya, untuk menunjukkan alutisista AL terbarunya, dan hasil pembangunan dari ALnya kepada dunia. Selain itu untuk memperkuat pertukaran dan kerja sama militer antar AL dari berbagai negara.

Kita juga ketahui selama parade militer maritim, biasanya untuk beberapa hari memberi kesempatan dengan mengundang masyarakat setempat dan wisatawan dari negara lain untuk berkunjung naik ke atas kapal perang.

Bahkan, ini sebenarnya untuk mempromosikan kesadaran orang-orang di berbagai negara tentang kelautan (bahari), pertahanan nasional, terutama pertahanan laut dan angkatan laut, meningkatkan kesadaran pertahanan nasional dan meningkatkan kesadaran kekuatan laut.

Sejarah Parade Militer Maritim

Secara historis, kegiatan ini umumnya dianggap berasal dari tinjauan armada oleh Edward III (Inggris) pada 1346 sebelum pertempuran laut dengan Prancis. Inggris telah menyelenggarakan sedikitnya 50 parade laut.

Setelah P.D. II, parade militer Inggris menjadi lebih internasional. Pada tahun 1953, Elizabeth II menambahkan dalam pidatonya untuk mengadakan parade kapal perang internasional.

Jadi etika khusus apa yang ada di parade militer maritim AL?

Tampilan upacara parade militer maritim. Dengan bendera penuh. Kapal AL dengan digantungi bendara penuh yang paling umum.

Bendera penuh adalah etiket kapal yang mengibarkan bendera dari ujung depan kapal ke ujung belakang kapal pada siang hari.

Menurut peraturan AL, bendera komunikasi digantung di antara kedua squat /Fore Down (foremast to jackstaff), dan terhubung keujung belakang kapal/After Span (mainmast to ensign staff), tiang bendera kapal, dan kubah/ Central Span (between the masts), tiang bendera masing-masing menggantung bendera nasional dan bendera militer.

Sumber: Ilustrasi dari youtube.com + CRW Flags

Biasanya dipasang bendera penuh pada festival besar, upacara, parade militer, menyambut pemerintah nasional atau pejabat pemerintah dan pemimpin militer negara, menyambut atau mengunjungi kapal perang nasional negara lainnya, pergi ke luar negeri, berlabuh di pelabuhan. Bendera penuh adalah etiket tertinggi bagi kapal angkatan laut untuk merayakan dan memberi sumbangan atau hadiah pada kesempatan upacara besar.

Pada saat ini, tujuan utama dari pemasangan bendera adalah menggunakan bendera sinyal yang digunakan pada kapal untuk menggantungnya pada interval di antara dua sudut, yaitu bendera segitiga tengah dari dua sisi persegi panjang, dan kemudian meletakkannya dari depan ke belakang dengan cara merangkai.

Namun, tidak semua bendera bisa digantung. Pertama, tidak dapat digantung di bendera nasional yang sama untuk bendera nasional. Kedua, tidak diperbolehkan untuk menggantung satu periode yang menunjukkan alarm perang, anti-nuklir, anti-kimia, dan pertahanan udara.

Biasanya pada jam 8 pagi bendera dinaikan penuh, dan saat matahari terbenam di turunkan penuh. 

Pada malam hari digantung lampu di posisi rangkaian bendera yang diturunkan, tetapi juga di sekitar superstruktur seluruh kapal, seperti pagar dek, garis besar ini ditutupi dengan berbagai lampu.


Biasanya setelah matahari terbenam, setelah diturunkan bendera-bendera atau bendera angkatan laut, akan mulai menggantung cahaya penuh, dan menyalakan lampu penuh.  Dan dinyalakan hingga jam 12:00 malam, akan dimatikan pada tengah malam jam 00:00


 Peluit Angkatan Laut

Peluit Angkatan Laut, umumnya terbuat dari logam atau biasa disebut “peluit pelaut/sailor whistle” .

Peluit AL adalah etiket unik dari Angkatan Laut. Misalnya: suara panjang peluit menunjukkan berdiri tegap atau memberi hormat.

Dua suara pendek: menunjukkan istirahat atau bubar jalan.

Etiket semacam ini biasanya digunakan untuk menyambut komandan dan tamu asing di semua tingkatan ketika mereka menginjakkan kaki pada ramp atau geladak kapal. Peluit akan dibunyikan lebih lama dan panjang.

Ketika kru memasuki kabin, mereka akan mendengar dua bip pendek. Dan barisan prajurit berdiri tegap.

Dapat dikatakan bahwa peluit ini sangat istimewa dan unik hanya pada Angkatan Laut yang memiliki ritual seperti ini.

Secara umum, karena semua orang di kapal mengetahui keterbatasan superstruktur (bertingkat-tingkat), penglihatan orang pasti akan terbatas. Tapi suara biasanya menyebar ke dek seluruh kapal atau bahkan dermaga lebih jauh. Oleh karena itu, di AL umumnya untuk menarik perhatian semua orang melalui peluit. Kemudian sesuai dengan suara peluit untuk membimbing semua orang memberi hormat atau untuk memberi tanda suara upacara selesai.

Penggunaan peluit untuk menyampaikan perintah juga merupakan tradisi kuno pada Angkatan Laut,  yang telah digunakan sejak zaman kapal layar dan merupakan salah satu etiket AL.

Ketika kedua kapal bertemu dalam pelayaran, umumnya perlu membunyikan peluit sebagai bentuk santun. Namun, menurut praktik AL internasional, semua kapal AL, terlepas dari ukuran tonase, terlepas dari ukuran tonase, harus terlebih dahulu memahami ketika mereka bertemu dengan kapal penyapu ranjau selama navigasi. Kapal yang penyapu ranjau harus dihormati, dan bahkan oleh kapal induk terbesar sekalipun ketika di laut tidak terkecuali. Berkat kontribusi kapal ini sebagai “Pelopor Laut (Pioneer of the Sea)”.


Parade Militer Maritim — Berdiri Tegap 


Sumber: www.kaniki.co.id

Dalam acara-acara besar, kita sering melihat para perwira dan prajurit/kelasi  AL berbaris berdiri tegap di geladak. Ini adalah etiket unik. Para perwira dan kelasi kapal berbaris di kedua sisi sisi kapal. Terminologi AL disebut Order "Partitional Lineup (berdiri tegap berderet)".

Cara seremonial di mana anggota kru berbaris di sepanjang sisi kiri dan kanan kapal di area yang sudah ditentukan. Biasanya digunakan untuk parade militer, kunjungan atau acara besar. Saat memasuki atau meninggalkan pelabuhan, kru akan berpakaian sesuai dengan peraturan, di sepanjang dek utama ke geladak podium. Sisi kiri dan kanan berada dalam satu garis, berjaga jarak pada interval yang sama, menghadap garis tempel, dan para perwira berdiri pada arah kapal perang di setiap lantai.


Pada saat parade militer, itu adalah ke arah kapal akan meninjau, dan berdiri berbaris di ke sisi yang dituju.

Sumber: Global Times

Partitional Lineup (berdiri tegap bereret) adalah salah satu ritual terpenting AL. Secara umum, berdiri tegap berderet. Menurut urutan antrian, itu adalah metode straddle. Itu dikonversi dari cara ini. Secara umum, ketika kita mengatakan bahwa kemiringan sedang berdiri, biasanya kru didasarkan pada kata sandi. Kemudian, sesuai dengan area yang ditentukan oleh komando, berdiri berpartisi. Secara umum, itu adalah di sekitar sisi kiri, atau garis sisi kanan menghadap pelabuhan. Kemudian kaki direntangkan, kaki kiri di rentangkan selangkah, jarak deretan selangkah rentangan kaki. Kemudian kaki diluruskan dan tubuh bagian atas tegap.
Kedua tangan ke belakang, tangan kiri menggemgam pergerlangan tangan kanan. Sikap tubuh atas tegak dan lurus dan tegap.

Sumber: Ilustrasi dari youtube.com

Tradisi sudah dimulai sejak zaman pelayaran dengan perahu layar. Pada saat itu, semua pelaut yang menyapa penumpang mulia (bangsawan atau saudagar besar) ketika naik ke atas geladak kapal yang bersandar dan mendengarkan perintah, kemudian membuka tangan mereka dan bersorak tiga kali. Jika penerima sambutan masih membalas, mereka harus bersorak lagi untuk menunjukkan rasa hormat mereka. Si penumpang cukup bersorak sekali, tidak perlu diulang. Dan tradisi ini terus berlanjut hingga kini, meskipun pelyaran dengan perahu layar telah tiada.

Namun kini tradi berdiri berderet lebih untuk menunjukkan memberi kehormatan, salam persahabatan. Kapal perang telah meninggalkan pertempuran dan tidak ada prilaku untuk bertarung.

Dentuman Meriam

Salut dengan dentuman meriam adalah etiket yang paling serius bagi kapal perang, biasanya dibagi menjadi salut nasional, salut perayaan, dan sebagainya.

Salut Nasional digunakan untuk memberi kehormatan kepada negara bagi tuan rumah ketika kapal sedang dalam misi, dan juga digunakan untuk kembali ke kapal perang asing yang berkunjung yang memberikan salut nasional (dentuman). Salut nasional adalah dengan 21 dentuman meriam.

Mengapa dengan 21 dentuman?


Hal ini harus kembali pada awal abad ke-14 dan ke-15, pada saat itu kapal terbesar di Inggris dilengkapi dengan 21 meriam. Jika 21 meriam sudah dinyalakkan, itu berarti meriam sudah dalam keadaan kosong tidak beramunisi lagi, itu berarti tidak berada dalam keadaan berkemampuan untuk bertempur. Karena untuk mengisi amunisi memerlukan satu periode waktu untuk menjadikan siap tempur lagi. Yang sebenarnya sebagai simbol untuk menunjukkan bentuk persahabatan yang tinggi.

Tapi tentu saja untuk para pemimpin yang berbeda, pejabat yang datang berbeda tingkatnya, jumlah dentumannya juga berbeda sesuai dengan jenjang kepangkatannya, dan makin berkurang jumlah dentumannya sesuai dengan tingkat pangkat jebatannya.

Namun harus di-ingat itu semua suatu bentuk penghormtan. Biasanya jumlah dentuman dalam bentuk angka ganjil yaitu 21 dentuman, 19 dentuman, dan seterusnya. Tidak pernah jumlah dentuman dalam angka genap.

Parade Militer Maritim

Parade laut juga disebut juga pengamatan  jenis/tipe kapal. Itu adalah berbarisnya semua kapal. Ini umumnya merupakan antrian horisontal tunggal. Pemimpin parade atau jenderal/Komandan AL mengamati rantai kapal dari depan dan kapalnya tidak bergerak. Ketika kapal parade berlayar ke rankaian rantai ke-4 sampai 5 kapal pertama yang terlihat komandan parade mengumumkan awal parade militer maritim dimulai.

Sumber: Ilustrasi dari youtube.com

Apa itu rantai/rangkaian (chain) parade kapal?

Itu adalah satuan jarak di laut, satu rantai setara dengan sepersepuluh mil-laut sama dengan 185,2 m.


Ketika kapal komando (peminpin) parade sudah berada pada rantai ke-2  bersudut 45o, sinyal peluit kapal terdengar suara satu peluit panjang sekali, semua kru berdiri kapten kapal berseru “pandang ke kanan” dan memberi tanda hormat.

Sumber: Ilustrasi dari youtube.com

Ketika kapal parade mendengar suara satu peluit panjang, harus dibalas juga dengan suara peluit panjang, yang berarti membalas salamnya.

Ketika kapal parade militer melewati 135o bersudut buritan dengan kapal pimpinan parade, kapten mengeluarkan kata sandi "melihat ke depan", dan sinyal peluit dikirim dengan dua suara pendek, yang berarti salam selesai.


Sumber: Ilustrasi dari youtube.com

Berlayar Ke Lautan Lepas

Ini juga semacam parade kapal perang berlayar ke lautan luas, dimana kapal pimpinan/komandan berlayar pelan-pelan bisa pada arah jalur tetap. Saat itu semua kapal-kapal yang ber-parade ini mengangkat jangkar dan berlayar berlawanan arah dengan kapal pimpinan.

Ketika komandan parade mengumumkan dimulainya berlayar ke lepas pantai, gugus kapal-kapal harus menjaga pada jarak tertentu yang telah direview oleh semua pimpinan yang bersangkutan. Dalam kebanyakan kasus, jarak antara kapal depan dan belakang dipertahankan pada 2 hingga 3 rantai, yaitu 370 m hingga 550 m, ini unutk menghindari kapal didepannya berdampak besar lebih besar, yang bisa mengakibatkan seluruh formasi menjadi berantakan tidak teratur. Tentu saja, ada pengecualian, misalnya jarak antara kapal perang besar termasuk kapal induk dan kapal perang akan lebih besar dari jarak kapal pada umumnya.

Parade militer maritim biasanya merupakan upacara seremonial AL selama festival nasional utama, dan juga merupakan bagian penting dari jumlah total parade militer di banyak negara dan mendapat perhatian yang lebih banyak dari AL di berbagai negara. Dalam beberapa tahun terakhir, undangan kapal perang asing untuk berpartisipasi dalam upacara ini telah menjadi tren populer di banyak AL nasional. Pada saat yang sama, hal ini memainkan peran yang sangat penting dalam menunjukkan kekuatan maritim negara itu, meningkatkan pertukaran pasukan militer, dan memperkuat persahabatan antara orang-orang dari semua negara.



Sumber: Media TV dan Tulisan Luar dan Dalam Negeri




Monday 4 February 2019

Asal Usul Dan Dongen Hari Raya Imlek


Sumber: www.visitlondon.com

Bagi orang Tionghoa secara tradisi berlaku dua penanggalan Gongli公历 atau Yangli阳历 yaitu kalender umum (Masehi/Calender Gregorian) dan Nongli农历/Imlek atau 阴历. Kalender Gregorian berdasarkan perhitungan peredaran Matahari disebut juga Kalender Baru atau Xingli新历, sedang Kelender Yinli berdasarkan perhitung peredaran Bulan, maka disebut juga Moon/Lunar Calender. Yinli ini dihitung mulai lahirnya Konghucu pada tahun 551SM. Jadi tahun 2019 + 551 sama dengan Tahun Imlek/Yinli tahun 2570. Sehingga kadangkala oleh orang Tionghoa dialek Hokkian disebut Kongcu-lek.

Tahun baru Imlek atau yang biasa disebut Shincia dengan logat Hokkian atau Chunjie 春节dalam Mandarin adalah hari pertama penggantian tahun dari penanggalan Imlek. Hari raya ini dirayakan sejak hari pertama hingga hari ke 15 bulan satu imlek. Tahun 2019 ini jatuh pada tanggal 5 Pebruari, mulai hari ini disebut Tahun Babi. (Tentang tahun dengan simbolis 12 hewan atau yang sering disebut shio ada ceritanya sendiri).

Sumber: http://www.qigushi.com


Konon Kalender Imlek ini pertama kali diciptakan oleh Huangdi黄帝/Kaisar Kuning, Kaisar Pertama di Tiongkok (Kaisar Kuning tahun sebelum 2070SM), yang dianggap Raja Agung dan Nabi bagi Agama Konghucu. Kalender ini dilanjutkan oleh Kaisar berikutnya Xia Yu夏禹 (kira- kira tahun 2070SM-1600SM) yang juga dianggap Nabi dalam Agama Konghucu.

Tapi dengan ditumbangkannya Kaisar Xia oleh Kaisar Shang (tahun 1600-1046SM) sistim kalender diganti. Tahun baru dimajukan satu bulan, sehingga yang semula Tahun Baru jatuh pada awal Musim Semi, menjadi jatuh pada akhir Musim Dingin.

Dinasti Zhou menggantikan Shang pada tahun 1046SM (berdiri hingga tahun 256SM), sistim kalender ini diganti lagi, tahun barunya jatuh pada garis edar matahari pada titik 23,5 derajat Lintang Selatan atau pada tanggal 22 Desember penanggalan masehi, saat ini merupakan puncak musim dingin (dikenal dengan hari sembayang Onde atau 冬至dongzhi; ronde=butiran dibuat dari tepung ketan, dimakan bersama wedang jahe).

Selanjutnya setiap penggantian dinasti, seperti Qing, Han, sistim diganti juga. Hanya pada Dinasti Han (206SM-220M), kaisar Han Wu Di memerintahkan Kalender Imlek ini untuk kembali pada sistim Xia sama dengan yang digagaskan oleh Konghucu. Untuk menghormati Nabi Konghucu maka tahun kelahiran Konghucu (551SM) ditetapkan sebagai Tahun ke1/pertama Imlek. Maka kini kalender Implek adalah Tahun 2570 (2019 Masehi). Sehingga dapat dikatakan bahwa perayaan Tahun Baru Imlek sebetulnya adalah “Perayaan Umat Konghucu.”

Agama Konghucu atau Ru adalah agama humanisme, agama hubungan antar manusia, agama orang kudus. Agama Ru tidak terlepas dari pengaruh perkembangan kebudayaan orang Tionghoa. Dimana pada umumnya mereka percaya bahwa seseorang setelah meninggal maka rohnya akan meninggalkan jasadnya, jika orang tersebut adalah orang baik akan menjadi Roh baik dan jika orang ini hidupnya jahat akan menjadi Roh jahat.

Dalam agama Ru yang disembah tidak hanya Nabi Konghucu saja. Misalnya pada saat Qing Ming atau Ceng Beng (dialek Hokkian) jatuh setiap 5 April (masehi), umat agama Konghucu mengadakan sembayangan kepada leluhurnya, nyekar membersihkan kuburan leluhur. Orang Tionghoa sudah menjadi tradisi memiliki Altar Sembayangan leluhur dirumah, biasanya yang disembayangi tidak hanya leluhur saja tetapi termasuk tokoh-tokoh sejarah yang dianggap kudus.

Tapi dengan berjalan waktu dan pada era modern belakang ini, Hari Raya Imlek menjadi hari bagi orang Tionghoa baik di Tiongkok maupun di dunia sebagai perayaan tradisional. Perayaan Imlek di rayakan dari hari pertama hingga hari ke-15 selama 15 hari, dan hari ke-15 bulan pertama Imlek sering disebut sebagai Cap Go Mek (dialek Hokkian berarti tanggal 15).

Lampion
Sumber: Ilustrasi dari www.gettyimages.com+Raleigh, NC+Unesco

Pada perayaan hari Raya Imlek tidak terlepas selalu dipasang lampion-lampion.  Lampion ini, konon berasal dari zaman dinasti Xi Han 西汉 (tahun 206 SM-9 M) kira-kira 1800 tahun yang lalu, sudah menjadi tradisi setiap Hari Raya Imlek dipajang lampion-lampion di rumah-rumah atau perkarangan atau tempat umum misalnya di taman, kebun, jalan-jalan, lorong-lorong dan lain sebagainya.

Lampion ini telah menjadi tradisi bagi orang Tionghoa sebagai simbol kebahagiaan, yang dipasang untuk event-event kegembiraan berwarna merah, dan lampion putih terbuat dari rangka bambu untuk simbol bela sungkawa. Dalam perkembangannya, lampion digambari dan dihiasi ornamen-ornamen macam-macam, dan huruf-huruf kaligrafi. Lampion ada yang terbuat dari kertas, kain, kulit binatang, dan dari bordiran-bordiran kain sutra dan lain-lain.

Lampion ini sangat erat hubungannya dengan kehidupan orang Tionghoa, lampion digantung di Kelenteng-kelenteng, ruang tamu rumah, dan tempat lain seperti telah disebutkan diatas. Namun yang terbuat dari kertas dapat dikatakan dimulai sejak di Tiongkok ditemukannya teknik pembuatan kertas oleh Cailun 蔡伦 pada zaman dinasti Han Timur (东汉donghan tahun 25-220 M). Lampion bagi orang Tionghoa tidak saja sebagai lampu penerangan atau lentra, tapi sudah menjadi simbol. 

Namun yang paling menonjol adalah dipasang pada perayaan Shincia hingga Cap Go Mek. Tapi sejak zaman Han hingga Tang, lampion benar-benar sebagai simbol penyambutan hari raya imlek. Saat dinasti Ming — Zhu Yuan Chang (tahun 1368-1644 M) pendiri dinasti ini, ketika memproklamirkan ibu kota negara di Nanjing diadakan Lampion air, dimana ribuan lampion diambangkan di aliran sungai Qinhuaihe秦淮河. Kemudian setiap tahun diadakan pesta lampion.

Ada juga tradisi disaat hari raya imlek, membawa Lampion sebagai simbol untuk medambakan untuk mendapatkan anak lelaki atau putra, karena lafal kata Mandarin yang berdekatan yang mempunyai arti mendapat putra. Denglong灯笼Tianding添丁.

Pada zaman kuno di Tiongkok, setiap tahun pada permulaan dimulai masuk sekolah pada pertama bulan Imlek, sekolah-sekolah digantungi lampion-lampion yang disumbang oleh orangtua murid-murid, dan secara simbolik dinyalakan oleh kepala sekolah atau guru, disebut Kai-deng(开灯/menyalakan lampu). Yang mempunyai makna murid-murid agar mempunyai masa depan yang cemerlang sepanjang hidupnya. Kemudian hari menjadi tradisi dilakukan setiap Tahun Baru Imlek hingga Cap Go Mek ( Hari 1 s/d 15 ).

Dongen Tentang Lampion

Sumber: en.unesco.org/silkroad

Ada macam-macam dongen tentang lampion dari Tiongkok, tapi yang paling populer ada beberapa. 

Konon pada zaman Han Timur, saat Cap go Mek (hari ke15 bulan 1 imlek) ada seorang Rahib Guanfu Sheli (僧人观佛舍利) melalui titah raja, menitahkan di istana dan rumah rakyat untuk menyalakan lampion untuk menghormati sang Buddha. Sejak itu setiap tahun menjadi tradisi pemasangan lampion pada raya tersebut.

Sedang dongen asal mula lampion, ada cerita rakyat yang menarik seperti berikut. Konon dahulu ada seekor burung sakti telah kesasar dari khayangan ke bumi/dunia manusia, tapi ada seorang pemburu yang tidak punya belas kasihan atau prikebinatangan berhasil memanah burung ini hingga mati. Mengetahui ini sang Raja Langit/Khayangan menjadi marah, maka dikeluarkanlah titah “Raja” untuk mengirim pasukan langit pada hari ke15 bulan satu imlek, untuk membakar dunia manusia, dan terutama membakar semua harta dan ternak milik manusia. Tapi putri Raja Langit yang welas asih tidak tegah mendengar “titah” ini, diam-diam turun kedunia dan memberitahu kabar ini kepada semua manusia dibumi. Ada seorang yang pandai yang mengusulkan agar pada hari ke 14, 15, dan 16 supaya menyalakan lampion berwarna warni, dan memasang percon terus menerus berturut-turut 3 hari. Raja khayangan ketika pada hari ke 15 melihat ini, dikira ‘titah’nya telah dilaksanakan. Sehingga lupa bahwa ‘titah’ sebenarnya belum diturunkan kepada pasukan langitnya. Maka terhindarlah dunia manusia dari hukuman yang tadinya akan dijatuhkan kepada manusia. Untuk memperingati keberhasilan ini, maka setiap Cap Go Mek, setiap rumah memasang lampion di rumah-rumah dan membakar mercon-mercon.....

Kebiasaan Orang Tionghoa Peranakan Indonesia Dalam Merayakan Hari Raya Imlek

Saat menjelang hari H, biasanya para ibu-ibu dan orangtua telah sibuk menyediakan segala kebutuhan untuk menymbut hari raya ini. Membeli pakaian baru untuk dipakai saat hari H, rumah dicat atau dibersihkan dan dipajang-pajang dengan lampion dan gambar-gambar simbol keberuntungan. Rambut dicukur rapih. Dapur-Dapur dibersihkan.

Malam sebelum hari H hingga hari ke-3 dipercaya sudah tidak boleh menyapu rumah, karena dipercaya akan mengurangi rezeki untuk tahun yang akan datang. Pada malam menjelang hari H yang memiliki Altar Sembayangan Leluhur akan menyediakan kue keranjang (dodol cina, yang mempunyai makna perekat kekeluargaan, persaudaraan, pertemanan), kue-kue kering dalam toples-toples, buah-buahan (biasanya 5 macam warna) berupa Apel; Jeruk; Anggur, Pears; Nanas atau buah lainnya (kecuali duren) ; Ruas tebuh yang diikat dengan pita merah, demikian juga toples-toples, buah-buahan dihias dengan guntingan kertas merah diletakkan diatas piring, ikan bandeng rebus, kebang tahu, ketan manis dibungkus kembang tahu dll untuk sajian di Altar. Dikedua sisih Altar biasanya di pajang dua batang tebuh berikut dengan daunnya. Ini sebagai simbol bahwa manisnya hidup tidak akan terus-menerus terjadi (ada batasnya) seperti manisnya tebu yang ber-ruas-ruas. 

Dapur disajikan manis-manisan. Karena menurut kepercayaan orang Tionghoa Dewa Dapur yang mempunyai tugas mengawasi kerukungan rumah tangga, pada hari ke-1 hingga ke-15 akan pergi ke “Tuhan” untuk melapor kerukunan setiap rumah tangga masing-masing di bumi. Bagi yang sering cekcok dan tidak harmoni, keluarga tersebut untuk tahun yang akan datang akan tidak dilimpahi rezeki. Dengan disajikan manis-manisan diharapkan agar dewa dapur mau melapor berita yang manis-manis kepada “Tuhan” untuk keluarga yang bersangkutan.

Pada hari menjelang Imlek biasanya semua orang akan menahan emosi untuk marah-marah, dan berusaha untuk melupakan segala kegundahan, dan ketidak senangan terhadap orang atau lingkungannya, saling maaf-maafan. Diusahakan untuk berhati gembira. Malam harinya pergi sembayang dimuka Altar, setelah kumpul keluarga makan-makan, sama-sama pergi ke kelenteng-kelenteng, ada yang memesan lilin-lilin besar dan kecil untuk dinyalakan pada jam 12 malam, ini menyimbolkan agar untuk perjalanan hidup pada tahun yang akan datang menjadi terang dan cemerlang.

Bagi yang beragama Kristen atau Islam biasa tetap ada yang masih mempertahankan tradisi ini, tapi dengan hanya kumpul keluarga dan makan-makan bersama dan berdoa menurut agamanya. Di daerah Jakarta dan sekitarnya seperti Bogor, Tanggerang, Bekasi, Kerawang masih sering memanggil group musik Tanjidor khas Betawi (pengaruh Portugis, dengan alat musik trombon, trompet, biola dll) dengan lagu-lagu khas Betawi.

Sumber: www.negerikuindonesia.com
Pada pagi hari tahun baru Imlek semua orang berpakaian baju baru, habis sembayang menyatap mieshua terus menjenguk orangtua, tetua dan sanak famili sambil memberi salam (dengan pai-pai) serta mengucapkan “Kiong’hi-Kiong’hi” biasanya yang senior akan memberi “Angpao” (amplop merah berisi uang tunai) kepada anak-anak, atau anak-anak yang sudah dewasa dan berhasil dalam usaha akan memberi “Angpao” kapada orangtua atau tetua. Ada juga yang berderma kepada orang-orang tidak mampu dengan membagi-bagi “Angpao”. Pada saat ini dipertunjukan Liong-liong, Barongsai, dan arak-arakan lainnya.

Pada hari ke 8 malam jam 12 atau 9 pagi jam 00:00 diadakan sembayang Qing Di Gong 清帝公(8/9- bulan 1 Imlek), biasanya membuka altar darurat di alam terbuka di depan rumah atau pekarangan, dengan sajian vagetarian saja. Dan semua angggota keluarga berkumpul dan sembayang bersama meminta kedamaian, rezeki dan kesejahteraan.

Pada hari ke 15 (Cap Go Mek) ada yang menggotong “Tepekong” mengadakan arak-arakan dengan Liong, Barongsai, ada yang beraktraksi dengan ilmu-ilmu supranatural dengan potong lidah, jalan di bara api, mandi minyak panas dan lain-lain, ini biasanya diadakan di halaman kelenteng-kelenteng. Mereka percaya dengan upacara ini dapat mengusir bala.

Tradisi Menempel Ornamen dan Kata-kata Bertuah Pada Pintu Pada Hari Raya Imlek


Sumber: Ilustrasi dari www.jdtjy.org + m.ooopic.com + 699pic.com


Dikatakan bahwa kebiasaan menempelkan bait-bait bertuah pada Festival Musim Semi atau hari raya Imlek dimulai sekitar lebih dari seribu tahun yang lalu. Yang sering di sebut sebagai “Ornamen Persik” (桃符Taoufu).

Sudah sejak zaman Dinasti Song (tahun 920-1279), orang-orang Tionghoa sudah menjadi tradisi menempel ornamen-ornamen tersebut untuk menambakan berkah. Menulis keinginan baik mereka si kertas merah, kemudian untuk kecantikan ditempel di portal pintu sebagai hiasan. Bait-bait ini bertuliskan kata-kata yang melambangkan kegembiraan dan keberuntungan, yang dipasang di kedua sisi pintu dan jendela selama Tahun Baru Imlek untuk mengungkapkan harapan orang-orang akan nasib baik di tahun mendatang.

Doa-doa demi kesejahteraan keluarga, tradisi ini terus berlangsung hingga sekarang. Ornamen dua dewa ditempelkan di gerbang/daun pintu. Dewa pintu adalah simbol dari kebenaran dan kekuatan. Orang Tiongkok tradisional percaya bahwa orang-orang yang tampak/tampang aneh sering kali memiliki ambiguitas magis dan kemampuan luar biasa. Hati mereka lurus dan baik hati, dan itu adalah sifat serta tanggung jawab mereka untuk menangkap hantu dan iblis.

Mereka masih mengagumi dewa-dewa penguasa langit, Zhong Yu, adalah bentuk yang begitu aneh. Karena itu, para dewa pintu orang Tionghoa tradisional selalu melotot dan garang, dengan berbagai senjata tradisional di tangan mereka, siap bertarung dengan hantu-hantu yang berani datang mendekat ke pintu atau mau masuk melalaui pintu tersebut. Karena gerbang kediaman orang Tiongkok atau Tionghoa tradisional biasanya dua pasang, maka para dewa pintu selalu berpasangan.

Sumber: www.sd.xinhuanet.com

Muslim Tiongkok Merayakan Hari Raya Imlek


Sumber: www.1688.com + kknews.cc


Muslim di Tiongkok juga tidak sedikit jumlahnya, terutama suku Hui yang hampir 100% beragama Islam dan sangat teguh memeluk agamanya, mereka punyai daerah otonomi khusus — Ningxia Hui Otonomi yang disebut Provinsi Ninxia berbatasan dengan Daerah Otonomi Mongolia Dalam, Provinsi Shaanxi dan Provinsi Gansu, yang memiliki wilayah 66.000 kilometer persegi, yang sebagian besar adalah pegunungan dan dataran tinggi. Populasi di Provinsi ini terdiri dari sulu-suku: Hui, Han, Mongolia, Manchu, dll, dengan populasi 6,1 juta (2008), di mana penduduk Hui menyumbang 33,88%. Dengan Kota Yinchuan sebagai ibukotanya, Kawasan ini memiliki dua prefektur, dua kota, dan 16 kabupaten di bawah yurisdiksinya.


Sumber: www.chinatoday.com



Muslim di Tiongkok tersebar di seluruh Tiongkok diperkirakan ada 26 juta. Mereka selain setiap tahun merayakan Idul Fitri, juga Festival Musim Semi. Dua hari raya ini mereka anggap yang paling penting dalam setahun.


Saat Hari Raya Imlek mereka membuat dumpling halal dan menyatap bersama sanak keluarga dan kerabat dengan gembira dan sangat bahagia. Pada malam tahun baru makanan ditebar di permandani dan dansa-dansi bersama di-iringi musik rebana, yang berarti mengijak “Tahun.”

Pada hari Cap Go Mek, anak-anak akan menerima hadiah-hadiah dari kakek, nenek, ayah, ibu dan semua tetua kerabat atau teman. Seluruh proses diperlakukan dengan sopan dan penuh dengan perayaan Tahun Baru Imlek, dalam suasana budaya Tahun Baru Imlek tradisional, yang berlangsung hingga hari ke-19 bulan pertama, tetapi saat ini orang biasanya merayakan hingga hari ke-15, yaitu Festival Lentera di seluruh Festival Musim Semi.

Selain itu juga diadakan pawai dan atraksi-atraksi di jalanan berkeliling dalam merayakan Festivasl Imlek setiap tahunnya.



Sucahya Tjoa  04 Pebruari 2019
Sumber: Media TV & Tulisan Luar Negeri