Kong Hu Cu – Kongfusianisme – Pendukung dan Pengeritik
Pada Zaman Pra-Dinasti Qin 551 – 221 SM
Jilid VI
(2)
Bagaimana
Pengaruh Moti墨子( Mozi) dan
Yang Zhu扬朱
Di
tulisan yang lalu kita telah membahas bahwa untuk mewarisi ajaran-ajaran zaman
‘Perang Musim Semi & Gugur’ & ‘Peperangan Negara-negara’ harus bisa
memilah-milah segi positifnya dan menyadari akan latar belakang sejarah serta
pengaruh pembagian kelas masyarakat kala itu. Intisari dan hal-hal yang sesuai
dengan keadaan zaman kita sekarang yang kita ambil untuk kita trapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Maka disini akan
kita coba bahas sekali lagi tentang Mozi dan Yang Zhu, kiranya ajaran dan
pemikiran mereka berdua ini apa saja yang dapat kita simak dan warisi.
Memang
bila kita mengikuti kisah sejarah, maka nasib dari Yang Zhu dan Mozi dapat
menimbulkan iba bagi kita. Setelah wafatnya Kong Hu Cu, yang berpengaruh sangat
besar adalah Yangzhu dan Mozi, ini bisa dilihat dari perkataan Mensius :
Setelah Kong Hu Cu wafat dan sebelum mensius lahir). Yang dominan mempengaruhi
kebudayaan kala itu adalah Mozi dan Yang Zhu. (杨朱 墨翟之言盈天下 天下之言不归杨 则归墨《孟子 藤文公下》Yang zu,
mo di zhi yan ying tian xia, tian xia zhi yan bu gui yang, ze gui mo).
Jadi
pada saat itu kaum terpelajar terbelah menjadi dua golongan, pendukung Mozi (Moti)
atau Yang Zhu. Tapi pada akhirnya kedua ajaran atau pemikiran kedua tokoh ini
lenyap dimakan zaman. Setelah gerakan Kaisar Qin Shi Huang (秦始皇) membakar kitab-kitab dan membunuh kaum terpelajar,
pemikiran Konfusianisme bangkit kembali, tapi pemikiran Motisme lenyap dari
masyarakat tidak bangkit kembali. Lebih sedih lagi Yang Zhu dan semua
buku-bukunya lenyap tidak ada yang tertinggal, bahkan pengalan-pengalan
tulisannya juga tidak ada, seperti menguap dari dunia. Mungkin ini sangat
mengherankan dua ajaran yang begitu populer, kenapa bisa lenyap demikian
menyedihkan? Yang lebih membingunkan ialah kedua pandangan dan gagasan kedua
tokoh ini justru saling berlawanan.
Moti
dan dan para pengikutnya oleh Zhuangzi dilukiskan seperti “Kulit di betis dan
perut kecil yang tiada bulunya lagi, yang berarti telah terkikis habis.” (腓无发 胫无毛《庄子 天下》fei
wu fa, jing wu mao).
Mengapa
mereka itu terkikis habis? Karena hidupnya sangat sengsara, seperti diketahui
Moti dan Para Pengikutnya setiap hari harus bekerja nyata untuk berproduksi,
dan harus mengembara keseluruh daratan Tiongkok untuk membantu kaum papa dan
orang-orang yang kesusahan, jadi setiap hari sepanjang tahun bergelut dengan
keringat untuk bekerja, sehingga dengan sendirinya terlebur, bagaikan
“bulu-bulu” yang terkikis.
Sedang
Yang Zhu mengusulkan : Apabila untuk membahagiakan dunia dan harus mencabut
sehelai bulu saya, itupun tidak diperkenankan.
(不以天下大利 易其胫一毛《韩非子 显学》bu
yi tian xia da li, yi qi jing yi mao).
Jadi
“ Sehelai bulupun tidak boleh dikorbankan” ini benar-benar berlawanan dengan Moti,
yang tanpa pamrih mengorbankan dirinya, sedang Yang Zhu sama sekali tidak mau
dikorbankan, walau hanya sehelai bulunyapun. Keduanya berlawanan pandangannya
dan mendapat sambutan yang baik oleh masyarakat kala itu, tapi akhirnya lenyap
tanpa bekas. Apa kiranya penyebabnya? Hal ini disebabkan karena gagasan mereka
berdua ini sangat mengena dan merasuk sangat dalam dengan keadaan masyarakat
kala itu, sehingga mendapat sambutan luas oleh masyarakat. Tapi disamping itu
juga menyebabkan gagasan mereka itu kurang bisa dipahami oleh masyarakat,
karena mengadung arti yang terlalu dalam.
Lalu
pengertian terlalu dalam itu terletak dimana? Cendikiawan Yi Zong Tian
menyimpulkan karena : Gagasan Moti mengusulkan : Masyarakat yang sama rata dan
berkeadilan (社会的公平与正义she
hui de gong ping yu zun yan). Sedang
Gagasan Yang Zhu mengusulkan : Hak individu dan harga diri (个人的权利与尊严ge ren de quan li yu zun yan).
Jadi
Moti mengusulkan: Tak sehelai bulupun tersisa karena habis dibagikan.(一毛不留yi mao bu liu). Sedang Yang Zhu mengusulkan : Sehelai
bulupun tidak boleh dikorbankan (一毛不拔yi
mao bu ba). Moti bersemangat tanpa pamrih
untuk berkorban demi masyarakat dan Yang Zhu bersemangat demi hak rakyat,
sehingga sehelai bulupun tidak boleh dikorbankan. Gagasan kedua tokoh ini
walaupun begitu “baik” dan mendalam, tapi tidak bisa diresapi dan dipahami oleh
masyarakat kala itu, namun letak kedalaman itu berada dimana?
Seperti
diketahui bahwa Moti adalah seorang Pemikir Agung setelah Kong Hu Cu, bahkan
antara Moti dan Kong Hu Cu ada beberapa point pandangannya sama, keduanya
menilai bahwa masyarakat kala itu ada masalah. Tapi cara dan resep yang
diusulkan oleh kedua tokoh ini untuk mengatasi masalah masyarakat kala itu
berbeda, seperti yang telah kita kemukakan didepan bahwa Kong Hu Cu mengusulkan
‘Cinta Benevolenve’(仁爱ren ai) dan
Mozi mengusulkan ‘Cinta Universal’(兼爱jian
ai).
Mengapa
Moti bisa mengusulkan resep yang berbeda dengan Kong Hu Cu? Karena Kedua tokoh
ini dalam meng-diagnose kekacauan masyarakat kala itu berbeda. Kong Hu Cu
menilai bahwa kekacauan masyarakat kala itu dikarenakan ‘Hancurnya Tatakrama a
la Zhou’ atau ‘Aturan Hancur Berantakan’(礼坏乐崩li
huai yue beng). Tidak ada lagi tata krama tentang siapa senior dan yunior.
Sedang Moti menilai bahwa masyarakat kala itu adalah ‘Yang kuat memakan yang
lemah’ pembagian tidak adil. Jadi
penilaian atas kekacauan masyarakat oleh kedua tokoh berbeda.
Moti
memiliki dasar prinsip pandangan yang menganggap bahwa manusia adalah mahluk
bekerja, dia mengatakan bahwa manusia dan binatang berbeda, binatang boleh
tidak bekerja, bulu binatang merupakan bajunya, kuku dan kelapak kaki binatang
adalah sepatunya, rumput, air, serangga dan burung-burung di alam ini adalah
pakannya atau makanannya, mereka tidak perlu bekerja, yang jantan tidak perlu
untuk menanam, yang betina tidak perlu menenun kain, mereka tetap akan hidup,
tapi manusia tidak bisa demikian.
Manusia
harus bekerja berproduksi, lelaki harus bercocok tanam, wanita harus menenun
kain untuk membuat pakaian. Maka manusia adalah mahluk bekerja, manusia hanya bekerja
baru bisa mendapatkan makanan, tanpa bekerja akan kelaparan tidak mendapatkan
makanan. Sehubungan dengan prinsip ini Moti beranggapan yang bekerja akan
mendapatkan sandang pangan, sedang yang tidak bekerja tidak akan mendapatkannya.
Yang banyak bekerja dan lebih rajin maka akan mendapatkan lebih banyak, dan
sebaliknya yang sedikit bekerja akan mendapat sedikit juga. Dan ini yang
dikatakan ‘Berkeadilan’.
Sedang
keadaan kala itu justru yang tidak bekerja yang mendapatkan lebih banyak, yang
bekerja mendapatkan lebih sedikit. Kaum pekerja makan tidak kenyang, tidak
memiliki baju yang layak dan hangat, ini benar-benar tidak adil, lebih-lebih
lagi yang kuat memeras dan menguasai yang lemah, yang besar mengganggu yang
yang kecil, yang kuat mengganggu yang lemah, yang kaya mengganggu yang miskin,
yang ada di posisi atas mengganggu yang di posisi bawah, yang pandai mengganggu
yang kurang pandai. Yang lebih gawat lagi Negara Bagian atau Zhu Hou Guo诸侯国 yang kuat meng-hegemoni dan
me-aneksasi Negara Bagian atau Zhu Hou Guo诸侯国yang
kecil dan lebih lemah, merampok kekayaannya, dan membunuh rakyatnya.
Setelah
berhasil maka dibuat ‘Prasasti’ untuk mengenang peristiwa tersebut agar
tercatat dalam sejarah. Dan Prasasti ini dipersembahkan kepada para leluhurnya
dan keturunannya, untuk diumumkan kepada dunia, bahwa siapapun tidak ada yang
yang bisa melawannya, akulah si perampok besar, pahlawan besar, penegak
keadilan. Tapi apakah rakyat jelata bisa
berbuat demikian, dengan pergi ketetangga untuk merampok kekayaannya, sandang
pangan, ternaknya, dan membubnuh keluarganya, kemudian membuat prasasti mencatat
peristiwa ini dan mengumumkan bahwa dia adalah yang terkuat dan sebagai
“pahlawan” kepada leluhur dan keturunannya? Rakyat jelata jelas tidak boleh
berbuat demikian.
Timbul
pertanyaan seorang merampok tetangganya dan suatu negara merampok negara
tetangganya dengan prinsip apa bahwa itu ada perbedaan? Jelas prinsipnya tidak
ada perbedaan. Jika demikian kenapa rakyat jelata tidak boleh berbuat demikian,
sedang Penguasa dibolehkan? Kenapa jika kaum penguasa melakukan hal demikian
dikatakan “Pahlawan”, sedang jika rakyat yang melakukannya itu adalah melanggar
hukum, dan harus dihukum? Apakah ini memang suatu keadilan dunia? Moti
bertanya.
Maka
Moti mengatakan bahwa dunia ini sudah tidak ada keadilan dan kebenaran. Maka
Moti dalam menguntuk dan mengeritik keadaan masyarakat kala itu sungguh sangat
tajam. Untuk mengatasi masalah ini Moti mengusulkan suatu masyarakat yang
berkeadilan.
Tapi
apa yang dimaksud dengan masyarakat yang berkeadilan bagi Moti, yaitu ada empat
persyaratan :
- Setiap
oang harus bekerja, yang tidak bekerja tidak dapat makan, (自食其力zi shi qi li)
- Bekerja
sesuai dengan kebisaan dan kemampuannya (各尽所能ge
jin suo neng/ 各从事其所能ge zong
shi qi suo neng).
- Asalkan
berkemampuan harus patut dipekerjakan (机会均等ji
hui jun deng).
- Saling
cinta mencintai dan saling memberi (互利互爱hu
li hu ai).
Setiap
orang harus bekerja, yang tidak bekerja tidak dapat makan, (自食其力zi shi qi li) . Tidak boleh menjadi kaya tanpa
bekerja, karena hal ini tidak beralasannya. Jika karena rajin dan menjadi kaya
itu baru yang benar. Yang diusulkan oleh Moti tidak hanya bekerja secara
pisik, tapi juga termasuk bekerja dengan
otak. Bahkan menurut Moti antar manusia harus ada pembagian kerja. Yang
di-istilahkan oleh dia pembagian kerja menurut jenis pekerjaan (分事fen shi). Misalnya kaum
lelaki bekerja disawah landang, wanita menenun kain, Shi士 kerjanya memupuk ilmu, untuk jadi abdi negara,
menulis, mengajar dan lain sebagainya. Junzi君子/orang
bijak berpolitik, ini semua adalah pembagian tugas dan kerja, kegiatan ini dikategorikan
sebagai bekerja.
Bekerja
sesuai dengan kebisaan dan kemampuannya (各尽所能ge
jin suo neng/ 各从事其所能ge zong
shi qi suo neng). Asalkan berkemampuan
harus patut dipekerjakan (机会均等ji
hui jun deng), yang tidak berkemampuan harus turun. Dia mengatakan yang
berkemampuan harus diangkat dan dipilih, yang tidak mampu harus mundur. (有能则举之 无能则下之《墨子 节用中》you
neng ze ju zhi, wu eng ze xia zhi).
Faktor
keturunan tidak boleh menjadi patokan, hubungan keluarga tidak menjadi acuan,
demikian juga hubungan kekerabatan dari pemimpin tidak boleh menjadi
pertimbangan. Satu-satunya yang menjadi pertimbangan adalah ‘Kemampuan’. Semua
pejabat dijenjang jabatan pemerintahan negara harus bisa dinaikkan dan
diturunkan, seperti jabatan pemerintahan zaman sekarang memang sudah demikian,
sebenarnya Moti 2500 tahun yang lalu sudah mengusulkan hal demikian.
Target
yang yang hendak dicapai adalah : Tidak boleh karena sudah sekali menjadi pejabat
lalu akan seterusnya menjadi pejabat, jika tidak mampu harus turun. Tidak juga
bukan karena dari orang bawahan lalu tidak bisa diangkat menjadi pejabat, asal
dia berkemampuan harus diangkat. (官无常贵 民无终贱guan
wu chang gui, min wu zhong jian).
Saling
cinta mencintai dan saling memberi (互利互爱hu
li hu ai). Saya mecintai semua orang, semua orang juga mencintai saya, saya
membantu kalian dan kalian juga membantu saya.
Ini
adalah yang dimaksud oleh Moti masyarakat yang berkeadilan. Maka masyarakat
yang diusulkan adalah :
- Sama
rata/setara ( 平等 ping deng
)
- Saling
menguntungkan ( 互利hu li )
- Cintai
mencintai ( 博爱bao ai)
Gagasan
Mozi ini sebenarnya sangat baik seperti “ Sosialisme” zaman sekarang. Sedang
pribadi Moti adalah sangat baik dan orangnya konsekuen, selalu berbuat baik
untuk orang lain. Timbullah pertanyaan kenapa Gagasan yang begitu bagus,
pribadi yang begitu baik, mengapa masyarakat Tiongkok kala itu tidak bisa
menerimanya? Bahkan pada akhirnya lenyap dari peredaran, setelah zaman
‘Peperangan Negara-negara’ buku Moti tidak ada yang yang membacanya.
Penyebab
langsung ada dua :
- Kaum
Penguasa tidak menyetujui
- Rakyat
jelata juga tidak bisa menerimanya.
Kaum
penguasa tidak menyetujui karena usulan Moti adalah Shang Xian (尚贤) yang berarti sorang
pemimpin harus yang paling berani dan cakap. Jadi menurut usulan Moti, orang
yang paling unggul menjadi Tianzi天子
atau Raja, yang sedikit kurang unggul menjadi Zhuhou诸侯 atau penguasa daerah, yang lebih kurang unggul
dari Zhuhou menjadi Dafu大夫, demikian
seterusnya sebagai Kepala Desa, Kepala Kampung .... Sedang kala itu Raja dan
Pemimpin atau Penguasa adalah berdasarkan azas keturunan.
Menurut
Moti bagaimana bisa menjamin bahwa keturunan dari seorang pemimpin yang unggul
bahwa juga pasti unggul. Tapi apakah kaum penguasa ini sudi untuk turun jika
tidak berkemampuan? Jelas tidak. Sebaliknya mengapa rakyat jelata tidak sudi?
Seharus mereka bisa menerima, tapi mengapa menolaknya? Karena cara kerja
seperti Moti ini benar-benar sangat melelahkan dan sengsara. Menurut Usulan
Moti bahwa manusia adalah mahluk bekerja, jadi yang dinamakan bukan bekerja
semuanya adalah salah. Sepanjang hari harus bekerja, tidak ada selingan
ber-senang-senang, hiburan untuk releks atau berhela-hela. Waktu senggang harus
diisi dengan bekerja sesuatu untuk menghasilkan sesuatu.
Ada
seorang murid senior Moti yang bernama Qinguli (禽骨离) telah ikut Moti selama tiga tahun, kaki tangannya
telah kapalan, muka terjemur menjadi hitam, selama itu tidak berani menanyakan
suatu apapun kepada gurunya, sehingga Moti sendiri melihatnya juga tidak tegah,
lalu mengundang dia untuk makan.
Moti
bertanya: “Qinguli, kamu telah ikut saya selama 3 tahun, dan bekerja demikian
kerasnya, sebenarnya kamu ini ingin belajar apa dari saya?”
Qinguli
langsung menyembah dan menangis tersedu-sedu dihadapan gurunya sambil menjawab:
“Benar guru, saya telah ikut guru selama 3 tahun, tapi tidak berani bertanya
kepada guru. Saya ingin belajar dari guru bagaimana untuk mempertahankan beteng
kota.” Coba bayangkan setelah 3 tahun
baru berani bertanya kepada gurunya. Apakah dengan keadaan demikian rakyat
jelata bisa sanggup bertahan demikian sengsaranya? Jelas kebanyakan akan tidak
bersedia sengsara demikian.
Maka
Gagasan Moti ada empat kefatalan :
- Mengingkari
kodrat alam ( 违背常理wei bei
chang li)
- Tidak
ada dasar sejarah dan dasar kemanusiaannya (没有依据mai
you yi ju ).
- Penyebab
Timbulnya Totaliter (导致独裁dao zhi
du cai )
- Suatu
Organisasi Yang Menakutkan (恐怖组织kong
bu zu zhi)
Mengingkari
kodrat alam ( 违背常理wei bei
chang li), bisa dibaca dalam buku Zhuangzi 《庄子 天下篇Tianxiapian》 yang menguntuk
Moti mengingkari kebiasaan alam manusia. Yaitu melawan keinginan normal dari
sifat manusia. Memang rakyat itu menginginkan keadilan, sama rata, tapi bukan
menginginkan kesengasaraan. Sedang Moti merasa bahwa gagasannya adalah sangat
adil dan sudah sama rata dan adil, semua harus sama-sama susah untuk bekerja
keras.
Zhuangzi
mengatakan : Moti mengingkari kodrat kebiasaan manusia, tidak ada yang sanggup
menjalaninya. Walaupun Moti sendiri memang tahan untuk berbuat demikian, tapi
tidak bisa memaksa orang juga bisa sanggup berbuat seperti dia. (墨子反天下之心 天下不堪《庄子 天下》mozi fan
tian xia zhi xin, tian xia bu kan. 墨子独能任 奈天下何《庄子 天下》mozi du
engan ren, nai tian xia he).
Ajaran
Moti tidak memiliki latar belakang sejarah, merupakan suatu gagasan baru dalam
sejarah saat itu, belum pernah ada yang
mengusulkan atau melaksanakannya, tidak memiliki dasar sifat insani.
Lain
dari ajaran Kong Hu Cu, gagasannya memiliki latar belakang sejarah, ketika itu
sistim Feodalisme, Patriakhlisme, dan Tatakrama ala Zhou atau Li Yue merupakan
dasar sejarah dari ajaran Kong Hu Cu. Satu keluarga dan kerabat saling cinta
mencintai adalah dasar dari sifat insani. Jadi ajaran Kong Hu Cu masih
mempunyai peluang untuk bisa dilaksanakan. Sedang ajaran Moti yang tidak
mempunyai dasar sejarah ini, jelas tidak bisa dilaksanakan. Misalnya usulan Moti yang menghendaki
Tianzi/Raja adalah orang yang paling unggul, selanjutnya yang kurang unggul menjadi Zhuhou, Kepala Desa, Kepala
Kampung, tapi bagaimana cara memililihnya dan mendapatkannya? Kala itu tidak
ada jalan untuk ini, belum ada pemilu. Jadi karena itu tidak mungkin bisa
dilaksanakannya.
Penyebab
Timbulnya Totaliter ( 导致独裁dao zhi
du cai ), Moti coba merancang suatu masyarakat yang kekuasaan berpusat dipucuk
pimpinan Penguasa Tertinggi atau Totaliter dan Kekuasaan pada Dewa (Tuhan)/
rule by devine right. Karena Moti menghendaki semua orang menurut atau patuh
kepada atasannya atau disebut dengan Shang Tong (尚同), dimana rakyat kampung harus menurut dan patuh
dengan apa yang dikatakan Kepala Kampung; jika antar kepala kampung ada
perbedaan pendapat harus menurut keputusan Kepala Desa; jika antar Kepala Desa
terdapat perbedaan pendapat harus menurut usulan Dafu大夫, demikian juga jika antar Dafu ada perbedaan
pendapat tidak ada kesepakatan, maka harus mendengarkan usulan dan keputusan
Zhuhou诸侯, dan para Zhuhou berbeda
pendapat harus ikut keputusan Tianzi天子
atau Raja di Raja. Jika Raja di Raja membuat keputusan setiap orang tidak boleh
tidak menurut.
Moti
mengatakan : Orang rumah tidak tahu,
orang-orang desa tidak tahu, tapi Tianzi pasti tahu. (室人未遍知 乡里未遍闻《墨子 尚同中》shi ren
wei bian zhi, xiang li wei bian wen).
Jadi Tianzi atau Raja langsung memberi perintah untuk memberi hukuman
atau hadiah kepada seseorang. Jadi hal yang tidak diketahui oleh orang biasa
justru sudah diketahui oleh Raja. Tianzi
atau Raja benar-benar adalah sakti, yang rakyat tidak tahu justru dia sudah
tahu. (天子之视听也神《墨子 尚同中》tian zi zhi shi ting ye
shen).
Kita
akan menanya dari mana dia tahu? Itu karena Tian (天) atau langit mengetahuinya. Ini menunjukkan bahwa
rakyat ini dikuasai oleh Dewa/dewi atau Tian ( 神权统治shen xian tong zhi). Namun sebenarnya bahwa Moti
sendiri juga menyadari bahwa ini adalah hal yang tidak masuk akal. Maka Moti
mengatakan bahwa Tianzi itu juga bukan Dewa, dia itu juga manusia biasa, tapi
kenapa bisa serba tahu? Karena ada orang yang memberitahunya. Lalu siapakah
yang memberi tahu? Siapa yang melapor sehingga Tianzi bisa serba mengetahui
semuanya? Tidak lain adalah informan. Siapa yang menjadi informan? Yaitu orang
biasa, jadi semua orang berpotensi dijadikan informan.
Disini
bisa dilihat bahwa negara diperintah dengan informan atau polisi rahasia, dapat
kita bayangkan bagaimana jadinya. Benar-benar suatu suversib dan teror, dimana
negara dikuasai oleh polisi rahasia atau spy.
Maka ada pemeo yang mengatakan bahwa jika ada yang mencoba mendirikan surga
dunia, maka pasti yang tercipta adalah neraka dunia.
Suatu
Oraganisasi Yang Menakutan (恐怖组织kong
bu zu zhi), Motisme lain dari Konfusianisme dan Daosime maupun Legalisme, dia
adalah suatu organisasi dengan disiplin militer. Semua anggotanya dipersenjatai
dan ahli silat atau pendekar. Dalam organisasi ini dipimpin oleh seorang
pemimpin yang dinamai Juzi (巨子). Juzi ini mempunyai hak
atas hidup matinya anak buahnya serta mempunyai hak mutlak untuk memerintah dan
harus dilaksanakan. Semua perintah adalah instruksi mati, tidak ada tawar
menawar, semua anak buahnya harus
melaksanakannya.
Yang
disebut : Jika sudah diperintahkan maju, lautan apipun harus diterjang, sungai
dan lautan harus disebarangi, lantai pisau dan api harus dilewati, tanpa
perduli apa akan hidup atau mati. (赴火蹈刀 死不旋踵《淮南子 泰族训》
fu huo dao dao, si bu xuan zhong).
Maka organisasi ini seperti organisasi teroris, apa yang diperintahkan
oleh atasan harus dilaksanakan tanpa boleh tawar menawar. Untuk diperintahkan
menjadi ‘BOM Bunuh Diripun’ harus dilaksanakan tidak boleh menolak, menolak
berarti mati.
Bahkan
seorang kepala atau pimpinan kelompok berhak untuk menghukum mati anak buahnya,
jika membangkang perintah. Ada kisah salah satu penerus Moti saat dia baru
meninggal, yang bernama Fudun 腹惇,
dia hidup di negara Qin秦. Anak Fudun
membunuh seseorang, tertangkap oleh Raja Qin Hui Wang秦惠王(yaitu Raja yang mehukum mati Shangyang 商鞅).
Raja
Qin Hui Wang menemui Fudun dan berkata : “Tuan Fu, Saya telah menangkap putra
tuan, tapi karena dia itu hanya putra tunggal tuan, maka saya ampuni dia, tidak
menghukum mati dia.”
Fudun
menjawab : “ Terima kasih YM, memang YM telah mengampuni putra hamba, tapi
membunuh orang harus dihukum mati. Walaupun YM telah mengapuni putra tunggal
saya, tapi menurut disiplin organisasi hamba, yang salah harus dihukum
setimpal, maka setelah dia diserahkan kepada hamba, hamba siap untuk menghukum
mati dia, walaupun keturunan hamba akan putus habis.”.
Benar
saja setelah putra tunggalnya diserahkan, Fudun menghukum mati putranya. Saat
itu Fudun mendapat pujian luas dikalangan masyarakat kala itu. Tapi perbuatan
ini patut kita kutuk dan kritik. Karena dia menjadi hakim sendiri. Seharusnya
lebih baik dia minta putranya bunuh diri atau diserahkan kepada yang berwajib
untuk menentukan hukumannya.
Jika
suatu organisasi swasta dapat melakukan hukuman terhadap anggotanya, apa yang
akan terjadi? Yaitu Kesewenang-wenangan. Karena siapa yang akan mengontrol?
Apakah organisasi dengan sistim otoriter ini bisa dijamin bahwa kemudian hari
tidak akan bobrok? Bagaimana bisa menjamin bahwa pimpinannya adalah seorang
yang benar dan tulus? Jelas tidak akan bisa. Hanya kebetulan sekali Moti adalah
seorang yang tulus, berakhlak dan berdisiplin tinggi. Bahkan Moti mempunyai
aturan disiplin yang ketat bahwa dia tidak akan membunuh orang yang tidak
bersalah dan tidak berdosa. Jika tidak, sulit bagi kita untuk membayangkan
bagaimana kiranya akhir dari organisasi ini.
Maka
jika dikatakan bahwa gagasan dia adalah “Sosialisme”, itu adalah sosialisme
yang totaliter, sosialisme yang abstrak, dan kemiskinan. Gagasan Moti bukanlah
juga khayalan atau fantasi dan bukan monarki absulut (Absolute monarchy). Bukan
juga Sosialisme yang sebenarnya seperti sekarang. Dengan lain kata Motisme
bukannya Sosialisme. Jadi gagasan Moti walaupun terlihat sangat bagus, tapi
memiliki tiga kefatalan yaitu, mengingkari kodrat alam ( 违背常理wei bei chang li) ; tidak ada dasar sejarah dan
dasar kemanusiaannya 没有依据( mai you
yi ju ); penyebab lahirnya penguasa
Totaliter (导致独裁dao zhi
du cai ).
Maka
gagasan Moti tidak bisa terlaksana. Tapi bagaimana dengan Gagasan Yang Zhu扬朱 yang berlawanan dengan Moti,
seharusnya mesti bisa terlaksana. Tapi kenyataannya Gagasan Yang Zhu lebih
tragis nasibnya, tidak hanya kisah pribadinya lenyap bahkan ‘Ajarannya’ juga
hanya tertinggal penggalan-penggalannya saja. Lalu mengapa Yang Zhu扬朱 bisa bernasib demikian?
Di Jilid
II dan III telah kita bahas tentang Yang Zhu dan Moti, kedua tokoh tersebut
menunjukkan bahwa pemikirannya benar-benar berlawanan. Moti tanpa pamrih
mengabdi kepada orang, dan Yang Zhu sedikitpun tidak mau berkorban untuk orang
lain, walaupun untuk sehalai rambutnyapun. Jadi secara umum penilaian terhadap
Moti seharusnya lebih tinggi daripada Yang Zhu.
Tapi
kenyataannya usulan Yang Zhu telah di-salah interprestasikan, dan bahkan telah
di-ibliskan. Memang benar bahwa dia memang mengusulkan “sehelai bulupun tidak
boleh dikorbankan”(一毛不拔yi mao bu
ba), tapi yang dia tekankan berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali. Bukan
para penguasa saja yang tidak boleh dikorbankan, juga rakyat jelata juga tidak
boleh dikorban, walaupun untuk sehelai rambutnyapun. Memang Yang Zhu tidak mau
berkorban untuk orang lain, tapi juga tidak mau mengorbankan orang lain.
Walaupun sikapnya yang tidak mau berkorban sedikitpun untuk orang lain adalah
tidak baik, tapi dia dengan tegas tidak mau mengorbankan orang lain.
Yang
Zhu mengatakan : “menyerang orang lain adalah salah, bahkan menyerang binatang
kecil dan merusak alam juga salah.” (智之所贵 存我为贵 力之所贱 侵物为贱《列子 扬朱》zhi
zhi suo gui, cun wo wei gui, li zhi suo jian, qin wu wei jian).
Jadi menurut Yangzhu tidak boleh merusak atau
mengorbankan orang lain, binatang kecil dan alam semesta. Pendek kata Yang Zhu
menentang semua bentuk hegemoni dan penyerangan, karena dia menganggap semua
ini adalah salah. Jadi agar supaya semua orang atau insan tidak dikorbankan dan
diserang hak dan kehormatannya, maka Yang Zhu mengusulkan semua orang tidak
boleh dikorbankan walau hanya sehelai bulunyapun. Inilah pemikiran Yang Zhu
yang sebenarnya.
Bahkan Yang Zhu ada menekankan bahwa jika kita
menganggap bahwa jiwa dan raga kita ini adalah milik kita, itu sesungguhnya
salah. Menurutnya jiwa dan raga kita bukan milik kita, tapi milik alam semesta
melalui ibu bapak kita yang mewujudkan. Jadi kita tidak boleh bertindak
semaunya terhadap diri kita sendiri. Kita dilahirkan oleh Ibu Bapak kita
merupakan hukum alam. Jadi kita tidak boleh hanya memilikinya sendiri.
Menurut
Yang Zhu: “Memaksa untuk menguasai diri kita adalah hegemoni, ini tidak
diperkenankan. (横私天下之身 横私天下之物《列子 扬朱》heng
si tian xia zhi shen, heng si tian xia zhi wu (横= liar). Menurut
Yang Zhu seharusnya “Raga dan harta
benda kita harus dikembalikan kepada alam.”
( 公天下之身 公天下之物《列子 扬朱》gong tian
xia zhi shen, gong tian xia zhi wu).
Jadi alam adalah bagaikan Tuan dan majikan kita. Memang banyak orang
tidak bisa membayangkan seorang Yang Zhu yang mengusulkan ‘sehelai bulupun tidak
boleh dikorbankan’, tapi mengusulkan bahwa Tuan kita adalah alam semesta.( 天下为公tian xia wei gong). Menurut
cendikiawan, ini barulah yang dimaksud dengan kata-kata Yang Zhu yang
sebenarnya. Bahkan usulan Yang Zhu lebih tuntas dari usulan Moti dalam hal ini.
Moti hanya mengusulkan antar manusia tidak boleh saling menguasai dan
menyerang, tapi usulan Yang Zhu termasuk tidak menyerang dan menguasai alam,
juga termasuk binatang kecil didalamnya. Jadi Yang Zhu dalam hal ini lebih
tuntas.
Mungkin
ada orang akan heran bagaimana usulan yang bersifat egois ekstrim ini, tapi
juga merasa semua adalah milik alam. Bagaimana menyatukan kedua pandangan yang
jelas terlihat seperti berlawanan ini? Inilah mengapa ‘Ajaran Yang Zhu’ akhirnya
hilang dari peredaran...... Tapi apakah ketika zaman itu Yang Zhu telah
mengemukakan cara dan argumentasinya, bagaimana menyatukan pandangan yang
berlawanan ini, hingga kini para sejarahwan dan cendikiawan masih belum tahu,
karena tidak mendapatkan bukti peninggalannya. Sedang peninggalan dari
kata-kata Yangzhu ini didapatkan dari buku Liezi (列子), dan buku ini oleh kalangan cendikiawan dianggap
masih tidak otentik (伪书wei
shu). Jadi apa yang telah diuraikan
diatas ini, apakah memang asli pandangan dari Yang Zhu, tidak bisa dipastikan.
Namun walaupun demikian pandangan ini merupakan warisan berharga yang patut
kita warisi dengan pikiran yang bijaksana menurut logika kita sekarang. Karena
pandangan ini mengadung suatu arti yang sangat mendalam, yaitu : Untuk
men-realisasikan semua benda yang ada didunia dan alam semesta ini adalah milik
kita bersama, tidak boleh mengorbankan kepentingan setiap insani secara
individu sekalipun dan sekecil apapun.
Pada
masa kini ketika kita akan membangun suatu masyarakat yang ‘rule of law’, harus
menanamkan satu pandangan yang melindungi setiap hak dan kekayaan individu
rakyat jelata. Tanpa ada hak, dan pelindungan harta individu, tanpa ada
kebahagiaan individu, maka tidak akan ada ‘Kebahagiaan Orang Dunia’. Jadi jika
ada yang mengatakan untuk kebahagiaan dunia kamu harus berkorban, maka
pandangan ini jangan diterima. Tapi kadang juga ada kekecualian jika ada
seorang yang dengan suka rela ingin menyumbangkan sesuatu dengan mengorbankan
kepentingan dirinya, maka ini harus kita puji dan junjung tinggi. Misalnya Moti
dengan melopori bekerja keras dan hidup sengsara setiap hari untuk kepentingan
kaum papa dan rakyat jelata, maka ini benar-benar harus dihormati dan dijunjung
setinggi-tingginya. Sebagai seorang Pemikir Besar, Keperibadian Moti patut kita
hormati sangat tinggi.
Kaum
Motis sebenarnya tidak menakutkan, hanya usulannya yang menakutkan.
Kepribadiannya memang sangat baik, hanya saja suatu gagasan baiknya boleh
diusulkan kepada orang lain, tapi tidak boleh dipaksakan kepada orang lain
untuk menurutinya atau melaksanakannya. Begitu memaksa maka telah mengingkari
prinsip dasar bahwa kita adalah milik alam semesta dan alam sebagai Tuan kita.
Hal ini bisa kita menilik pada pandangan filosopfer Barat pada abad ke-19 di
Eropa yang mengatakan bahwa:...... dimana, setiap perkembangan bebas individu
merupakan syarat perkembangan bebas bagi semua orang ....... Maka dengan jelas dapat dilihat bahwa hak
atas harta dan kebahagiaan setiap individu. Jadi dalam Masyarakat sosialisme
dengan jelas tidak akan mengorbankan kepentingan dan kebahagiaan setiap
individu. Bahkan harus menjamin hak, kehormatan, harga diri, kebahagiaan setiap
orang. Jika kita bandingkan dengan pandangan Yang Zhu, maka kita akan mendapatkan
suatu kesimpulan dan pengertian yang lain dan baru untuk Yang Zhu.
Yang
Zhu扬朱 merupakan tokoh pertama
dalam Daosime (道家daojia),
tokoh berikutnya adalah Laozi老子
dan Zhuangzi庄子.
Kemudian
Laozi dan Zhuangzi kiranya telah meninggalkan warisan apa saja? Marilah kita
bahas dalam tulisan yang berikut ini.........
Daftar Perpustakaan
- 先秦诸子百家争鸣: 易中天
CCTV
- 经典阅读文库 ---- 论语 李薇/主编
- 经典阅读文库 ---- 道德经 李薇/主编
- 中国古典名著精品 ---- 菜根谭 洪应明 著
- Internet
: http://friesian.com/confuci.htm :
Confucius
- 孔子
----- 維基百科,自由的百科全書 Internet
-
网址:http://www.popyard.org
- 中国人生叢书 -----
墨子的人生哲学 杨帆/主编 陈伟/著
- Internet
: http://baike.baidu.com
- The
Sayings of Mensius / 英译孟子 史俊赵校编
- 南华经 庄子 周苏平 高彦平 注译 安徽人民出版社
- 庄子 逍遥的自由人 林川耀 译编 出版者 :常春树书坊
-
http://www.sxgov.cn/bwzt/wmsxx2/lf/447465_1.shtml 春秋五霸之---晋文公
-
“When China Rules The World - The
rise of middle kingdom and the end of the western world” by Martin Jacques ALLEN LANE an imprint of
Penguin Book, First Published 2009
No comments:
Post a Comment