Wednesday 13 July 2016

Kong Hu Cu – Kongfusianisme – Pendukung dan Pengeritik Pada Zaman Pra-Dinasti Qin 551 – 221 SM Jilid VI (2)

Kong Hu Cu – Kongfusianisme – Pendukung dan Pengeritik Pada Zaman Pra-Dinasti Qin 551 – 221 SM
Jilid VI

(2)


Bagaimana Pengaruh Moti墨子( Mozi) dan Yang Zhu扬朱

Di tulisan yang lalu kita telah membahas bahwa untuk mewarisi ajaran-ajaran zaman ‘Perang Musim Semi & Gugur’ & ‘Peperangan Negara-negara’ harus bisa memilah-milah segi positifnya dan menyadari akan latar belakang sejarah serta pengaruh pembagian kelas masyarakat kala itu. Intisari dan hal-hal yang sesuai dengan keadaan zaman kita sekarang yang kita ambil untuk kita trapkan dalam kehidupan sehari-hari.   Maka disini akan kita coba bahas sekali lagi tentang Mozi dan Yang Zhu, kiranya ajaran dan pemikiran mereka berdua ini apa saja yang dapat kita simak dan warisi.

Memang bila kita mengikuti kisah sejarah, maka nasib dari Yang Zhu dan Mozi dapat menimbulkan iba bagi kita. Setelah wafatnya Kong Hu Cu, yang berpengaruh sangat besar adalah Yangzhu dan Mozi, ini bisa dilihat dari perkataan Mensius : Setelah Kong Hu Cu wafat dan sebelum mensius lahir). Yang dominan mempengaruhi kebudayaan kala itu adalah Mozi dan Yang Zhu. (杨朱   墨翟之言盈天下  天下之言不归杨   则归墨《孟子 藤文公下》Yang zu, mo di zhi yan ying tian xia, tian xia zhi yan bu gui yang, ze gui mo).   

Jadi pada saat itu kaum terpelajar terbelah menjadi dua golongan, pendukung Mozi (Moti) atau Yang Zhu. Tapi pada akhirnya kedua ajaran atau pemikiran kedua tokoh ini lenyap dimakan zaman. Setelah gerakan Kaisar Qin Shi Huang (秦始皇) membakar kitab-kitab dan membunuh kaum terpelajar, pemikiran Konfusianisme bangkit kembali, tapi pemikiran Motisme lenyap dari masyarakat tidak bangkit kembali. Lebih sedih lagi Yang Zhu dan semua buku-bukunya lenyap tidak ada yang tertinggal, bahkan pengalan-pengalan tulisannya juga tidak ada, seperti menguap dari dunia. Mungkin ini sangat mengherankan dua ajaran yang begitu populer, kenapa bisa lenyap demikian menyedihkan? Yang lebih membingunkan ialah kedua pandangan dan gagasan kedua tokoh ini justru saling berlawanan.

Moti dan dan para pengikutnya oleh Zhuangzi dilukiskan seperti “Kulit di betis dan perut kecil yang tiada bulunya lagi, yang berarti telah terkikis habis.” (腓无发  胫无毛《庄子  天下》fei wu fa, jing wu mao). 

Mengapa mereka itu terkikis habis? Karena hidupnya sangat sengsara, seperti diketahui Moti dan Para Pengikutnya setiap hari harus bekerja nyata untuk berproduksi, dan harus mengembara keseluruh daratan Tiongkok untuk membantu kaum papa dan orang-orang yang kesusahan, jadi setiap hari sepanjang tahun bergelut dengan keringat untuk bekerja, sehingga dengan sendirinya terlebur, bagaikan “bulu-bulu” yang terkikis.

Sedang Yang Zhu mengusulkan : Apabila untuk membahagiakan dunia dan harus mencabut sehelai bulu saya, itupun tidak diperkenankan.
(不以天下大利   易其胫一毛《韩非子  显学》bu yi tian xia da li, yi qi jing yi mao).   
Jadi “ Sehelai bulupun tidak boleh dikorbankan” ini benar-benar berlawanan dengan Moti, yang tanpa pamrih mengorbankan dirinya, sedang Yang Zhu sama sekali tidak mau dikorbankan, walau hanya sehelai bulunyapun. Keduanya berlawanan pandangannya dan mendapat sambutan yang baik oleh masyarakat kala itu, tapi akhirnya lenyap tanpa bekas. Apa kiranya penyebabnya? Hal ini disebabkan karena gagasan mereka berdua ini sangat mengena dan merasuk sangat dalam dengan keadaan masyarakat kala itu, sehingga mendapat sambutan luas oleh masyarakat. Tapi disamping itu juga menyebabkan gagasan mereka itu kurang bisa dipahami oleh masyarakat, karena mengadung arti yang terlalu dalam.

Lalu pengertian terlalu dalam itu terletak dimana? Cendikiawan Yi Zong Tian menyimpulkan karena : Gagasan Moti mengusulkan : Masyarakat yang sama rata dan berkeadilan (社会的公平与正义she hui de gong ping yu zun yan).   Sedang Gagasan Yang Zhu mengusulkan : Hak individu dan harga diri (个人的权利与尊严ge ren de quan li yu zun yan).   

Jadi Moti mengusulkan: Tak sehelai bulupun tersisa karena habis dibagikan.(一毛不留yi mao bu liu).    Sedang Yang Zhu mengusulkan : Sehelai bulupun tidak boleh dikorbankan (一毛不拔yi mao bu ba).    Moti bersemangat tanpa pamrih untuk berkorban demi masyarakat dan Yang Zhu bersemangat demi hak rakyat, sehingga sehelai bulupun tidak boleh dikorbankan. Gagasan kedua tokoh ini walaupun begitu “baik” dan mendalam, tapi tidak bisa diresapi dan dipahami oleh masyarakat kala itu, namun letak kedalaman itu berada dimana?

Seperti diketahui bahwa Moti adalah seorang Pemikir Agung setelah Kong Hu Cu, bahkan antara Moti dan Kong Hu Cu ada beberapa point pandangannya sama, keduanya menilai bahwa masyarakat kala itu ada masalah. Tapi cara dan resep yang diusulkan oleh kedua tokoh ini untuk mengatasi masalah masyarakat kala itu berbeda, seperti yang telah kita kemukakan didepan bahwa Kong Hu Cu mengusulkan ‘Cinta Benevolenve’(仁爱ren ai) dan Mozi mengusulkan ‘Cinta Universal’(兼爱jian ai).

Mengapa Moti bisa mengusulkan resep yang berbeda dengan Kong Hu Cu? Karena Kedua tokoh ini dalam meng-diagnose kekacauan masyarakat kala itu berbeda. Kong Hu Cu menilai bahwa kekacauan masyarakat kala itu dikarenakan ‘Hancurnya Tatakrama a la Zhou’ atau ‘Aturan Hancur Berantakan’(礼坏乐崩li huai yue beng). Tidak ada lagi tata krama tentang siapa senior dan yunior. Sedang Moti menilai bahwa masyarakat kala itu adalah ‘Yang kuat memakan yang lemah’ pembagian tidak adil.  Jadi penilaian atas kekacauan masyarakat oleh kedua tokoh berbeda.

Moti memiliki dasar prinsip pandangan yang menganggap bahwa manusia adalah mahluk bekerja, dia mengatakan bahwa manusia dan binatang berbeda, binatang boleh tidak bekerja, bulu binatang merupakan bajunya, kuku dan kelapak kaki binatang adalah sepatunya, rumput, air, serangga dan burung-burung di alam ini adalah pakannya atau makanannya, mereka tidak perlu bekerja, yang jantan tidak perlu untuk menanam, yang betina tidak perlu menenun kain, mereka tetap akan hidup, tapi manusia tidak bisa demikian.

Manusia harus bekerja berproduksi, lelaki harus bercocok tanam, wanita harus menenun kain untuk membuat pakaian. Maka manusia adalah mahluk bekerja, manusia hanya bekerja baru bisa mendapatkan makanan, tanpa bekerja akan kelaparan tidak mendapatkan makanan. Sehubungan dengan prinsip ini Moti beranggapan yang bekerja akan mendapatkan sandang pangan, sedang yang tidak bekerja tidak akan mendapatkannya. Yang banyak bekerja dan lebih rajin maka akan mendapatkan lebih banyak, dan sebaliknya yang sedikit bekerja akan mendapat sedikit juga. Dan ini yang dikatakan ‘Berkeadilan’.

Sedang keadaan kala itu justru yang tidak bekerja yang mendapatkan lebih banyak, yang bekerja mendapatkan lebih sedikit. Kaum pekerja makan tidak kenyang, tidak memiliki baju yang layak dan hangat, ini benar-benar tidak adil, lebih-lebih lagi yang kuat memeras dan menguasai yang lemah, yang besar mengganggu yang yang kecil, yang kuat mengganggu yang lemah, yang kaya mengganggu yang miskin, yang ada di posisi atas mengganggu yang di posisi bawah, yang pandai mengganggu yang kurang pandai. Yang lebih gawat lagi Negara Bagian atau Zhu Hou Guo诸侯国 yang kuat meng-hegemoni dan me-aneksasi Negara Bagian atau Zhu Hou Guo诸侯国yang kecil dan lebih lemah, merampok kekayaannya, dan membunuh rakyatnya.

Setelah berhasil maka dibuat ‘Prasasti’ untuk mengenang peristiwa tersebut agar tercatat dalam sejarah. Dan Prasasti ini dipersembahkan kepada para leluhurnya dan keturunannya, untuk diumumkan kepada dunia, bahwa siapapun tidak ada yang yang bisa melawannya, akulah si perampok besar, pahlawan besar, penegak keadilan. Tapi apakah rakyat  jelata bisa berbuat demikian, dengan pergi ketetangga untuk merampok kekayaannya, sandang pangan, ternaknya, dan membubnuh keluarganya, kemudian membuat prasasti mencatat peristiwa ini dan mengumumkan bahwa dia adalah yang terkuat dan sebagai “pahlawan” kepada leluhur dan keturunannya? Rakyat jelata jelas tidak boleh berbuat demikian.

Timbul pertanyaan seorang merampok tetangganya dan suatu negara merampok negara tetangganya dengan prinsip apa bahwa itu ada perbedaan? Jelas prinsipnya tidak ada perbedaan. Jika demikian kenapa rakyat jelata tidak boleh berbuat demikian, sedang Penguasa dibolehkan? Kenapa jika kaum penguasa melakukan hal demikian dikatakan “Pahlawan”, sedang jika rakyat yang melakukannya itu adalah melanggar hukum, dan harus dihukum? Apakah ini memang suatu keadilan dunia? Moti bertanya.

Maka Moti mengatakan bahwa dunia ini sudah tidak ada keadilan dan kebenaran. Maka Moti dalam menguntuk dan mengeritik keadaan masyarakat kala itu sungguh sangat tajam. Untuk mengatasi masalah ini Moti mengusulkan suatu masyarakat yang berkeadilan.

Tapi apa yang dimaksud dengan masyarakat yang berkeadilan bagi Moti, yaitu ada empat persyaratan : 
-   Setiap oang harus bekerja, yang tidak bekerja tidak dapat makan, (自食其力zi shi qi li)
-   Bekerja sesuai dengan kebisaan dan kemampuannya (各尽所能ge jin suo neng/ 各从事其所能ge zong shi qi suo neng).
-   Asalkan berkemampuan harus patut dipekerjakan (机会均等ji hui jun deng).
-   Saling cinta mencintai dan saling memberi (互利互爱hu li hu ai).

Setiap orang harus bekerja, yang tidak bekerja tidak dapat makan, (自食其力zi shi qi li) . Tidak boleh menjadi kaya tanpa bekerja, karena hal ini tidak beralasannya. Jika karena rajin dan menjadi kaya itu baru yang benar. Yang diusulkan oleh Moti tidak hanya bekerja secara pisik,  tapi juga termasuk bekerja dengan otak. Bahkan menurut Moti antar manusia harus ada pembagian kerja. Yang di-istilahkan oleh dia pembagian kerja menurut jenis pekerjaan (分事fen shi). Misalnya kaum lelaki bekerja disawah landang, wanita menenun kain, Shi kerjanya memupuk ilmu, untuk jadi abdi negara, menulis, mengajar dan lain sebagainya. Junzi君子/orang bijak berpolitik, ini semua adalah pembagian tugas dan kerja, kegiatan ini dikategorikan sebagai bekerja.   

Bekerja sesuai dengan kebisaan dan kemampuannya (各尽所能ge jin suo neng/ 各从事其所能ge zong shi qi suo neng).  Asalkan berkemampuan harus patut dipekerjakan (机会均等ji hui jun deng), yang tidak berkemampuan harus turun. Dia mengatakan yang berkemampuan harus diangkat dan dipilih, yang tidak mampu harus mundur. (有能则举之   无能则下之《墨子  节用中》you neng ze ju zhi, wu eng ze xia zhi).  

Faktor keturunan tidak boleh menjadi patokan, hubungan keluarga tidak menjadi acuan, demikian juga hubungan kekerabatan dari pemimpin tidak boleh menjadi pertimbangan. Satu-satunya yang menjadi pertimbangan adalah ‘Kemampuan’. Semua pejabat dijenjang jabatan pemerintahan negara harus bisa dinaikkan dan diturunkan, seperti jabatan pemerintahan zaman sekarang memang sudah demikian, sebenarnya Moti 2500 tahun yang lalu sudah mengusulkan hal demikian.

Target yang yang hendak dicapai adalah : Tidak boleh karena sudah sekali menjadi pejabat lalu akan seterusnya menjadi pejabat, jika tidak mampu harus turun. Tidak juga bukan karena dari orang bawahan lalu tidak bisa diangkat menjadi pejabat, asal dia berkemampuan harus diangkat. (官无常贵   民无终贱guan wu chang gui, min wu zhong jian).   

Saling cinta mencintai dan saling memberi (互利互爱hu li hu ai). Saya mecintai semua orang, semua orang juga mencintai saya, saya membantu kalian dan kalian juga membantu saya.     

Ini adalah yang dimaksud oleh Moti masyarakat yang berkeadilan. Maka masyarakat yang diusulkan adalah :
-   Sama rata/setara ( 平等 ping deng )
-   Saling menguntungkan ( 互利hu li )
-   Cintai mencintai ( 博爱bao ai)

Gagasan Mozi ini sebenarnya sangat baik seperti “ Sosialisme” zaman sekarang. Sedang pribadi Moti adalah sangat baik dan orangnya konsekuen, selalu berbuat baik untuk orang lain. Timbullah pertanyaan kenapa Gagasan yang begitu bagus, pribadi yang begitu baik, mengapa masyarakat Tiongkok kala itu tidak bisa menerimanya? Bahkan pada akhirnya lenyap dari peredaran, setelah zaman ‘Peperangan Negara-negara’ buku Moti tidak ada yang yang membacanya.

Penyebab langsung ada dua :
-   Kaum Penguasa tidak menyetujui
-   Rakyat jelata juga tidak bisa menerimanya.

Kaum penguasa tidak menyetujui karena usulan Moti adalah Shang Xian (尚贤) yang berarti sorang pemimpin harus yang paling berani dan cakap. Jadi menurut usulan Moti, orang yang paling unggul menjadi Tianzi天子 atau Raja, yang sedikit kurang unggul menjadi Zhuhou诸侯 atau penguasa daerah, yang lebih kurang unggul dari Zhuhou menjadi Dafu大夫, demikian seterusnya sebagai Kepala Desa, Kepala Kampung .... Sedang kala itu Raja dan Pemimpin atau Penguasa adalah berdasarkan azas keturunan.

Menurut Moti bagaimana bisa menjamin bahwa keturunan dari seorang pemimpin yang unggul bahwa juga pasti unggul. Tapi apakah kaum penguasa ini sudi untuk turun jika tidak berkemampuan? Jelas tidak. Sebaliknya mengapa rakyat jelata tidak sudi? Seharus mereka bisa menerima, tapi mengapa menolaknya? Karena cara kerja seperti Moti ini benar-benar sangat melelahkan dan sengsara. Menurut Usulan Moti bahwa manusia adalah mahluk bekerja, jadi yang dinamakan bukan bekerja semuanya adalah salah. Sepanjang hari harus bekerja, tidak ada selingan ber-senang-senang, hiburan untuk releks atau berhela-hela. Waktu senggang harus diisi dengan bekerja sesuatu untuk menghasilkan sesuatu.

Ada seorang murid senior Moti yang bernama Qinguli (禽骨离) telah ikut Moti selama tiga tahun, kaki tangannya telah kapalan, muka terjemur menjadi hitam, selama itu tidak berani menanyakan suatu apapun kepada gurunya, sehingga Moti sendiri melihatnya juga tidak tegah, lalu mengundang dia untuk makan. 
Moti bertanya: “Qinguli, kamu telah ikut saya selama 3 tahun, dan bekerja demikian kerasnya, sebenarnya kamu ini ingin belajar apa dari saya?”    
Qinguli langsung menyembah dan menangis tersedu-sedu dihadapan gurunya sambil menjawab: “Benar guru, saya telah ikut guru selama 3 tahun, tapi tidak berani bertanya kepada guru. Saya ingin belajar dari guru bagaimana untuk mempertahankan beteng kota.”     Coba bayangkan setelah 3 tahun baru berani bertanya kepada gurunya. Apakah dengan keadaan demikian rakyat jelata bisa sanggup bertahan demikian sengsaranya? Jelas kebanyakan akan tidak bersedia sengsara demikian.

Maka Gagasan Moti ada empat kefatalan :
-   Mengingkari kodrat alam ( 违背常理wei bei chang li)
-   Tidak ada dasar sejarah dan dasar kemanusiaannya (没有依据mai you yi ju ).
-   Penyebab Timbulnya Totaliter (导致独裁dao zhi du cai )
-   Suatu Organisasi Yang Menakutkan (恐怖组织kong bu zu zhi)

Mengingkari kodrat alam ( 违背常理wei bei chang li), bisa dibaca dalam buku Zhuangzi 《庄子 天下篇Tianxiapian yang menguntuk Moti mengingkari kebiasaan alam manusia. Yaitu melawan keinginan normal dari sifat manusia. Memang rakyat itu menginginkan keadilan, sama rata, tapi bukan menginginkan kesengasaraan. Sedang Moti merasa bahwa gagasannya adalah sangat adil dan sudah sama rata dan adil, semua harus sama-sama susah untuk bekerja keras.
Zhuangzi mengatakan : Moti mengingkari kodrat kebiasaan manusia, tidak ada yang sanggup menjalaninya. Walaupun Moti sendiri memang tahan untuk berbuat demikian, tapi tidak bisa memaksa orang juga bisa sanggup berbuat seperti dia. (墨子反天下之心   天下不堪《庄子 天下》mozi fan tian xia zhi xin, tian xia bu kan.  墨子独能任  奈天下何《庄子 天下》mozi du engan ren, nai tian xia he).

Ajaran Moti tidak memiliki latar belakang sejarah, merupakan suatu gagasan baru dalam sejarah saat itu,  belum pernah ada yang mengusulkan atau melaksanakannya, tidak memiliki dasar sifat insani. 

Lain dari ajaran Kong Hu Cu, gagasannya memiliki latar belakang sejarah, ketika itu sistim Feodalisme, Patriakhlisme, dan Tatakrama ala Zhou atau Li Yue merupakan dasar sejarah dari ajaran Kong Hu Cu. Satu keluarga dan kerabat saling cinta mencintai adalah dasar dari sifat insani. Jadi ajaran Kong Hu Cu masih mempunyai peluang untuk bisa dilaksanakan. Sedang ajaran Moti yang tidak mempunyai dasar sejarah ini, jelas tidak bisa dilaksanakan.   Misalnya usulan Moti yang menghendaki Tianzi/Raja adalah orang yang paling unggul, selanjutnya yang  kurang unggul menjadi Zhuhou, Kepala Desa, Kepala Kampung, tapi bagaimana cara memililihnya dan mendapatkannya? Kala itu tidak ada jalan untuk ini, belum ada pemilu. Jadi karena itu tidak mungkin bisa dilaksanakannya.

Penyebab Timbulnya Totaliter ( 导致独裁dao zhi du cai ), Moti coba merancang suatu masyarakat yang kekuasaan berpusat dipucuk pimpinan Penguasa Tertinggi atau Totaliter dan Kekuasaan pada Dewa (Tuhan)/ rule by devine right. Karena Moti menghendaki semua orang menurut atau patuh kepada atasannya atau disebut dengan Shang Tong (尚同), dimana rakyat kampung harus menurut dan patuh dengan apa yang dikatakan Kepala Kampung; jika antar kepala kampung ada perbedaan pendapat harus menurut keputusan Kepala Desa; jika antar Kepala Desa terdapat perbedaan pendapat harus menurut usulan Dafu大夫, demikian juga jika antar Dafu ada perbedaan pendapat tidak ada kesepakatan, maka harus mendengarkan usulan dan keputusan Zhuhou诸侯, dan para Zhuhou berbeda pendapat harus ikut keputusan Tianzi天子 atau Raja di Raja. Jika Raja di Raja membuat keputusan setiap orang tidak boleh tidak menurut.

Moti mengatakan : Orang rumah  tidak tahu, orang-orang desa tidak tahu, tapi Tianzi pasti tahu.  (室人未遍知  乡里未遍闻《墨子 尚同中》shi ren wei bian zhi, xiang li wei bian wen).    Jadi Tianzi atau Raja langsung memberi perintah untuk memberi hukuman atau hadiah kepada seseorang. Jadi hal yang tidak diketahui oleh orang biasa justru sudah diketahui oleh Raja.   Tianzi atau Raja benar-benar adalah sakti, yang rakyat tidak tahu justru dia sudah tahu. (天子之视听也神《墨子 尚同中》tian zi zhi shi ting ye shen).    

Kita akan menanya dari mana dia tahu? Itu karena Tian () atau langit mengetahuinya. Ini menunjukkan bahwa rakyat ini dikuasai oleh Dewa/dewi atau Tian ( 神权统治shen xian tong zhi). Namun sebenarnya bahwa Moti sendiri juga menyadari bahwa ini adalah hal yang tidak masuk akal. Maka Moti mengatakan bahwa Tianzi itu juga bukan Dewa, dia itu juga manusia biasa, tapi kenapa bisa serba tahu? Karena ada orang yang memberitahunya. Lalu siapakah yang memberi tahu? Siapa yang melapor sehingga Tianzi bisa serba mengetahui semuanya? Tidak lain adalah informan. Siapa yang menjadi informan? Yaitu orang biasa, jadi semua orang berpotensi dijadikan informan.

Disini bisa dilihat bahwa negara diperintah dengan informan atau polisi rahasia, dapat kita bayangkan bagaimana jadinya. Benar-benar suatu suversib dan teror, dimana negara dikuasai oleh polisi rahasia atau spy.  Maka ada pemeo yang mengatakan bahwa jika ada yang mencoba mendirikan surga dunia, maka pasti yang tercipta adalah neraka dunia.

Suatu Oraganisasi Yang Menakutan (恐怖组织kong bu zu zhi), Motisme lain dari Konfusianisme dan Daosime maupun Legalisme, dia adalah suatu organisasi dengan disiplin militer. Semua anggotanya dipersenjatai dan ahli silat atau pendekar. Dalam organisasi ini dipimpin oleh seorang pemimpin yang dinamai Juzi (巨子). Juzi ini mempunyai hak atas hidup matinya anak buahnya serta mempunyai hak mutlak untuk memerintah dan harus dilaksanakan. Semua perintah adalah instruksi mati, tidak ada tawar menawar,  semua anak buahnya harus melaksanakannya.  

Yang disebut : Jika sudah diperintahkan maju, lautan apipun harus diterjang, sungai dan lautan harus disebarangi, lantai pisau dan api harus dilewati, tanpa perduli apa akan hidup atau mati. (赴火蹈刀  死不旋踵《淮南子  泰族训》 fu huo dao dao, si bu xuan zhong).    Maka organisasi ini seperti organisasi teroris, apa yang diperintahkan oleh atasan harus dilaksanakan tanpa boleh tawar menawar. Untuk diperintahkan menjadi ‘BOM Bunuh Diripun’ harus dilaksanakan tidak boleh menolak, menolak berarti mati.

Bahkan seorang kepala atau pimpinan kelompok berhak untuk menghukum mati anak buahnya, jika membangkang perintah. Ada kisah salah satu penerus Moti saat dia baru meninggal, yang bernama Fudun 腹惇, dia hidup di negara Qin. Anak Fudun membunuh seseorang, tertangkap oleh Raja Qin Hui Wang秦惠王(yaitu Raja yang mehukum mati Shangyang 商鞅).    
Raja Qin Hui Wang menemui Fudun dan berkata : “Tuan Fu, Saya telah menangkap putra tuan, tapi karena dia itu hanya putra tunggal tuan, maka saya ampuni dia, tidak menghukum mati dia.”   
Fudun menjawab : “ Terima kasih YM, memang YM telah mengampuni putra hamba, tapi membunuh orang harus dihukum mati. Walaupun YM telah mengapuni putra tunggal saya, tapi menurut disiplin organisasi hamba, yang salah harus dihukum setimpal, maka setelah dia diserahkan kepada hamba, hamba siap untuk menghukum mati dia, walaupun keturunan hamba akan putus habis.”. 
Benar saja setelah putra tunggalnya diserahkan, Fudun menghukum mati putranya. Saat itu Fudun mendapat pujian luas dikalangan masyarakat kala itu. Tapi perbuatan ini patut kita kutuk dan kritik. Karena dia menjadi hakim sendiri. Seharusnya lebih baik dia minta putranya bunuh diri atau diserahkan kepada yang berwajib untuk menentukan hukumannya.

Jika suatu organisasi swasta dapat melakukan hukuman terhadap anggotanya, apa yang akan terjadi? Yaitu Kesewenang-wenangan. Karena siapa yang akan mengontrol? Apakah organisasi dengan sistim otoriter ini bisa dijamin bahwa kemudian hari tidak akan bobrok? Bagaimana bisa menjamin bahwa pimpinannya adalah seorang yang benar dan tulus? Jelas tidak akan bisa. Hanya kebetulan sekali Moti adalah seorang yang tulus, berakhlak dan berdisiplin tinggi. Bahkan Moti mempunyai aturan disiplin yang ketat bahwa dia tidak akan membunuh orang yang tidak bersalah dan tidak berdosa. Jika tidak, sulit bagi kita untuk membayangkan bagaimana kiranya akhir dari organisasi ini.

Maka jika dikatakan bahwa gagasan dia adalah “Sosialisme”, itu adalah sosialisme yang totaliter, sosialisme yang abstrak, dan kemiskinan. Gagasan Moti bukanlah juga khayalan atau fantasi dan bukan monarki absulut (Absolute monarchy). Bukan juga Sosialisme yang sebenarnya seperti sekarang. Dengan lain kata Motisme bukannya Sosialisme. Jadi gagasan Moti walaupun terlihat sangat bagus, tapi memiliki tiga kefatalan yaitu, mengingkari kodrat alam ( 违背常理wei bei chang li) ; tidak ada dasar sejarah dan dasar kemanusiaannya 没有依据( mai you yi ju );  penyebab lahirnya penguasa Totaliter (导致独裁dao zhi du cai ).

Maka gagasan Moti tidak bisa terlaksana. Tapi bagaimana dengan Gagasan Yang Zhu扬朱 yang berlawanan dengan Moti, seharusnya mesti bisa terlaksana. Tapi kenyataannya Gagasan Yang Zhu lebih tragis nasibnya, tidak hanya kisah pribadinya lenyap bahkan ‘Ajarannya’ juga hanya tertinggal penggalan-penggalannya saja. Lalu mengapa Yang Zhu扬朱 bisa bernasib demikian?

Di Jilid II dan III telah kita bahas tentang Yang Zhu dan Moti, kedua tokoh tersebut menunjukkan bahwa pemikirannya benar-benar berlawanan. Moti tanpa pamrih mengabdi kepada orang, dan Yang Zhu sedikitpun tidak mau berkorban untuk orang lain, walaupun untuk sehalai rambutnyapun. Jadi secara umum penilaian terhadap Moti seharusnya lebih tinggi daripada Yang Zhu.  

Tapi kenyataannya usulan Yang Zhu telah di-salah interprestasikan, dan bahkan telah di-ibliskan. Memang benar bahwa dia memang mengusulkan “sehelai bulupun tidak boleh dikorbankan”(一毛不拔yi mao bu ba), tapi yang dia tekankan berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali. Bukan para penguasa saja yang tidak boleh dikorbankan, juga rakyat jelata juga tidak boleh dikorban, walaupun untuk sehelai rambutnyapun. Memang Yang Zhu tidak mau berkorban untuk orang lain, tapi juga tidak mau mengorbankan orang lain. Walaupun sikapnya yang tidak mau berkorban sedikitpun untuk orang lain adalah tidak baik, tapi dia dengan tegas tidak mau mengorbankan orang lain.   
Yang Zhu mengatakan : “menyerang orang lain adalah salah, bahkan menyerang binatang kecil dan merusak alam juga salah.”   (智之所贵  存我为贵  力之所贱  侵物为贱《列子  扬朱》zhi zhi suo gui, cun wo wei gui, li zhi suo jian, qin wu wei jian).

 Jadi menurut Yangzhu tidak boleh merusak atau mengorbankan orang lain, binatang kecil dan alam semesta. Pendek kata Yang Zhu menentang semua bentuk hegemoni dan penyerangan, karena dia menganggap semua ini adalah salah. Jadi agar supaya semua orang atau insan tidak dikorbankan dan diserang hak dan kehormatannya, maka Yang Zhu mengusulkan semua orang tidak boleh dikorbankan walau hanya sehelai bulunyapun. Inilah pemikiran Yang Zhu yang sebenarnya.  

 Bahkan Yang Zhu ada menekankan bahwa jika kita menganggap bahwa jiwa dan raga kita ini adalah milik kita, itu sesungguhnya salah. Menurutnya jiwa dan raga kita bukan milik kita, tapi milik alam semesta melalui ibu bapak kita yang mewujudkan. Jadi kita tidak boleh bertindak semaunya terhadap diri kita sendiri. Kita dilahirkan oleh Ibu Bapak kita merupakan hukum alam. Jadi kita tidak boleh hanya memilikinya sendiri.

Menurut Yang Zhu: “Memaksa untuk menguasai diri kita adalah hegemoni, ini tidak diperkenankan. (横私天下之身    横私天下之物《列子  扬朱》heng si tian xia zhi shen, heng si tian xia zhi wu (= liar).  Menurut Yang Zhu seharusnya  “Raga dan harta benda kita harus dikembalikan kepada alam.”  ( 公天下之身   公天下之物《列子 扬朱》gong tian xia zhi shen, gong tian xia zhi wu).  Jadi alam adalah bagaikan Tuan dan majikan kita. Memang banyak orang tidak bisa membayangkan seorang Yang Zhu yang mengusulkan ‘sehelai bulupun tidak boleh dikorbankan’, tapi mengusulkan bahwa Tuan kita adalah alam semesta.( 天下为公tian xia wei gong). Menurut cendikiawan, ini barulah yang dimaksud dengan kata-kata Yang Zhu yang sebenarnya. Bahkan usulan Yang Zhu lebih tuntas dari usulan Moti dalam hal ini. Moti hanya mengusulkan antar manusia tidak boleh saling menguasai dan menyerang, tapi usulan Yang Zhu termasuk tidak menyerang dan menguasai alam, juga termasuk binatang kecil didalamnya. Jadi Yang Zhu dalam hal ini lebih tuntas.

Mungkin ada orang akan heran bagaimana usulan yang bersifat egois ekstrim ini, tapi juga merasa semua adalah milik alam. Bagaimana menyatukan kedua pandangan yang jelas terlihat seperti berlawanan ini? Inilah mengapa ‘Ajaran Yang Zhu’ akhirnya hilang dari peredaran...... Tapi apakah ketika zaman itu Yang Zhu telah mengemukakan cara dan argumentasinya, bagaimana menyatukan pandangan yang berlawanan ini, hingga kini para sejarahwan dan cendikiawan masih belum tahu, karena tidak mendapatkan bukti peninggalannya. Sedang peninggalan dari kata-kata Yangzhu ini didapatkan dari buku Liezi (列子), dan buku ini oleh kalangan cendikiawan dianggap masih tidak otentik (伪书wei shu).    Jadi apa yang telah diuraikan diatas ini, apakah memang asli pandangan dari Yang Zhu, tidak bisa dipastikan. Namun walaupun demikian pandangan ini merupakan warisan berharga yang patut kita warisi dengan pikiran yang bijaksana menurut logika kita sekarang. Karena pandangan ini mengadung suatu arti yang sangat mendalam, yaitu : Untuk men-realisasikan semua benda yang ada didunia dan alam semesta ini adalah milik kita bersama, tidak boleh mengorbankan kepentingan setiap insani secara individu sekalipun dan sekecil apapun.

Pada masa kini ketika kita akan membangun suatu masyarakat yang ‘rule of law’, harus menanamkan satu pandangan yang melindungi setiap hak dan kekayaan individu rakyat jelata. Tanpa ada hak, dan pelindungan harta individu, tanpa ada kebahagiaan individu, maka tidak akan ada ‘Kebahagiaan Orang Dunia’. Jadi jika ada yang mengatakan untuk kebahagiaan dunia kamu harus berkorban, maka pandangan ini jangan diterima. Tapi kadang juga ada kekecualian jika ada seorang yang dengan suka rela ingin menyumbangkan sesuatu dengan mengorbankan kepentingan dirinya, maka ini harus kita puji dan junjung tinggi. Misalnya Moti dengan melopori bekerja keras dan hidup sengsara setiap hari untuk kepentingan kaum papa dan rakyat jelata, maka ini benar-benar harus dihormati dan dijunjung setinggi-tingginya. Sebagai seorang Pemikir Besar, Keperibadian Moti patut kita hormati sangat tinggi.

Kaum Motis sebenarnya tidak menakutkan, hanya usulannya yang menakutkan. Kepribadiannya memang sangat baik, hanya saja suatu gagasan baiknya boleh diusulkan kepada orang lain, tapi tidak boleh dipaksakan kepada orang lain untuk menurutinya atau melaksanakannya. Begitu memaksa maka telah mengingkari prinsip dasar bahwa kita adalah milik alam semesta dan alam sebagai Tuan kita. Hal ini bisa kita menilik pada pandangan filosopfer Barat pada abad ke-19 di Eropa yang mengatakan bahwa:...... dimana, setiap perkembangan bebas individu merupakan syarat perkembangan bebas bagi semua orang .......  Maka dengan jelas dapat dilihat bahwa hak atas harta dan kebahagiaan setiap individu. Jadi dalam Masyarakat sosialisme dengan jelas tidak akan mengorbankan kepentingan dan kebahagiaan setiap individu. Bahkan harus menjamin hak, kehormatan, harga diri, kebahagiaan setiap orang. Jika kita bandingkan dengan pandangan Yang Zhu, maka kita akan mendapatkan suatu kesimpulan dan pengertian yang lain dan baru untuk  Yang Zhu. 

Yang Zhu扬朱 merupakan tokoh pertama dalam Daosime (道家daojia), tokoh berikutnya adalah Laozi老子 dan Zhuangzi庄子.

Kemudian Laozi dan Zhuangzi kiranya telah meninggalkan warisan apa saja? Marilah kita bahas dalam tulisan yang berikut ini.........


Daftar  Perpustakaan
-       先秦诸子百家争鸣易中天 CCTV
-       经典阅读文库 ---- 论语       李薇/主编
-       经典阅读文库 ---- 道德经       李薇/主编
-       中国古典名著精品 ---- 菜根谭      洪应明  
-       Internet : http://friesian.com/confuci.htm  : Confucius
-       孔子  -----   維基百科,自由的百科全書 Internet
-       网址:http://www.popyard.org
-       中国人生叢书    -----   墨子的人生哲学        杨帆/主编    陈伟/
-       Internet : http://baike.baidu.com
-       The Sayings of Mensius / 英译孟子      史俊赵校编
-       南华经    庄子   周苏平    高彦平   注译    安徽人民出版社
-       庄子   逍遥的自由人     林川耀 译编  出版者 :常春树书坊
-       http://www.sxgov.cn/bwzt/wmsxx2/lf/447465_1.shtml   春秋五霸之---晋文公
-       “When China Rules The World -  The rise of middle kingdom and the end of the western world”  by Martin Jacques ALLEN LANE an imprint of Penguin Book, First Published 2009

No comments:

Post a Comment