Friday 1 July 2016

Kong Hu Cu – Kongfusianisme – Pendukung dan Pengeritik Pada Zaman Pra-Dinasti Qin 551 – 221 SM
Jilid V
( 1 )


Dampak Kongfusianisme, Motisme, Daosime dan Legalisme Terhadap Kebudayaan Tionghoa

Dalam Jilid I , II , III, IV  kita telah membahas tentang Sosok Seorang  Kong Hu Cu. Polemik Antara Konfusianisme dan Motisme; Polemik Antara Kongfusianisme dan Daoisme; Polemik Antara Konfusianisme dan Legalisme pada Zaman ‘Peperangan Musim Semi dan Musim Gugur’ dan ‘Peperangan Negara-negara’. 

Pada kurun waktu tahun 500 SM  dan 200SM, masa ini merupakan zaman ke-emasan bagi lahirnya para pemikir-pemikir Tiongkok yang sangat berpengaruh terhadap kebudayaan dan kebiasaan-biasaan orang Tionghoa hingga masa kini. Yang menjadi petanyaan mengapa pada kala itu bisa lahir begitu banyak pemikir besar yang cemerlang dan agung?

Untuk membahas ini kiranya perlu memulai dari Kong Hu Cu, yang merupakan Pemikir Besar Pertama pada kala itu. Kong Hu Cu dapat dikatakan sebagai pelopor dari Pemikir pada kala itu, dimana dengan adanya gagasan Kong Hu Cu, maka timbul pemikir-pemikir lain yang dapat dikatakan untuk memberi reaksi atau menandingi atas gagasan beliau.

Seperti kita ketahui bahwa Kong Hu Cu merupakan salah satu Pemikir Terbesar di Tiongkok. Gagasannya hingga kini masih berpengaruh terhadap kebudayaan dan kebiasaan-biasaan orang Tionghoa. Namun ketika Kong Hu Cu masih hidup gagasannya tidak ada yang mau dengar dan menerimanya, saat pengembaraannya dalam memperkenalkan gagasannya ke Negara-negara di Tiongkok selalu mengalami jalan buntu. Maka kita mungkin akan bertanya kenapa hal ini bisa terjadi? Apakah benar bahwa Kong Hu Cu dan Pemikirannya memang begitu agung? Jika memang agung mengapa saat beliau masih hidup selalu mengalami jalan buntu dan tidak ada yang mau menerimanya? Menurut para cendikiawan hal ini terlihat bahwa Kong Hu Cu sendiri juga sudah memikirkan mengapa hal penolakan dan ke-acuhan ini bisa terjadi . Hal ini juga pernah didiskusi dengan para muridnya untuk membahas bersama masalah tersebut.

Diskusi ini terjadi pada saat rombongan mereka terjepit di antara perbatasan Negara Cheng () dan Cai () seperti yang telah kita ceritakan di Jilid I. Yaitu ketika rombongan mereka akan pergi dari Negara Wei ()  ke Negara Chu (). Ketika itu Raja Chu Zhao Wang (楚昭王) sedianya juga meminta Kong Hu Cu untuk bekerja kepadanya, saat di tengah perjalanan dikepung oleh tentara dari Negara Chen () hingga beberapa hari. Sehingga mereka kehabisan rangsum dan semua kelaparan, semua rombongan kelaparan hingga tidak kuat jalan lagi, bahkan berdiripun tidak kuat.

Dalam buku sejarah tulisan Shima Qian (司马迁) tentang Kong Hu Cu 《史记 孔子世家》ada dicatat tentang peristiwa ini sebagai berikut: Zilu子路menunjukan muka kemarahan, Zigong子贡juga tidak tahan untuk tidak marah-marah. Kong Hu Cu juga bisa menyadari bahwa muridnya pada gelisah dan uring-uringan, keadaan ini akan bisa menimbul keributan diantara murid-muridnya.  
(子路愠见  子贡色作  孔子知弟子  有愠心《史记 孔子世家》zi lu yun jian, zi gong se zhuo, kong zi zhi di zi, you yun xin).  

Maka beliau mengajak semua muridnya untuk berdiskusi dan berbincang-bincang, tapi perbincangan ini tidak melibatkan semua murid, melainkan dengan pentolan-pentolan muridnya saja. Yang diajak berbincang adalah Zilu子路, Zigong子贡, Yuanhui颜回.

Pertama Zilu menghadap Kong Hu Cu, dan Kong Hu Cu bertanya : “Kita ini bukan badak juga bukan macan, menelusuri hutan-hutan belantara dengan tergesah-gesah, mengapa? Apakah gagasan kita yang kita usulkan ini memang salah? Mengapa kita ini bisa menjadi demikian ?”
(匪兕匪虎  率彼旷野  吾道非邪  吾何为于此《史记 孔子世家》 fei si fei fu, shuai bi kuang ye, wu dao fei xie, wu he wei yu ci). (=badak).  

Dari pertanyaan ini terlihat bahwa Kong Hu Cu sepertinya ingin coba merenungkan mengapa  bisa terjadi hingga demikian.
Zilu bertanya kepada Kong Hu Cu : “Guru, apakah bukan karena kita ini kurang ber-‘Cinta Benevolance’ ? Maka orang-orang tidak mau percaya kepada kita, atau mungkin dikarenakan kita ini kurang pandai, sehingga orang-orang tidak mau menerima dan melaksanakan gagasan-gagasan kita?”  (意者吾未邪  人之不我信也  意者吾未知邪  人之不我行也《史记 孔子世家》  Yi zhe wu wei ren xie, ren zhi bu wo xin ye, yi zhe wu wei zhi xie, ren zhi bu wo xin ye).  

Kong Hu Cu menjawab : “ Mamangnya ada yang mengatakan demikian?” (有是哉you shi zai).
Selanjutnya beliau mengatakan:  “Bigan(比干) pernah suatu ketika mengusulkan sesuatu, tapi justru dibunuh oleh Raja Yinzhou (殷纣), Baiyi (伯夷) dan Shuqi (叔齐) juga bernasib sama. Saat Zhou Wu Wang (周武王) menyerang Zhou (), mereka menyarankan agar Raja jangan menggunakan Pejabat mereka untuk membunuh atasan atau penguasanya, agar jangan melanggar tatakrama yang ada, itu bisa mengacaukan. Dia mengatakan jika ini dilakukan, mati kelaparanpun dia tidak akan memakan beras orang Zhou, maka benar saja dia naik ke gunung dan mati kelaparan karena sarannya tidak diterima. 
(Bigan比干pangeran Raja Yin Zhou(殷纣),  Baiyi(伯夷) dan Shuqi (叔齐) adalah pejabat dari Raja Yin Zhou殷纣).   

Dalam konteks ini Kong Hu Cu mengatakan bahwa jika prasyarat suatu kebajikan mengharuskan orang lain harus mempercayai dia dulu, lalu Baiyi dan Shuqi harus dianggap apa? Jika prasyarat kepandaian dimana mengharuskan orang lain mau melaksanakan kepadaiannya, maka pangeran Bigan harus dianggap apa? Dengan kata lain kebajikan dan kepandaian tidak perlu harus dipercayai semua orang dulu, barulah akan dilaksanakan oleh semua orang.  Dan Kong Hu Cu justru tidak setuju dan tidak puas dengan pendapat Zilu untuk hal ini. 
(譬使仁者而必信  安有伯夷   叔齐   使知者而必行  安有王子比干《史记 孔子世家》 Pi shi ren zhe er bi xin, an you bai yi, shu qi, shi zhi zhe er bi xing, an you wang zi bi gan).

Keluarlah Zilu, giliran Zigong masuk dan Kong Hu Cu berkata yang sama : “Kita ini bukan badak juga bukan macan, menelusuri hutan-hutan belantara dengan tergesah-gesah, mengapa? Apakah gagasan kita yang kita usulkan ini memang salah? Mengapa kita menjadi demikian ?”    Seperti kita telah ceritakan bahwa Zigong lebih cendikia daripada Zilu, jelas dia tidak akan mengatakan bahwa gagasan gurunya salah.

Zigong memberi pendapatnya : “Pak Guru, mana mungkin bahwa gagasan guru salah? Yang jelas bahwa gagasan guru sangat agung dan besar, bahkan lebih besar dari dunia, sehingga dunia tidak dapat menampungnya. Maka jika bukan guru apakah seperti kita-kita ini bisa lebih agung dari guru.” 
(夫子之道至大也  故天下莫能容夫子  夫子盖少贬焉《史记 孔子世家》 Fu zi zhi dao zhi da ye, gu tian xia mo neng rong fu zi, fu zi gai shao bian yan).    

Kong Hu Cu memberi tanggapan : “Seorang petani ahli walaupun dia bisa membajak tanah dan mengolah pertaniannya dengan baik, namun tidak bisa dijamin pasti akan mendapat panenan yang baik. Seorang tukang ahli walaupun dapat menghasilkan karya yang halus dan baik, tidak pasti bisa dijamin bahwa semua orang akan puas dengan hasil karyanya. Seorang bijak harus memupuk ilmu dan keahliannya, dan berpegang pada kebenaran, tapi tidak bisa dijamin semua orang bisa menerimanya. Kanapa kamu selalu coba mengaitkan dulu kepada semua orang untuk menerima kamu sebagai prasyarat?”    
Lebih lanjut Kong Hu Cu berkata : “Kamu ini tidak memikirkan bagaimana kamu untuk bisa berpegang teguh pada kebenaran,  dan meningkatkan ilmu dan keahlian dirimu, melainkan selalu memikirkan apakah dirimu itu bisa diterima dan dipakai oleh orang lain atau tidak. Tidak mencoba memikirkan apakah kamu bisa tertampung dalam kebenaran duniawi. Kamu benar-benar masih belum berpandangan jauh.....” Setelah medapat teguran ini maka keluarlah Zigong.  (不修尔道求为容     而(尔)志不远矣《史记 孔子世家》Bu xiu er dao qiu wei rong, ci , er(er) zhi bu yuan yi).        

Kini Yanhui masuk, pertanyaan yang sama diajukan. Yanhui menjawab : “Mana mungkin gagasan dan usulan guru bisa salah. Tapi justru gagasan dan usulan guru sangat agung sekali, bahkan keagungannya lebih besar dari dunia, maka dunia tidak mampu menampungnya. Namun walaupun gagasan dan usulan guru sangat agung sehingga dunia tidak sanggup menampungnya, tapi saya mohon guru tetap saja aktif menyebarkannya. Jika dunia tidak dapat menampung kita, itu membuktikan bahwa kita ini benar-benar orang bijak. Jika kita tidak bisa berpegang teguh pada kebenaran, sungguh memalukan. Justru karena kita telah berpegang teguh pada kebenaran, tapi para penguasa dan pejabat negara yang tidak mau mengambil dan menerima gagasan serta usulan kita, maka mereka sendiri yang patut malu... (Pendapat Yanhui permulaannya sama dengan Zigong, hanya diakhir pendapatnya ada berbeda.) 
(夫子之道至大  故天下莫能容  虽然   夫子推而行之   不容何病   不容然后见君子   夫道之不修也   是吾丑也   夫道既已大修而不用   是有国者之丑也  不容何病  不容然后见君子《史记 孔子世家》fu zi zhi dao zhi da, gu tian xia mo neng rong, shui ran, fu zi tui er xing zhi, bu rong he bing, bu rong ran hou jian jun zi, fu dao zhi bu xiu ye, shi wu chou ye, fu dao ji yi da xiu er bu yong, shi you guo zhe zhi chou ye, bu rong he bing, bu rong ran hou jian jun zi). 

Mendengar jawaban ini Kong Hu Cu sangat senang dan puas sekali, dalam peristiwa ini Shima Quan mencatat komentar Kong Hu Cu sebagai berikut : “Memang demikianlah, anak ini dari marga Yan benar-benar tidak salah. Jika saya kaya dan banyak uang akan saya serahi dia megngurus urusan rumah tangga”. 
(孔子欣然笑曰   有是哉颜氏之子  使尔多财  吾为尔宰《史记 孔子世家》  Kong zi xin ran xiao yue, you shi zai yan shi zhi zi, shi er duo cai, wu wei er zai).

Seperti diketahui diantara murid-muird Kong Hu Cu,  Yanhui adalah salah satu yang termiskin, tapi beliau paling dipujinya dan dibanggakan. Dari tiga perbincangan diatas kita coba bahas satu per satu dari karakter masing-masing komentar tiga tokoh diatas ini.

Mulai dari Zilu, dimana dia menilai kebuntuan dalam penyebaran gagasan Kong Hu Cu, dia memberi pendapatnya dengan bertitik tolak pada dirinya sendiri, mencoba mencari penyebab kebuntuan ini dengan menilai kemungkinan adanya kekurangan pada dirinya sendiri. Kenyataannya memang mereka sedang mengalami kebuntuan dimana-mana, tidak ada salahnya jika harus meng-intropeksi dulu pada dirinya sendiri, dan mencari penyebab kegagalannya.

Pandangan Zilu ini memperlihat sudut pandang dari seorang pendekar dan ksatria. Seorang pendekar atau ksatria jika kalah dalam bertarung, pertama dia akan mencari penyebab kekalahannya pada dirinya sendiri dan ber-intropeksi, tidak mungkin dia akan menyalahkan pihak lawan karena lebih hebat dari dirinya. Jika ini terjadi maka dia itu bukanlah seorang pendekar atau ksatria. Satu-satunya jalan, menilai dan mencari kelemahan dirinya sendiri, setelah menemukan jawabannya maka dia akan giat berlatih dan meningkatkan kemampuannya, dan mengasah goloknya, untuk coba bertarung sekali lagi. Maka tidak heran jika Zilu coba mencari penyebab kegagalannya bertitik tolak pada dirinya sendiri.

Sedang pandangan Zigong tidak lain merupakan sudut pandang seorang pedagang, seperti telah diceritakan dibagian depan bahwa dia adalah seorang yang pandai berdagang, dan seorang pedagang kaya yang berhasil. Seperti layaknya seorang pedagang apapun yang dia lakukan selalu pertimbangannya adalah untung rugi, yang diutamakan adalah tawar menawar untuk mendapatkan keuntungan, untuk tujuannya ini tidak lain harus memasang harga. Pertama harus menawarkan harga yang tinggi, kemudian berdasarkan situasi tawar menawar barulah diadakan penyesuaian harga yang layak.  Diatas dia berkomentar : “Pak Guru, mana mungkin bahwa gagasan guru salah? Yang jelas bahwa gagasan guru sangat agung dan besar, bahkan lebih besar dari dunia, jelas dunia tidak dapat menampungnya. Maka jika bukan guru apakah mungkin  kita-kita ini bisa lebih agung dari guru ”

Juga telah diceritakan di Jilid I bahwa Kong Hu Cu sangat ingin sekali menjadi abdi negara dan pejabat, tapi menjadi pejabat bagi Kong Hu Cu bukan suatu target atau tujuan akhir, tapi hanya satu cara penanganan saja. Tujuan satu-satunya bagi beliau adalah ‘Melaksanakan Dao’(行道xing daomenyebarkan kebenaran.

Beliau berpolitik dan menjadi pejabat adalah untuk menyebarkan gagasannya, jika gagasan politiknya tidak berhasil dilaksanakan, beliau lebih memilih untuk tidak menjadi pejabat negara. Untuk masalah ini bagi beliau bukannya sama sekali tidak bisa ditawar, namun baginya untuk orangnya boleh dibicarakan harganya, tapi tidak dengan Dao atau kebenaran. Untuk kebenaran adalah sama sekali harga mati, tidak bisa ada tawar menawar. Seperti apa yang telah beliau kemukakan dengan jelas, menjadi pejabat untuk melaksanakan Dao/Kebenaran, jika tidak bisa menjadi pejabat besar pejabat kecilpun tidak masalah. Misalnya menjadi Bupati atau asisten bupati, jadi kepala desapun tidak apa-apa, tapi yang penting harus bisa menyebarkan gagasannya.

Sedang yang dikemukan oleh Zigong bahwa Dao () tidak begitu agung, itu yang tidak menyenangkan bagi Kong Hu Cu. Dan beliau mengeritik Zigong, bahwa pandangannya tidak jauh dan luas. Seperti diketahui bahwa Zilu adalah pendekar, Zigong seorang pedagang, kemudian bagaimanakah  kiranya dengan Yanhui,  dia itu orang yang bagaimana? Dia ini sebenarnya seperti Pejabat, khususnya seorang pejabat yang bisa memimpin, dan mempunyai rencana dan strategi. Kong Hu Cu mengajukan pertanyaan ini, Zilu secara langsung menjawabnya. Tapi Zigong sebelum menjawab coba mengolah dulu dalam benaknya, menyusun suatu strategi. Pertama membicarakan tentang kebenaran umum (大道da dao), kemudian mengadakan kalkulasi untung rugi, memutuskan dulu dengan harga tinggi kemudian barulah diadakan perbaikan dan penyesuaian yang kemungkinannya bisa dapat diterima oleh pimpinan, tapi akhirnya juga ditolak oleh pimpinan. 

Tapi lain lagi dengan Yanhui, dia menunjukan ke-cendikiaan-nya dengan berpikir kritis, mengapa guru mengajukan pertanyaan tentang persoalan ini? Seperti telah diceritakan di Jilid I bagaimana ciri  Yanhui belajar, yaitu mendengar satu persoalan maka dia akan menguraikan menjadi sepuluh (闻一而知十wen yi er zhi she). Begitu dia mendengar pertanyaan guru yang menanyakan apakah gagasan guru itu salah atau tidak. Dia langsung berpikir itu tidak mungkin, bagaimanapun itu tidak mungkin. Tapi kenapa justru ditanyakan? Karena ingin para murid untuk bisa memberi jawaban yang benar-benar meyakinkan, tidak memberi jawaban yang mengambang.

Dalam hal ini Kong Hu Cu sengaja menanyakan persoalan ini untuk coba mendapat masukan dari pendapat para muridnya.(Ajaran Kong Hu Cu lebih besar dari dunia夫子之道至大地fu zi zhi dao zhi da di). Dan guru kenapa menanyakan hal ini, apakah memang guru ingin mencari jalan keluarnya? (吾何为于此wu he wei yu ci). Kenyataannya jelas tidak, karena dengan ciri sosok Kong Hu Cu yang semangatnya patang menyerah seperti yang telah disebut dalam Jilid IV: “Sudah jelas tidak bisa terlaksana, tapi masih juga mau coba melaksanakannya!” (“知其不可而为之”zhi qi bu ke er wei zhi)” .  

Dengan semangat yang demikian tidak mungkin baginya berpikir untuk merubah gagasannya karena kegagalan ini. Tapi mengapa beliau menanyakan juga? Apakah beliau menanya pada dirinya sendiri? Jelas tidak. Kemudian siapakah yang harus ditanya? Tidak lain adalah kepada muridnya, hal ini dilakukan karena kini keadaan para muridnya sedang bimbang, bingun, risau, sehingga persatuan nyaris bubar.

Dalam keadaan demikian Yanhui segera menyadari, bahwa yang dikehendaki gurunya bukanlah untuk ber-intropeksi. Jadi Zilu salah menaksir, dan juga bukannya untuk memperbaiki kesalahan, ini juga disalah taksirkan oleh Zigong. Yang diinginkan guru adalah penjelasan, penjelasan yang dapat melukiskan keadaan saat itu dimana mereka sedang dalam keadaan terjepit. Kemudian mengadakan reorganisasi rombongannya dengan memberi semangat baru, merapatkan barisan, terus maju... penjelasan demikian yang diharapkan oleh Kong Hu Cu.

Mengapa Kong Hu Cu walaupun beliau sudah mempahami keadaan, tapi tidak diutarakan sendiri kepada murid-muridnya? Melainkan menanyakan hal ini kepada pentolan muridnya saja. Hal ini sangat simpel karena permasalahan ini bukan terletak pada sang guru, tapi sebaliknya berada di pihak para muridnya, maka harus murid sendiri yang memberi penjelasan dan memberi jawabannya sendiri. Agar mereka mau mendidik dirinya sendiri, membebaskan persoalannya sendiri, saling memberi semangat antar murid sendiri, dan merapatkan barisannya sendiri.

Karena alasan ini maka beliau memanggil pentolan murid Zilu, Zigong dan Yanhui, agar para pentolan murid ini memberi tauladan kepada murid yang lainnya. Maka untuk ini Yanhui telah mengemukakannya, jika mereka tidak bisa menerima dan menguasai kebanaran bukan salah kita, kita telah menguasai kebenaran ini, tapi jika mereka (penguasa/pejbat) tidak mau menerima dan menguasai kebenaran ini, maka yang patut malu adalah mereka ( 不容何病  不容然后见君子bu rong he bing, bu rong ran hou jian jun zi).  Mendapat penjelasan ini Kong Hu Cu sangat puas sekali, maka beliau berkomentar jika menjadi kaya akan minta Yanhui untuk mengurus masalah rumah tangganya.

Namun jawaban Yanhui masih mengadung suatu masalah? Dia berkomentar bahwa makin orang-orang tidak mengerti kita, dan tidak mau menerima gagasan kita serta makin menentang kita, itu justru menunjukan bahwa kita itu benar (不容然后见君子bu rong ran hou jian jun zi).

Ini benar-benar suatu masalah psikologis untuk menghibur diri sendiri. (orang Tionghoa mengumpamakan ini sebagai “semangat AQ” AQ adalah tokoh cerita satire dari Lunxun (鲁迅) seorang pujangga modern Tiongkok. Antara lain diceritakan suatu ketika AQ menjadi pesakitan, ketika pengadilan memberi vonis hukuman, dan meminta dia untuk menanda tangani keputusannya, maka dia yang buta huruf dan tidak bisa nulis, tapi dengan sangat hati-hati dan tekunnya membuat budaran lonjong seperti labu, setelah membubuhi “tanda tangan” bulatan lonjong ini, lalu dia berkomentar bahwa hanya Sunzi yang membuat lingkaran sempurna... dengan membanggakan diri. (Sunzi ahli militer zaman ‘Peperangan negara-negara’).

Komentar Yanhui yang mengatakan bahwa “orang kecilan yang disambut oleh khalayak ramai, kita sebagai orang bijak tidak heran jika tidak disambut khalayak ramai”. Ini menunjukan “semangat AQ” ( mencari pembenaran atas kegagalan dirinya).    Memang benar kadangkala kebenaran hanya dikuasai oleh sebagian minoritas orang, namun hal ini tidak bisa dianalogikan dengan semua hal. Juga tidak bisa diberlakukan terbalik, dengan mengatakan asalkan dikuasai orang minoritas, maka itu adalah kebenaran.

Hukum ini tidak berlaku. Sebab kebenaran kenyataannya kadangkala dikuasai oleh orang minoritas, tapi kadangkala juga dikuasai orang mayoritas atau main-stream. Jika Mayoritas orang tidak mewakili kebenaran, maka tidak bisa dikatakan lalu otomatis yang Minoritas mewakili kebenaran. Kebenaran dan bukan kebenaran tidak ada hubungannya dengan mayoritas atau minoritas orang.

Kita mengerti bahwa diskusi Kong Hu Cu diatas bukanlah untuk membahas dan mencari jawaban mengapa tidak diterimanya gagasannya kala itu. Karena saat itu Kong Hu Cu dan murid-muridnya selama hidupnya tidak juga mendapatkan jawabannya. 

Yang menjadi pertanyaan apakah Kong Hu Cu dan Ajaran Kong Hu Cu itu memang benar-benar agung?  Jika memang demikian mengapa selama hidupnya gagasan dan ajarannya tidak diterima oleh para penguasa dan masyarakat kala itu? Pertanyaan ini tidak hanya tidak terjawab oleh para muridnya, juga oleh Kong Hu Cu sendiri, lalu kepada siapa harus mencari jawabannya? Untuk jawaban ini bisa kita cari dan dapatkan dari para ‘Penentang Ajaran Kong hu Cu’ kala itu.

Kala itu kenapa bisa begitu banyak orang menentang Ajaran Kong Hu Cu? Seperti telah diceritakan dimuka bahwa beliau sebenarnya telah berkesempatan untuk menjadi pejabat dan melaksanakan gagasan-gagasan politiknya. Misalnya saat berumur 35 tahun beliau pergi ke negara Qi untuk mencari pekerjaan, Qi Jing Gong (齐景公) sedianya akan menerimanya, tapi ditentang oleh Yan Yin (晏婴). Kemudian saat pengembaraannya dan terjepit diperbatasan antara negara Chen () dan Cai (), Raja Chu Zhao Wang (楚昭王) juga sedianya akan menerima Kong Hu Cu , tapi ditentang oleh Zixi (子西).   

Kedua tokoh tersebut mengapa menentang Kong Hu Cu? Marilah kita kembali pada pengalaman Kong Hu Cu ketika dipanggil oleh Raja Qi Jing Gong dan ditanya bagaimana untuk mengurus negara dengan baik. Kong Hu Cu menjawab: “Seorang raja haruslah berlaku layaknya seorang raja, seorang pejabat haruslah berlaku layaknya seorang pejabat, seorang ayah haruslah berlaku layaknya seorang ayah, seorang anak haruslah berlaku layaknya seorang anak. Jadi setiap hiarki masyarakat harus tahu tanggung jawab dan kewajibannya masing-masing”  (Yang dimaksud hirarki masyarakat, ‘{君君臣臣父父子子jun jun chen chen fu fu zi zi}’ tidak lain adalah seorang raja haruslah berlaku layaknya seorang raja, seorang pejabat haruslah berlaku layaknya seorang pejabat, seorang ayah haruslah berlaku layaknya seorang ayah, seorang anak haruslah berlaku layaknya seorang anak. Jadi setiap hiarki masyarakat harus tahu tanggung jawab dan kewajibannya masing-masing. Semua strata masyarakat harus melakukan sesuai dengan statusnya masing-masing, barulah dapat tercipta dunia yang damai.....Jika hiraki demikian tidak tercipta, maka bicara apapun tidak akan lancar, tanpa dapat mengekspresikan apa yang hendak kita bicarakan, apakah mungkin kita dapat melaksanakan idee kita dan apa yang hendak kita lakukan? Jika tidak dapat melaksanakan apa yang hendak kita lakukan apa mungkin kita dapat menciptakan kesejahteraan? Jika kesejahteraan tidak dapat terciptakan apakah mungkin kita dapat menciptakan keadilan dalam masyarakat, apa mungkin kita dapat menciptakan dan melaksanakan hukum yang adil dan merata. Jika semua kebijaksanaan dan hukum tidak sesuai dengan keadilan terhadap rakyatnya, apa mungkin dapat diciptakan suatu kesejahteraan? )

Jawaban ini sangat memuaskan dan dibenarkan oleh Raja Qi Jing Gong, karena menurutnya memang jika hirarki masyarakatnya kacau, walaupun kita punya banyak makanan tapi apa bisa makan dengan tenang dan enak.  Sehingga  Raja Qi yang sedianya akan memberi sebidang tanah kepada Kong Hu Cu. Saat itu Yan Yin(晏婴) menentangnya.

Yan Yin adalah patih dari Raja Qi, juga sorang Politikus Ulung pada zaman ‘Peperagan Musim Semi & Gugur’ pembicaraan dan sarannya sangat dihargai. Dalam hal ini Yan Yin memberi dua alasan kenapa dia menentang kehendak Raja Qi untuk menghadiahi Kong Hu Cu sebidang tanah:
Pertama, Kongfusianis tidak patut untuk dipakai atau diperkerjakan.
Kedua, Tata krama usulan Kong Hu Cu ( aturan “Li Yue”礼乐) tidak bisa dipulihkan lagi.  
(晏婴反对的理由yan ying fan dui de li you, 儒者不可重用 ru zhe bu ke zhong yong, 礼乐不可复兴li yue bu ke fu xing )

Yanyin mengatakan bahwa gagasan Kong Hu Cu adalah untuk memulihkan lagi Tatakrama dan Aturan Kemasyarakatan yang diusulkan dan dilaksanakan oleh Dinasti Zhou Barat yang sudah lewat. Tatakrama dan Aturan Kemasyarakatan “Li Yue”(礼乐), bisa terlaksana dikarenakan ada tokoh panutannya, kini tokoh-tokoh panutan demikian seperti saat itu sudah tidak ada lagi. Misalnya Wen Wang (文王), Wu Wang (武王), Zhougong (周公) sudah lama tidak ada lagi, semuanya sudah lama meninggal. Kekaisaran Zhou sudah mandul tidak bisa mengotrol Tiongkok, dan tidak dihormati lagi oleh negara-negara federasinya lagi, masing-masing negara sudah independen. Sistim dan ‘Aturan Tatakrama’ ini sudah lama hancur, bagaimana mungkin untuk dipulihkan lagi? Selain itu gagasan yang diusulkan Kong Hu Cu ini sangat komplek dan jelimet, sepanjang hidup seseorang tidak akan selesai dan mampu untuk belajar habis gagasannya. Bagaimana bisa di-implementasikan? Maka mendengar saran ini, Qi Jing Gong membatalkan niatnya untuk mengangkat Kong Hu Cu sebagai pejabatnya, maka ditolaknya secara halus...

Yang kedua kalinya saat terjepit diantara negara Chen dan Cai, karena Raja Chu Zhao Wang(楚昭王) ingin mengerjakan Kong Hu Cu di negaranya, maka dia mengirim tentara untuk menolong rombongan Kong Hu Cu yang terjepit tersebut. Dan rencananya akan memberi Kong Hu Cu sebidang tanah seluas 700 Li (kira-kira 350 hektar), saat ini ditentang oleh patihnya Zixi (子西).  

Zixi memberi pertimbangan kepada Raja Chu : “Mohon YM berpikir dulu, di Negara kita (Chu) pejabat yang bisa menjadi diplomat, apakah ada yang bisa menandingi Zi Gong?”. 
Raja Chu mengaku : “Jelas tidak ada .”   
Zixi bertanya lagi ; “Apakah pejabat kita ada yang bisa menandingi Yanhui untuk dijadikan Pedana Menteri ?”  
Raja Chu menjawab :”Juga tidak ada.”.     
Zixi bertanya lagi : “Panglima perang kita apakah ada yang bisa menandingi Zilu dalam berperang ?”.  
Raja Chu menjawab lagi : “Tidak ada .”   
Zixi bertanya lagi : “Dalam mengurus urusan dalam negeri, pejabat kita yang ada sekarang apakah ada yang lebih cakap dari Zaiyu (宰予)?” .   
Raja Chu menjawab: “Juga tidak ada.”   
Zixi melanjutkan penjelasannya : “Pada saat Dinasti Zhou membentuk negara federasi (feodal) dengan membagi-bagi bidang tanah berdasarkan strata, yang diberikan kepada Negara kita Chu kiranya berupa strata tanah tingkat keberapa? Kita saat itu hanya dibagi menurut strata ditingkat yang ke 4 (yaitu子爵zi jue). Menurut Peraturan Zhou, Negara kita Chu hanya berhak mendapat tanah seluas 50 Li (25 hektar). Sedang yang sekarang gencar-gencarnya diusulkan oleh Kong Hu Cu adalah Peraturan Zhou zaman dulu. Jika gagasan Kong Hu Cu ini benar bisa berhasil dilaksanakan, apakah Negara kita Chu ini masih berhak untuk memiliki bidang tanah yang ribuan Li seperti sekarang? 
(Pembagian Strata tanah kala itu dibagi menjadi 5 tingkatan : Gong, Hou, Bo, Zi, Nan 公,后,伯,子,男).
Raja Chu menjawab : “Oh ya...betul juga, jika saya melaksanakan gagasan Kong Hu Cu, maka tanah saya akan menjadi 50 Li, karena kita termasuk negara strata tingkat ke 4 ( 子爵zi jue), sedang sekarang  saya sudah menjadi Raja bukan pejabat daerah Zhou (诸侯zhu hou) lagi.”   
Zixi berkata lagi: “Tadi hamba telah menanyakan bahwa pejabat-pejabat kita Chu tidak akan bisa menandingi murid-murid Kong Hu Cu, sedang kala itu Zhou Wen Wang (周文王) dan Zhou Wu Wang (周武王) tanah yang dihadiahkan kepada mereka oleh Raja Yin Zhou (殷纣) hanya 100 Li, tapi akhirnya mereka justru bisa menguasai semua wilayah Tiongkok dengan menumbangkan Raja Yin Zhou (殷纣). Zhou Wen Wang (周文王) dan Zhou Wu Wang (周武王) dengan dihadiahi 100 Li bisa menguasai Tiongkok, dan sekarang YM akan memberi Kong Hu Cu 700 Li, dan orang-orang Chu juga tidak bisa menandingi murid-murid Kong Hu Cu .... Mohon yang YM berpikir kembali. Apakah ini akan bisa menguntungkan bagi negara kita Chu?“   
Mendapat penjelasan ini serta merta Raja menjadi mengerti dan sadar dan berkomentar: “Jika saya menghadiahi Kong Hu Cu 700 Li, dia akan menjadi Zhou Wen Wang dan saya akan menjadi Yin Zhou..”

Dari cerita ini dapat dilihat bahwa Zixi (子西) dan Yan Yin (晏婴) menjadi penentang Konfusianisme bukanlah masalah sentimen pribadi, melainkan karena perbedaan pandangan politik. Kong Hu Cu dengan gigih akan mentrapkan ‘Sistim Peraturan dan Tatakrama Li Yue dari Zhou’ (礼乐制度li yue zhi du), sedang mereka ini adalah penentang dari sistim peraturan tersebut. Kala itu bukan Zixi dan Yan Yin saja yang menentang ‘Sistim Peraturan dan Tatakrama Li Yue dari Zhou’ (礼乐制度li yue zhi du) ini, kaum Motisme, Daoisme dan Legalisme juga menentangnya.

Dari pembahasan kita di muka bisa terlihat bahwa Konfusianis yang diwakili oleh Kong Hu Cu, Mensius, Xunzi荀子 dengan gigih mencoba memulihkan lagi  ‘Sistim Peraturan dan Tatakrama Li Yue dari Zhou’(礼乐制度li yue zhi du). Tapi Kaum Motisme, Daoisme dan Legalisme menjadi penentangnya.  

Sehingga dalam konteks ini, pada kala itu bisa dikategorikan ada dua golong besar yaitu:  Konfusianis & Anti Konfusianis ( 儒家ru jia   &    非儒家fei ru jia). Para Anti Konfusianis dan Para Penguasa kala itu semua menolak ‘Sistim Peraturan dan Tatakrama Li Yue dari Zhou’(礼乐制度li yue zhi du). Sedang kaum Konfusianis dan para pengikutnya dengan semangat akan memulihkan dan mempertahankan ‘Sistim Peraturan dan Tatakrama Li Yue dari Zhou’(礼乐制度li yue zhi du).

Salah satu contoh misalnya tentang “Defile Musik Delapan Baris” (八佾舞于庭ba yi wu yu ting) Satu baris (yi) terdiri dari 8 orang atau 8 pemusik (yi = satu baris dalam defile musik; 八佾ba yi = delapan baris). Pada zaman itu  Defile dengan formulasi demikian hanya diperuntukan untuk Raja.  Sedang untuk Penguasa Daerah ( 诸侯zhu hou) seharusnya dengan formulasi 6 baris (yi). Dafu (大夫) direktur pengurus rumah tangga dengan formulasi 4 baris (yi). Shi hanya dengan formulasi 2 baris (yi).

Jadi defile yang dipersembahkan untuk Raja terdiri dari 8 baris, per baris 8 orang/pemusik, jumlah keseleruhan 64 pemusik/orang. Untuk Penguasa Daerah ( 诸侯zhu hou) terdiri dari 6 baris jumlah keseluruhan 48 pemusik/orang. Untuk Dafu (大夫 ) direktur rumah tangga terdiri dari 4 baris jumlah keseluruhan 32 pemusik/orang. Untuk Shi terdiri dari 2 baris , jumlah keseluruhan 16 pemusik/orang.   Ketentuan ini merupakan ketentuan yang ditetapkan oleh Raja Zhou, merupakan salah satu aturan bagi para penguasa untuk membeda-bedakan strata kemasyarakatan. Ini yang dinamakan Li Yi (礼仪).

Maka yang dimaksud dengan “Defile Musik Delapan Baris” (八佾舞于庭ba yi wu yu ting) disini yaitu dimana seorang Dafu dari Negara Lu Ji Sun Shi季孙氏, dimana ketika di halaman rumahnya diadakan ‘Defile Musik’ dengan formulasi barisan 8 x 8 = 64 pemusik, ini sudah melanggaran ketentuan Li Yi ( 礼仪) yang berlaku, formulasi barisan tersebut sebenarnya hanya diperboleh untuk dipersembahkan kepada Raja. Maka ketika Kong Hu Cu mengetahui ini, beliau sangat marah dan mengatakan “Hal yang demikian saja dia tegah untuk melakukannya, perbuatan apa lagi yang tidak tegah dia tidak lakukan.” Dan bisa juga diartikan hal yang demikian saja kita sudah tidak bisa menerimanya, apa lagi dengan perbuatan lain yang lebih buruk, mana bisa kita untuk  menerimanya.
( 是可忍  孰不可忍 shi ke ren, shu bu ke ren).

Ini menunjukkan bagaimana sikap Kong Hu Cu terhadap peraturan ini, dimana runtuhnya peraturan ini dan tidak dihiraukan lagi peraturan dan ketentuan ini membuat Kong Hu Cu sangat sakit hati.

Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “Lahirnya para pemikir-pemikir agung kala itu” disebabkan karena ‘Runtuhnya Sistim Peraturan yang didirikan oleh orang Zhou yang disebut Li Yue (礼乐制度li yue zhi du).  

Dengan kesimpulan ini, kita pasti akan ingin tahu apa itu ‘Sistim Peraturan yang didirikan oleh orang Zhou yang disebut Li Yue (礼乐制度li yue zhi du)’ , kiranya ini Peraturan dan Ketentuan yang bagaimana ?     Peraturan atau ketentuan ini mengapa bisa lahir dan dapat dilaksanakan kala itu? Namun Peraturan atau ketentuan tersebut mengapa setelah dapat dilaksanakan dengan baik ratusan tahun, tapi akhirnya runtuh juga ?

Marilah kita bahas pada tulisan berikutnya ..........


Daftar  Perpustakaan
-       先秦诸子百家争鸣易中天 CCTV
-       经典阅读文库 ---- 论语       李薇/主编
-       经典阅读文库 ---- 道德经       李薇/主编
-       中国古典名著精品 ---- 菜根谭      洪应明  
-       Internet : http://friesian.com/confuci.htm  : Confucius
-       孔子  -----   維基百科,自由的百科全書 Internet
-       网址:http://www.popyard.org
-       中国人生叢书    -----   墨子的人生哲学        杨帆/主编    陈伟/
-       Internet : http://baike.baidu.com
-       The Sayings of Mensius / 英译孟子      史俊赵校编
-       南华经    庄子   周苏平    高彦平   注译    安徽人民出版社
-       庄子   逍遥的自由人     林川耀 译编  出版者 :常春树书坊
-       http://www.sxgov.cn/bwzt/wmsxx2/lf/447465_1.shtml   春秋五霸之---晋文公
-       “When China Rules The World -  The rise of middle kingdom and the end of the western world”  by Martin Jacques ALLEN LANE an imprint of Penguin Book, First Published 2009










No comments:

Post a Comment