Monday 27 June 2016

Kong Hu Cu – Kongfusianisme – Pendukung dan Pengeritik Pada Zaman Pra-Dinasti Qin 551 – 221 SM
Jilid IV
( 5 )



Dipandang Dari Sudut Kejiwaan Manusia 人性是个问题

Dalam tulisan dimuka telah dibahas tentang alur pemikiran Legalis yang mengusulkan “Menciptakan Sejarah Dengan Kekuatan” (“横行霸道”heng xing ba dao) dan “Pisau bermata dua dan tiga bilah golok”, pemikiran kaum Legalisme ini hubungannya dengan Konfusianisme, Motisme dan Daoisme sebenarnya masih mempunyai hubungan yang tidak jauh. Wakil tokoh Lagalis Hanfei韩非 dan Lisi 李斯keduanya adalah murid dari Guru Besar kaum Konfusianisme  Xunzi荀子. Mungkin akan timbul pertanyaan mengapa seorang guru dari Konfusianis bisa menghasilkan dua orang tokoh Legalisme? Akar dari pemikiran Legalisme ini kiranya datang dari mana ?

Guru besar Yi Zhong Tian易中天 menyoroti hal ini dari sudut kejiwaan manusia dan mengatakan bahwa pemikiran Hanfei sebenarnya masih sangat erat hubungannya dengan Konfusianisme (儒家rujia), Motisme(墨家mo jia) dan Daoisme(道家dao jia). Hanfei merupakan tokoh pemikir terakhir dari zaman ‘Peperangan Negara-negara’, pemikirannya ada yang bersifat meneruskan dan ada yang bertentangan dengan pandangan dari Pemikir-pimikir pada zaman pendahulunya.     

Pemikiran Hanfei terpengaruh oleh siapa saja? Yang pertama terpengaruh dengan ‘Sikap dingin dari Laozi’, didepan telah kita bahas tentang perbedaan antara Laozi dan Zhuangzi, yang paling pokok adalah Laozi dingin sikapnya (寡情gua qing), dan Zhuangzi Perasa (善感 shan gan).

Membaca buku-buku Laozi akan terasa sangat dingin, demikian juga dengan buku-buku Hanfeizi. Untuk zaman itu Hanfei dan Laozi merupakan yang paling dingin sifatnya, Mensius dan Moti merupakan yang paling hot atau panas, seperti telah dikemukakann di depan bahwa Moti dan Mensius adalah bagaikan seorang Pendekar Lapangan dan Pendekar Pembela Kebenaran (行侠仗义xing xiazhang yi) semangatnya mengebu-ebu.  

Sedang Laozi dan Hanfei ciri-ciri khususnya dingin dan seolah tak acuh. Dikatakan bahwa orang yang hangat biasanya coba menyelamatkan dunia, namun orang yang dingin biasanya selalu ingin mengutuk. Seperti yang biasa dikatakan dalam pertandingan olahraga, penonton akan lebih bisa melihat kesalahan pemain. Maka Laozi dan Hanfeizi kadangkala melihat permasalahan akan lebih jelas dan mendalam dibandingkan dengan pimikir-pemikir pada kala itu, karena mereka berdua ini sikapnya dingin. Maka disebut dalam bahasa Tionghoa  ‘Orang yang melihat dengan mata dingin, seperti penonton pertandingan yang dapat melihat lebih jelas permasalahan permainan’    (冷眼旁观  旁观者清leng yan pang guan, pang guan zhe qing ).

Hanfei dengan Moti juga ada saling kaitannya, Hanfei seolah menjadi penerus dari sikap dingin dari Laozi, dan menjadi penerus utilitarianisme dari Moti. Hanfei (韩非) dan Moti (墨子mozi) ada persamaannya yaitu sebagai utilitarianis (功利主义者gong li zhu yi zhe).
Mereka membicarakan tentang kegunaan atau utilitarian, hanya bedanya Moti mengusulkan kegunaan bagi dunia, sedangkan Hanfei mengusulkan kegunaan untuk Raja atau Penguasa Tertinggi. Namun semuanya mengusulkan akan ‘Kegunaan’, sehingga dikatakan bahwa Hanfei juga ada menaruh sempati terhadap Moti. Misalnya ada seorang yang mengeritik bahwa gaya tulisan Moti ini sangat tidak menarik, memang menurut penilaian cendikiawan sekarang bahwa tulisan Moti merupakan yang paling sederhana bahasanya dibandingkan dengan penulisan pemikir-pemikir kala itu.

Tapi untuk kritikan ini Hanfei membela Moti, untuk membantah ini Hanfei menceritakan dua cerita. Yang satu disebut “Qin Bo Bermantu” (秦伯嫁女qin bo jia nv), yang lain lagi disebut “ Orang Zheng Membeli Mutiara”  (郑人买珠zheng ren mai zhu).

Raja Qin() memberikan putrinya kepada Putra Mahkota Raja Jin () sebagai mantu, memang antara Negara Qin dan Jin telah lama berbesanan. Sehingga hingga kini mereka disebut “Berbaikan antara Negara Qin dan Jin” ( 秦晋之好qin jin zhi hao). Saat Raja Qin menghantar putrinya ke negara Jin disertai juga banyak dayang-dayang muda dan cantik-cantik yang luar biasa. Setelah sebulan mantu sang Pangeran justru lebih senang terhadap dayang-dayangnya, karena mereka lebih cantik dari istrinya sendiri yaitu Putri Raja Qin. Hanfei mengatakan bahwa orang ini (Raja Qin) tidak pandai mengawinkan putrinya kepada orang lain.

Ada lagi seorang penjual mutiara dari negara Chu (), dia mengemas mutiaranya dengan cantik sekali. Mutiara ini ditawarkan kepada orang dari negara Zheng (), orang ini melihat kemasan mutiara yang ditawarkan sangat cantik sekali, maka mutiara dikembalikan kepada penjual dan dia hanya mau beli kemasannya. Sehingga timbulah pribahasa dalam bahasa Tionghoa (买椟还珠mai du huan zhu) yang berarti ‘Bisanya hanya menjual kemasan tidak bisa menjual mutiara’, maka kemasan yang terlalu cantik melebihi isinya adalah sesuatu yang tidak baik.

Hanfei mengatakan mengapa tulisan Moti sangat sederhana, karena mengawatirkan orang yang membaca tulisannya akan hanya memperhatikan keindahan tulisannya dan tidak melihat dan men-camkan isinya. Itulah mengapa Moti tidak menulis dengan bahasa yang indah-indah.   Karena ‘Isi dan Penampilan’ menurut Hanfei, isi lebih berguna dari penampilan. Karena saya ini adalah kaum utilarianis maka saya lebih mementingkan kegunaan daripada penampilan. Agar  tidak menghalangi ‘Isi’nya, lebih baik mengorbankan penampilan.

Maka disini bisa dilihat bahwa Hanfei adalah seorang Ultilarianis dan menentang Performisme. Menurut pendapat Hanfei antara Isi dan Penampilan adalah suatu yang berkontradiksi, lain lagi menurut Konfusianis Isi dan Penampilan adalah merupakan suatu kesatuan.

Ada yang bertanya kepada Zi Gong murid dari Kong Hu Cu : Seorang bijak mempunyai moral dan budi yang terhormat dan terbaik, apakah tidak lebih baik jika langsung saja ditunjukan kedua karakter ini sekaligus, bukankah sudah cukup? Kenapa harus dengan Tata Kehormatan dan Kesopanan serta Tatakrama lagi? Kenapa harus dengan penampilan dan pakaian khusus yang dengan macam-macam model dan corak, berdadan, berkostum serta harus berlaku dengan tatacara yang prenik-prenik dan berlaku anggun dan lain semacamnya?  (君子质而已矣   何以文为《论语·颜渊》jun zi zhi er yi yi, he yi wen wei).   
Zi Gong menjawab : “Haiyaa, mengapa Tuan sebagai orang Bijak mengatakan macam begini, benar-benar ketinggalan, perkataan ini susah untuk bisa ditarik kembali.” . 
Lebih lanjut Ia mengatakan: “Harimau dan Macan Tutul, Kambing dan Anjing perbedaanya dimana? Mereka sama-sama memiliki kulit, sama-sama memiliki bulu. Tapi bulu harimau dan macan tutul mempunyai ornamen dan corak yang berbeda, tapi bulu kambing dan anjing tidak mempunyai ornamen. Namun jika kulit macan dan macan tutul, kambing dan anjing ini dikerok bulunya dan tinggal kulitnya, apakah masih ada perbedaan? Jelas tidak. Orang Bijak seperti harimau dan macan tutul, dan orang kecilan adalah seperti kambing dan anjing. Orang Bijak jika tidak mempunyai kostumnya sendiri dan coraknya sendiri, apakah tidak akan sama dengan orang kecilan, mana bisa dibedakan ?” 
(质犹文也   文犹质也   虎豹之鞟   犹犬羊之鞟《论语·颜渊》Zhi you wen ye, wen you zhi ye, hu bao zhi kuo, you quan yang zhi kuo).     

Tapi Hanfei membantahnya dengan mengatakan bahwa Isi dan Penampilan adalah berkontradiksi. Isi dan Penampilan seperti Batu bara yang membara dan Bongkah Es. Menurut  Hanfei, apakah bisa menempatkan Batu bara yang membara dan Bongkah Es dalam satu kotak, dan hidup berdampingan sepanjang masa? Musim Panas dan Musim Dingin apakah bisa datang  bersamaan? Tidak mungkin. Maka Isi dan Penampilan adalah saling berkontradiksi berlawanan.  
(冰炭不同器而久   寒暑不兼时而至 《韩非子  显学》 Bing tan bu  tong qi er jiu, han shu bu jian shi er zhi).

Permasalahan ini sementara kita tinggalkan saja dulu sekarang, benar atau salah kita bahas kemudian.  Yang menjadi pertanyaan mengapa Hanfei sengaja mengemukakan permasalahan ini? Tidak lain untuk melawan opini Konfusianisme, terutama tentang sistim Tatakrama yang diusulkan mereka. Menurut Hanfei Tatakrama identik dengan Penampilan, tapi Isi identik dengan Sifat atau Karakter atau Perasaan Manusia.  Tata Krama seperti kemasan dari ‘Sifat, Karakter, Perasaan Manusia’. Seperti juga suatu barang yang dihias, mengapa harus dihias diberi ornamen? Menurut Hanfei sesungguhnya karena barang ini tidak bagus.
(礼为情貌者也   文为质饰者也《韩非子  解老》 Li wei qing mao zhe ye, wen wei zhi shi zhe ye)**.   

Dia mengatakan seperti Batu Giok “He Shi”(indah) apakah masih perlu dicat untuk diberi ornamen? Muiara yang sangat indah apakah perlu untuk dikemas dan dibungkus ? Jelas tidak. Maka sesuatu yang sangat bagus dan cantik tidak diperlukan kemasan dan hiasan-hiasan lagi.
( 和氏之璧  不饰以五彩   隋侯之珠   不饰以银黄《韩非子  解老》He shi zhi bi, bu shi yi wu cai, sui hou zhi zhu, bu shi yi yin huang).

Dimuka pernah diceritakan tentang seorang bernama Heshi和氏 yang menyumbangkan batu giok kepada Raja Chu.  Sama juga seperti seorang gadis cantik tidak perlu bersolek juga akan terlihat cantik, tapi seorang yang jelek rupa perlu untuk bersolek berat untuk bisa terlihat agak cantik. Makanan yang segar tidak perlu banyak bumbu juga akan enak dimakan.    

Menurut hemat Hanfei segala sesuatu yang di-hias-hias bisa dijamin bahwa kualitas barang tersebut pasti tidak bagus. Jika ‘Sifat, Karakter, Perasaan’ seorang harus diberi hiasan-hiasan berupa Tatakrama maka dapat dijamin ‘Sifat, Karakter, Perasaan’ orang tersebut tidak baik.  Maka menurut kesimpulan Hanfei, kaum Konfusianis makin mempertahankan dan mengajurkan Tatakrama dan mengata ini tidak boleh tidak ada, maka makin menunjukkan dan membuktikan bahwa orang ini sifatnya pasti jahat. Kritikan ini benar-benar  menohok kaum Konfusianis.

Tapi contoh diatas ini hanya menurut “Hukum Logika” Hanfei yang mengatakan bahwa Isi dan Penampilan saling berdiri sendiri. Namun menurut “Hukum Logika” Konfusianis, Isi dan Penampilan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, dikarenakan orang Bijak itu terhormat maka dia itu berbudi dan sopan santun. Maka menurut Konfusianis makin seorang mengerti dan berlaku sopan dan bertatakrama, orang tersebut akan makin menunjukkan bahwa dia terhormat, berbudi dan berkarakter baik.   Pendapat dan pandangan Hanfei ini sebenar terpengaruhi dengan seorang Guru Besar dari Konfusianisme yang bernama Xunzi 荀子. Hanfei adalah murid dari Xunzi.

Xunzi荀子

Xunzi荀子(Tahun 313SM – 238SM) ini bernama Kuang (), juga bernama Xunqing (荀卿) atau Sunqing (孙卿) seorang Guru besar terakhir dari Kaum Konfusianisme pada zaman Pra Qin Dinasti.  Muridnya yang paling menonjol adalah Hanfei (韩非) dan Lisi ( 李斯) keduanya adalah Legalis.

Yang akan menjadi pertanyaan mengapa murid dari seorang Guru Besar Konfusianis bisa menjadi tokoh Legalis? Apakah perbedaan antara Xunzi dengan Kong Hu Cu dan Mensius? Perbedaannya terletak pada sifat dan karakter masing-masing dari pribadi mereka.    

Kong Hu Cu tidak pernah membahas tentang ‘Karakter dan sifat’ orang.  Mensius tidak mau membahas tentang hal tersebut, tapi dia ada juga membahas hal ini dengan tujuan hanya untuk merespon. Sejak Kong Hu Cu memberi gagasan tentang ‘Cinta Benovolence’(仁爱ren ai), untuk mengusulkan gagasan ini apakah ada dasar untuk mempertimbangkan ‘Karakter dan Sifat’ ini, karena jika ingin mengusulkan tentang ‘Cinta Benevolence’, apakah sudah ada dasar karakter dan sifat  tersebut? Jika dasar ini tidak ada, maka perasaan cinta ini tidak akan bisa eksis. Pada saat demikian ada seorang yang coba berdebat dengannya. Orang ini bernama Gaozi (告子), orang ini dalam catatan sejarahnya tidak lengkap dan jelas.

Dari catatan sejarah yang ada, sejarahwan menduga bahwa dia ini lebih muda dari Moti, lebih tua dari Mensius. Karena dalam buku “Moti” ada tercatat tentang dia, dan ada catatan tentang perdebatan dengan Mensius.   

Gaozi lebih menekankan dan banyak membahas akan ‘Karakter dan Sifat’ manusia, bahkan lebih banyak membahas tentang karakter bawaan manusia, dia pernah mengatakan sifat yang didapat dari lahir disebut “Karakter’xing atau Watak Sejati” manusia (生之谓性sheng zhi wei xing).    
Mensius bertanya : “ Sifat yang didapat dari lahir adalah karakter atau watak sejati (xing), tapi apakah yang putih memang putih ?”   (生之谓性   犹白之谓白与《孟子 告子》sheng zhi wei xing, you bai zhi wei bai yu).    
Gaozi menjawab : “Ya memang.”.  
Mensisus bertanya : “Baik, Yang putih memang putih, sekarang saya tanya apakah putihnya bulu burung dan putihnya salju, putihnya salju dan putihnya batu giok juga sama? ”.  
Gaozi menjawab lagi : “Ya. sama ”. 
Mensius bertanya lagi : “Baiklah kalau begitu,  jika demikian karakter anjing sama dengan karakter sapi, karakter sapi sama dengan karakter manusia. Semua sama-sama Karakter” ?

Arti dari pertanyaan dan jawaban Mensius ini ada dua lapis, pertama jangan membahas ‘Karakter Manusia’ secara abstrak, demikian juga jangan secara abstrak membicarakan tentang ‘Putih’. Coba sandingkan putihnya bulu burung dan putihnya salju apakah akan sama? Jelas akan tidak sama, demikian juga dengan putihnya salju dan putihnya batu giok. 

Yang kedua jangan membahas ‘Karakter’ manusia sebagai mahluk hidup, karena karakter sapi dan anjing seksama mahluk hidup akan dianggap tidak ada perbedaan. Demikian juga karakter sapi dan babi akan juga dianggap tidak ada perbedaan, terakhir karakter manusia juga akan dianggap seperti karakter babi.  Sama sekali tidak bisa dianalogikan demikian.

Masalah karakter manusia adalah sesuatu yang tidak terhindarkan, jika permasalahan karakter ini tidak bisa diatasi, maka dasar budi pekerti dan kebajikan ini tidak akan mempunyai dasar. Lebih lanjut Gaozi memberi ilustrasi lagi untuk perdebatan ini, dia mengatakan: “Karakter manusia itu seperti batang pohon Liu (willow) berkulit merah (杞柳qi liu), batangnya dapat dibuat untuk anyaman keranjang (seperti batang rotan), kebajikan dan kebenaran (仁义ren yi) seperti “batang yang dibuat untuk tulangan keranjang anyaman yang dilingkarkan dibagian atas keranjang” (桮棬bei quan) yang bisa dibengkokkan yang berarti lentur, maka ‘Kebajikan dan Kebenaran’ itu lentur sifatnya”.


Mensius menjawab : Ini tidak benar. Jika kamu coba merunut batang liu ini sesuai dengan sifat dan karakter dari “bei quan” ini, maka dia tidak lentur lagi, karena batang ini memang sudah agak bengkok, jadi hanya mengikuti kontur lengkunganannya, kemudian dijadikan suatu lingkaran anyaman. Maka ini bukan lentur lagi. Maka seorang jika sudah memiliki dasar rasa ‘Kebajikan dan Kebenaran’ , maka karakter ini akan tidak lentur lagi”.
                                  
Tapi permasalahannya apakah manusia itu memiliki dasar Budi Pekerti? Gaozi mengatakan tidak ada. Dia mengatakan bahwa karakter manusia itu seperti aliran air, bisa ke kanan dan ke kiri tidak menentu. Cinta juga akan sama seperti air mengalir bisa kemana saja, maka karakter manusia itu tidak bisa dibedakan “baik dan jahat”. 

Mensisus mengatakan memang aliran air bisa  ke kanan dan ke kiri, tapi apakah tidak bisa ke atas dan kebawah? Semua aliran air akan ke bawah, tidak ada yang mengalir ke atas, demikian juga karakter manusia juga akan demikian. Semua karakter manusia itu akan menuju ke arah yang lebih baik, tidak menuju ke arah yang lebih jahat. Maka Mensius mengatakan bahwa Manusia tidak mungkin tidak memiliki nurani baik, air akan selalu mengalir kebawah, dan menusia akan coba menuju keatas, tapi air akan selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah, ini adalah hukum alam. 
(人无有不善   水无有不下   人往高处走   水往低处流  这才是规律Ren wu you bu shan, shui wu you bu xia, ren wang gao chu zou, shui wang di chu liu, ze zai shi gui lv).

Namun akan timbul pertanyaan, jika memang karakter manusia itu semua akan menuju yang lebih baik, kenapa masih ada yang jahat?  Mensisus mengatakan karena situasi dan kondisi yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Ini seperti juga air akan selalu mengalir ke bawah, tetapi apakah tidak ada air yang naik keatas gunung? Jelas ada. Kita bisa mengarahkan air keatas gunung, dengan membendung aliran air, maka air akan meluap keatas. Maka karakter manusia memang akan menuju kearah yang lebih baik, tapi jika dikondisikan dan dipaksa untuk berbuat jahat, maka dia akan bisa berbuat jahat. Tapi jika dilihat dari sudut nuraninya dia sebenarnya memiliki karakter baik.
Maka Mensius mengatakan bahwa ‘Karakter manusia yang menuju kearah kebaikan, akan seperti aliran air, bisa menjadi baik. 
(人性之善也   犹水之就下也   可以为善   乃所谓善矣《孟子 告子》Ren xing zhi shan ye, you shui zhi jiu xia ye, ke yi wei shan).

Dan pandangan ini oleh cendikiawan dari dulu sudah dikatakan : “Dasar karakter manusia asalnya adalah baik. (人性本善ren xing ben shan)”. Semua cendikiawan menaksirkan pandangan Mensius ini sebagai hal yang demikian. Tapi ada sebagian cendikiawan yang tidak setuju dengan penaksiran demikian, seharusnya pandangan Mensius adalah “Dasar karakter manusia cendrung menuju ke arah baik (人性向善ren xing xiang shan)”. Maka dikatakan bahwa manusia lebih memungkinkan karakternya akan menuju ke arah yang baik. Bisa menjadi baik.

Mensius mengatakan manusia itu memiliki empat macam karakter bawaan lahir :
-   Nurani welas asih yang terpendam (侧隐之心ze yin zhi xin)
-   Nurani merasa malu dan jahat (羞恶之心xiu e zhi xin)
-   Nurani hormat menghormati orang (恭敬之心gong jing zhi xin)
-   Nurani untuk  menilai benar dan salah (是非之心shi fei zhi xin)

Nurani terpendam untuk rasa kasihan, nurani rasa malu dan jahat, nurani rasa untuk hormat menghormati, nurani untuk menilai salah dan benar adalah milik semua manusia. (侧隐之心   人皆有之   羞恶之心   人皆有之   恭敬之心   人皆有之   是非之心   人皆有之《孟子 告子》ze yin zhi xin, ren jie you zhi, xiu e zhi xin, ren jie zhi you, gong jing zhi xin, ren jie zhi you, shi fei zhi xin, ren jie zhi you).

Nurani terpendam untuk rasa kasihan adalah rasa cinta benevolence, nurani merasa malu dan jahat adalah rasa kebenaran, nurani hormat menghormati orang adalah tatakrama, nurani menilai benar dan salah adalah akal sehat.
(侧隐之心   仁也   羞恶之心   义也   恭敬之心   礼也   是非之心   智也《孟子 告子》ze yin zhi xin, ren ye, xiu e zhi xin, yi ye, gong jing zhi xin, li ye, shi fei zhi xin, zhi ye).

Setiap orang pasti memiliki rasa yang demikian, ini adalah karakter sosial manusia. Asalkan dia adalah manusia sosial pasti memiliki rasa dan sifat yang demikian. Inilah instink sosial manusia.
Maka ‘Cinta, kebenaran, tatakrama, dan akal sehat’  (仁义礼智 ren yi li zhi) setiap orang pasti memilikinya, bukannya karena “di-isi” dari luar, masalahnya sering kali kita tidak menyadari dan memperhatikannya. 

Mensius mengatakan kita tidak pernah memikirkan dan menyadarinya hal ini (夫思而已fu si er yi). Saat tidak disadari nurani kebaikan ini bisa sekonyong-konyong ter-ekpresikan. Misalnya pada saat adanya bencana alam, maka banyak orang akan tergerak rasa iba, sempati dan kedermawanannya, tidak tegah melihat banyak orang menderita akibat bencana alam. Inilah yang dimaksud dengan Nurani terpendam rasa welas asih/kasihan (侧隐之心ze yin zhi xin).

Ini telah menjelaskan tentang dasar dari cinta, kebenaran, tatakrama dan budi/kebajikan, moralitas (仁义道德ren yi dao de) yang merupakan dasar  dari nurani atau karakter dasar manusia. Sebab Budi Pekerti dan kebajikan tanpa dasar karakter dasar manusia adalah hal yang tidak mungkin akan bisa ada.

Tapi mengapa manusia bisa  memiliki “Nurani terpendam untuk rasa kasihan, nurani rasa malu dan jahat, nurani rasa untuk hormat menghormati, nurani untuk menilai salah dan benar ? Karena tanpa karakter ini berarti bukanlah manusia. Lalu nurani atau karakter ini datangnya dari mana? Jika tidak percaya akan adanya sifat alami ini,  kemudian datang dari mana? (侧隐之心  羞恶之心  恭敬之心  是非之心ze yin zhi xin, xiu e zhi xin, gong jing zhi xin,  shi fei zhi xin) 

Kekurangan-kekurangan dan loophole ini hanya dijawab oleh Xunzi kala itu. Xunzi mengatakan bahwa “Manusia dasarnya bersifat jahat” (人心本恶ren xin ben e), dalam konteks ini dia membagi sifat manusia menjadi dua bagian .

Bagian pertama dinamakan Xing () atau watak sejati, bagian yang lain dinamakan Kepalsuan (Wei atau pseudo). Menurut Xunzi, watak sejati Xing () adalah sifat asal manusia dari lahir, sifat ini adalah alami. Jika manusia menjadi binatang maka akan memiliki sifat ini. 

Kepalsuan (Wei atau pseudo) adalah sifat buatan manusia sebagai akibat bersosial, manusia sebagai manusia sosial barulah akan memiliki sifat ini.  Xunzi mengatakan: “Sifat bawaan lahir manusia juga dimiliki binatang, sifat ini almiahnya adalah jahat. Mengapa manusia itu bisa memiliki sifat baik? Karena telah terjadi perubahan setelah lahir, yaitu Kepalsuan (Wei). 
(人之性恶   其善者伪也 《荀子  性恶》ren zhi xing e, qi shan zhe wei ye).

Inilah yang dinamakan perbedaan antara Sifat Alami dan Sifat akibat sosialisasi manusia ( 性伪之别xing wei zhi bie ). Ini menurut Xunzi harus membagi sifat manusia menjadi dua bagian tersebut. Perkataan Xunzi ini dapat menimbulkan kesalah pahaman, sehingga banyak orang mengatakan bahwa Xunzi berpandangan bahwa “Dasar manusia sifatnya jahat” (人性本恶ren xing ben e) . Ini sebenarnya salah. Karena tidak mempertimbangkan pandangan Xunzi bahwa sifat manusia itu harus dibagi menjadi dua bagian yaitu Xing () dan Wei (), yaitu Sifat bawaan lahir dan Sifat sebagai akibat manusia bersosial.

Watak sejati (Xing) itu hanya salah satu bagian dari sifat-sifat manusia, maka cendikiawan mengajurkan untuk memahami ini perlu membaca buku Xunzi “ 王制wang zhi”. Dimana dia membagi benda dan mahluk dalam dunia menjadi empat tingkatan :

Pembagian tingkatan benda dan mahluk menurut Xunzi :
·         Manusia --- Memiliki jiwa , kehidupan, perasaan, dan rasa kebenaran.
·         Hewan/binatang --- Memiliki perasaan tanpa memiliki rasa kebenaran.
·         Pohon dan rumput --- Memiliki kehidupan tanpa memiliki perasaan.
·         Air dan Api --- Memiliki jiwa tapi tidak memiliki kehidupan
     (荀子划分世界存在物的等级 xun zi hua fen shi jie cun zai wu de deng ji
·         ren- 有气  有生  有知  有义 you qi, you sheng, you zhi, you yi
·         禽兽jin shuo- 有知而无义you zhi er wu yi
·         草木zhao mu- 有生而无知you sheng er wu zhi
·         水火shui huo – 有气而无生you qi er wu sheng)

Tingkat yang paling rendah adalah Api & Air, yang lebih tinggi darinya adalah Pohon & Rumput, yang lebih tinggi lagi Binatang dan Hewan, yang paling tinggi adalah Manusia. Hanya manusia yang memiliki fisik, perasaan, memiliki rasa sopan santun dan tatakrama, dan rasa kebenaran/keadilan, maka manusia menjadi mahluk yang teringgi tingkatannya dan terhormat.

Terhormatnya teletak dimana? Yaitu terletak pada ‘Tata Krama dan Budi/Kebajikan’ (道德dao de), dari sini bisa dilihat dengan jelas bahwa jika ‘Tata Krama & Budi/Kebajikan’ itu bukan sifat bawaan manusia, maka itu bukan manusia namanya. Bagaimana mungkin bisa menilai pandangan Xunzi adalah ‘dasar sifat manusia adalah jahat’? karena yang ditekankan oleh Xunzi adalah ‘Tata Krama dan Budi/Kebajikan’ .

Ada lagi kata-kata Xunzi yang dengan jelas mengatakan bahwa orang adalah untuk orang (人可以为人ren ke yi wei ren), perbedaan manusia dengan binatang dan hewan tidak hanya melulu karena manusia berkaki tegak, dan badannya tidak berbulu? Jelas tidak. Tapi terletak pada ‘Tata Krama dan Budi/Kebajikan’ (道德dao de) ( 非特以其二足  而无毛也《荀子非相》fei te yi qi er zu, er wu mao ye).

Memang logika Xunzi ini sangat membanggakan, beliau merupakan Pemikir kala itu yang paling memiliki pandangan ilmiah. Padangan beliau ini merupakan orang pertama di Tiongkok yang membedakan ilmu zoologi dan biologi manusia serta ilmu sosial manusia.

Perbedaan Binatang dan Manusia secara ilmu biologi adalah berdiri tegak dan tidak berbulu (二足无毛er zu wu mao). Tapi dalam ilmu sosial perbedaannya adalah memiliki Perasaan dan Keadilan atau Kebenaran. Jadi tidak ada alasan bahwa menuduh pandangan beliau adalah ‘sifat dasar manusia adalah jahat’( 人心本恶ren xin ben e).

Maka pandangan dia lebih cocok dikatakan ‘Manusia ada memiliki dasar sifat jahat’ (人性有恶ren xing you e), karena sifat manusia terdiri dari dua bagian, yang cendrung kearah sosial adalah baik yang disebut Wei (), sedang sisi yang merupakan bawaan lahir itulah yang ada bersifat jahat. Yi Zhong Tian mengkatakan penilaian ini lebih tepat menilai pandangan Xunzi.

Kemudian maksud dan tujuan Xunzi berpandangan demikian itu apa? Maksud dan tujuannya adalah untuk memberi dasar alasan kepada ‘Sistim Tata krama dan sopan santun (礼乐li yue)’. Seperti diketahui bahwa inti ajaran Konfusianisme adalah ‘Cinta Benevolence, Kebenaran/Keadilan, Sistem Tatakrama dan Sopan Santun’(仁义礼乐ren yi li yue).

Kong Hu Cu membahas dan membicarakan hal ini semua. Sedang Mensius dan Xunzi hanya membahas dan membicarakan hanya setengahnya. Mesius lebih banyak menekankan akan ‘Cinta Benevolence dan Kebenaran/Keadilan’ (仁义ren yi), sedang Xunzi lebih menekankan ‘Sistim Tatakrama dan Kesopanan’ (礼乐li yue). Mensius demi mencari basis untuk dasar ‘Cinta Benevolence dan Kebenaran/keadilan’ (仁义ren yi), maka dia mengusulkan dan berpandangan bahwa ‘ Sifat manusia itu menuju kearah kebaikan’ ( 人性向善 ren xing xiang shan) .  Sedang Xunzi demi mencari basis untuk dasar ‘Sistim Tatakrama dan Kesopanan’ (礼乐li yue), maka dia harus menekankan bahwa ‘Manusia ada memiliki dasar sifat jahat’(人性有恶ren xing you e).     

Kemudian akan timbul pertanyaan mengapa dengan adanya  ‘Manusia ada memiliki dasar sifat jahat’ (人性有恶ren xing you e) lalu dibutuhkan ‘Sistim Tatakrama dan Kesopanan’ (礼乐li yue)?

Xunzi memberi alasan sebagai berikut : Orang itu kenapa butuh ‘Sistim Tatakrama dan Kesopanan’ (礼乐li yue), mengapa perlu memiliki ‘Tata Krama dan Budi’ (道德dao de)? Karena sifat bawaan orang secara kodrati sebagai mahluk itu adalah jahat. Jika tidak dengan sistim sosial mengubahnya, manusia itu bisa menjadi binatang. 
(人之欲为善者  为性恶也《荀子  性恶》ren zhi yu wei shan zhe, wei xing e ye).      

Kemudian timbul lagi pertanyaan, jika manusia itu menjadi binatang lalu bagaimana? Xunzi mengatakan jika manusia menjadi binatang, maka tidak akan bisa hidup. Karena daya tahan hidup manusia itu lebih rendah dari binatang, tenaga manusia tidak sebesar sapi, kemampuan jalannya tidak sama dengan kuda, ketajaman mata manusia tidak sejauh burung elang, kita tidak bisa terbang seperti burung, tidak bisa hidup dalam air seperti ikan. Sebagai Manusia satu-satunya jalan untuk bisa bertahan hidup karena hidup berkelompok secara sosial. Dikatakan orang hanya bisa hidup berkelompok (人能群ren neng qun).

Lalu manusia mengandalkan apa untuk bermasyarakat dan bersosial?
Pertama mengandalkan ‘Pembagian’ yaitu pembagian tugas yang disebut ‘Tata Tertib’.
Kedua mengandalkan ‘Kebenaran/Keadilan’ (yi) yaitu ‘Tatakrama dan Budi’(道德dao de).
Ketiga mengandalkan ‘Tatakrama dan Kesopanan’ () yaitu implementasi untuk melaksanakan dan mempertahankan ‘Tata Tertib’.
Keempat adalah Hiburan (yue), karena jika semua sudah tertib dan bertatakrama sudah bisa jalan  dengan baik, maka orang perlu ada hiburan untuk bersenang-senang.

Sistim Kesopanan dan hiburan mendukung manusia untuk membentuk kelompok sosial. Ini semua dinamakan Wei (). Tanpa ada perubahan dan pengekangan sosial demikian sifat manusia tidak mungkin akan berubah menjadi baik. Maka satu-satunya harus ada “Sistim kesopanan dan tatakrama’ (礼乐li yue) (而无伪则信不能自美er wu wei ze xin bu neng zi mei). Karena sifat kodrati manusia itu ada cendrung jahat, maka manusia tidak bisa merubah diri sendiri menjadi baik, yang bisa merubah hanya “Nabi”(圣人sheng ren) atau Guru Pendidik.

Sebaliknya dikatakan bahwa  sesudah diadakan perubahan setelah lahir, maka ada tatakrama, ada sistim sopan santun, hiburan, cinta benevolence, keadilan dan kebenaran, dan ini semua dapat mengubah seseorang yang dasarnya tidak baik seperti binatang, untuk dijadikan seorang yang terhormat dan menjadi orang yang dihargai sedunia. 

Jadi benda yang paling berharga didunia yaitu ‘Manusia’, sehingga dikatakan bahwa sosialisasi dapat ‘Mengubah manusia biasa menjadi orang terhormat dan orang berharga’(涂之人可以为禹tu zhi ren ke yi wei yu. Maksudnya ambil saja sembarang orang dijalanan, jika bisa dididik untuk melaksanakan sopan santun, tatakrama dan dibina budi pekertinya, maka dia akan menjadi orang terhormat dan berharga. (sehingga menjadi seperti Dayu 大禹= raja bijak sebelum tahun 2070 SM ). Ini sama dengan pandangan Mensius “orang biasa juga bisa menjadi orang bijak dan baik” (人皆可为尧舜ren jie ke wei yao shu = orang biasa juga bisa jadi “Yao Shun” = Raja bijak pada zaman sebelum tahun 2000 SM).

Inilah pandangan umum kejiwaan dari Xunzi, kemudian kita akan bertanya apa kiranya hubungannya dengan Hanfei? Bagaimana Hanfei mengubah pemikiran dan pandangan Xunzi ini menjadi Pemikiran dan Pandang dia sebagai Legslisme?

Marilah kita bahas dalam tulisan berikutnya.......

( Bersambung ........ )

** (礼乐 = 人性,人情,人心 li yue = ren xing, ren qing, ren xin


Daftar  Perpustakaan
-       先秦诸子百家争鸣易中天 CCTV
-       经典阅读文库 ---- 论语       李薇/主编
-       经典阅读文库 ---- 道德经       李薇/主编
-       中国古典名著精品 ---- 菜根谭      洪应明  
-       Internet : http://friesian.com/confuci.htm  : Confucius
-       孔子  -----   維基百科,自由的百科全書 Internet
-       网址:http://www.popyard.org
-       中国人生叢书    -----   墨子的人生哲学        杨帆/主编    陈伟/
-       Internet : http://baike.baidu.com
-       The Sayings of Mensius / 英译孟子      史俊赵校编
-       南华经    庄子   周苏平    高彦平   注译    安徽人民出版社
-       庄子   逍遥的自由人     林川耀 译编  出版者 :常春树书坊
-       http://www.sxgov.cn/bwzt/wmsxx2/lf/447465_1.shtml   春秋五霸之---晋文公
-       “When China Rules The World -  The rise of middle kingdom and the end of the western world”  by Martin Jacques ALLEN LANE an imprint of Penguin Book, First Published 2009


No comments:

Post a Comment